Tiga minggu sudah berlalu aktivitas belajar mengajar di Fakultas Peternakan. Tempat Tamira dan kawan-kawan menimba ilmu. Alasan Tamira memilih jurusan Peternakan itu simple hanya karena ia menyukai telur maka ia pilih Peternakan karena niatnya ia ingin menjadi pemasok telur untuk daerahnya. Ya semoga saja itu terjadi Aamiin Allahuma Aamiin.
Kini sudah menunjukan pukul 9 pagi namun dosen yang di tunggu tak kunjung datang. Tamira dan teman-teman duduk dibelakang sebab mereka terlambat. Datang diakhir kondisi kelas sudah penuh hanya 3 baris kedepan yang masih kosong. Dan Tamira malas sekali duduk didepan sana ia memilih mengambil kursi didepan dan duduk dibelakang. Mata kuliah hari ini Teknik Labor Tamira tak ingin duduk didepan memperhatikan Proyektor dan mendengarkan bicara dosen yang seperti nyanyian pengantar tidur. Membosankan !
Mata kuliah ini menurut Tamira salah set, harusnya Mata kuliah ini ada di semester 1 atau 2 sebab ia sudah memasuki laboratorium dan mempelajari alat-alat laboratorium melalui pratikum jadi untuk apalagi belajar teknik labor. Males banget.
Tak lama menunggu akhirnya dosen datang Tamira duduk sendiri dibelakang samping kanannya kosong sebab teman-temannya duduk tepat didepannya. Kebetulan juga hari ini Tamira sedang tak enak badan. Duduk dibelakang oke banget ini sebagai pilihan. Dosen mulai berkicau dan Tamira mulai menaruh kepalanya keatas meja mencari tempat nyaman dan mulai memejamkan mata. Tidak tidur sih,hanya mengistirahatkan mata saja. Terasa seperti ada kursi yang bergerak refleks Tamira membuka mata. Hatinya terkejut ada laki-laki tampan yang begitu bercahaya duduk disampingnya. Err tidak samping banget sih mereka dibatasi oleh satu bangku lagi. Yang jelas mereka satu baris hanya berdua.
Tamira segera mengedipkan mata dan mengucap istigfar, yang dipandang cuek saja fokus dengan Smartphone nya. Tamira masih bergulat dengan pikirannya mencari tau ini siapa? Anak pindahan kelas lain? Atau senior? Sejak kapan angkatan ku menciptakan makhluk se bening itu?. Pikir Tamira dalam tunduk nya. Tamira menggelengkan kepala pusing menebaknya. Terserahlah! Kenapa di sampe dibawa ribet sendiri sih? Siapa dia memangnya.
"Pinjem pena!" Seperti ada suara yang mengarah ke telinganya. Mau tidak mau Tamira menoleh tapi tidak kontak mata dengan sipemilik suara. Tamira tetap dingin dan menyerahkan pena nya. Tak lama orang itu mengembalikan penanya.
"Pinjem pena juga dong!" itu suara dari teman yang duduk dibelakangnya. Tamira berbalik kebelakang, teman laki-laki nya hanya bawa tas dan buku tidak pakek pena. Yang penting smartphone di bawa selalu untuk main game bersama teman. Lah bodo amat ah! Urusan mereka.
Tamira mengisi absen kelasnya dengan menandatangani tepat di kolom samping namanya. Kemudian Tamira mengarahkan kepalanya ke samping kanan dan sibuk sendiri dengan smartphone nya.
"Wkwkw gak pas oi. Agak kesini" Bisik kasak kusuk temannya membuat Tamira mau tidak mau mencari sumber suara. Matanya membulat tatkala ia melihat temannya yang bening itu sedang tertidur sambil duduk tegap. Ternyata teman-temanya sedang memfoto si tampan yang sedang nyenyak tertidur.
MasyaAllah..... Tidur aja gantengnya bukan main....
Aduh... Ya Allah dia ini bikin dosa saja. Membuatku jadi memikirnya selalu.
Siapakah nama nya? Kenapa baru terlihat?. Atau aku saja yang terlalu cuek sehingga tidak menyadari kehadirannya?.
Jam kuliah selesai Tamira dan teman-teman merapikan bukunya masing-masing dan beranjak dari tempat duduknya.
"Tami!" Panggil Zahra.
"Iya""Itu bukannya yang gondrong kemaren" Ucap Zahra mendekati Tamira.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAK KU SANGKA
Spiritualcerita ini tentang cinta. Cinta kepada yang mahakuasa dan cinta kepada yang diciptakannya. Ketika hati ini mulai merasakan cinta namun aku hanya bisa mengadu kepada sang penguasa dan berharap kepadanya. Seribu orang mengejar mu aku tak akan ikut men...