"Maafkan aku, aku tak sengaja menyentuhmu. Dan semoga akulah yang akan menyentuhmu selamanya."
"Tamira." Panggil Kiki. Lelaki itu tersenyum malu ia sedikit takut ketika menyapa Tamira.
Tamira membalikkan tubuhnya dan memperhatikan Kiki tanpa melakukan kontak mata. Terlihat Kiki berdiri gelisah kedua kakinya tak henti berpindah posisi.
"Kenapa,Ki?" Tanya Tamira biasa.
"Engghh udah ngerjain tugas dari Pak Eko?" Tanya Kiki. Tamira menatapnya sekilas kemudian menggeleng.
"Masih lama kan ya? Lagi males ngerjainnya hehe" Jawab Tamira dengan ringisan malu. Malu karena ia mengaku malas.
"Hehe samalah Tami. Gua juga males ruwet sih." Keluh Kiki. Ia mulai santai dengan tanggapan Tamira yang terbuka dan tidak terlalu jutek.
"Tenang ajalah, Ki. Nanti juga dapat bocoran dari Audia. Dia kan baik." Ucap Tamira dengan tersenyum aneh. Kiki yang melihatnya merasa berbeda seperti ada maksud lain.
"Ihh langsung salting ya, lo."ledek Tamira. Ia menunjuk lucu kearah wajah Kiki yang jauh tinggi di atasnya.
"Engg... Maksudnya." Tanya Kiki lagi.
"Udah ah bukan rahasia umum lagi kalau Audia nyimpen hati buat lo. Ih sok gak peka. Cuman mao kasih tau kata rasulullah jangan beri harapan kepada wanita yang tidak ingin kau nikahi. Soo jaga hati dan jaga dirimu" Ucap Tamira dengan tenang dan tersenyum kepada Kiki, itu pun Kiki hanya dapat melihat mata Tamira saja yang membentuk bulan sabit.
"Eh apaan. Nggak hee!! bohong itu." Kiki menolak keras.
"Ahh masak?" Tamira masih menunjuk wajah Kiki jarak mereka memang tidak terlalu dekat tapi jari Tamira seakan ingin menusuk matanya dengan gerakan-gerakan berputar.
Kiki merasa geli melihat tingkah Tamira yang lucu dimatanya. Ketika ia ingin menangkap jari Tamira yang seakan-akan semakin mendekat dan.
HAP
"ADOHHH"
"Eh" Tamira membalikkan tubuhnya ia melihat ke sumber suara. Dan Kiki hanya menangkap angin kosong karena Tamira sudah menarik jarinya dan fokus kepada seseorang yang terjatuh dibelakangnya.
Sialan!! Ganggu suasana banget ini dua tikus got. Gerutu Kiki.
"Buahahaha Ma...ul....maul. Jalan pakek mata dong. Sini gue bantu duh kasian!."
Tamira ingin tertawa melihat Maulana yang jatuh nyungsep tak jauh dibelakang nya juga ekspresi Diky saat ia mengomeli Maulana.
"Baca Bismillahirahmanirrahim makanya Maulana kalau lagi mau jalan terus jalan liatnya kebawah jangan keatas." Saran Tamira kemudian ia berlalu meninggalkan ketiga temannya. Ia sengaja cepat berlalu dari sana. Ia takut tak bisa mengendalikan perasaannya kalau si bening berada didekatnya.
Jauh saja masih teringat-ingat sampai terindu-rindu apalagi kalau dekat. Bisa-bisa khilaf nanti, dan itu gawat sebab itu sesuatu yang fatal. Lumrah bukan? Namanya lagi jatuh cinta hanya melihat barang yang dia pakai saja sudah membuat kita mengingatnya dan terbayang-bayang akan dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAK KU SANGKA
Espiritualcerita ini tentang cinta. Cinta kepada yang mahakuasa dan cinta kepada yang diciptakannya. Ketika hati ini mulai merasakan cinta namun aku hanya bisa mengadu kepada sang penguasa dan berharap kepadanya. Seribu orang mengejar mu aku tak akan ikut men...