Prolog

354 18 10
                                    

Suara gaduh dari luar kelas membuat lelaki berperawakan tinggi tersebut semakin gugup, keringat dingin mengucur dari pelipisnya, matanya nampak was-was melihat gadis yang kini berada di hadapannya.

Belum ada yang memecah keheningan sejak 17 menit yang lalu, Dalam kelas bernuansa Green tersebut hanya ada mereka berdua, semua murid lain memang sengaja keluar untuk memuluskan rencana lelaki berperawakan tinggi tersebut.

"Emmm...lo mau ngomong apa, yan?" tanya gadis berbibir tebal itu memecah keheningan. Wajah manisnya tampak menyiratkan kegelisahan.

Bukannya menjawab royan malah menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, ia masih memilih kata-kata yang pas untuk ia utarakan.
"Anu..Gue..engh..gue..anu..itu..engh" kata royan, masih pada posisi menggaruk tengkuknya.

Gadis bernama lengkap Putri nurul humairah itu menaikan sebelah alisnya, bingung. "Anu lo kenapa?" tanyanya berlagak polos.

"Eh! Bukan anu gue, maksudnya.." kata royan gantung

"Maksudnya?" tanya putri penasaran.

"Gue udah lama suka sama lo, terserah kalo lo suka atau enggak sama gue , intinya gue mau tanya sama lo, Lo mau nggak jadi pacar gue?" kata royan dalam sekali tarikan nafas, ia menghebuskan nafas lega, kini ia hanya tinggal menunggu jawaban dari gadis dihadapannya.

Tubuh putri menegang setelah ucapan royan selesai, pipinya menampakan semburat merah, ia ditembak secara langsung oleh lelaki yang sering mengganggu ketenangannya di kelas, sungguh di luar dugaannya. Di tembak secara langsung guys!!! Ini adalah pengalaman pertama sejak 16 tahun ia hidup di muka bumi.

Pipi lo merah, udah kayak nama lo, humairah. Batin royan tersenyum. Ia masih setia menunggu jawaban dari pertanyaannya, seperti ada bola lampu yang bersinar di dekat kepalanya, Royan pun mengungkapkan ide yang baru saja lewat di otaknya.

"Kalo lo terima gue sebagai pacar lo, lo bisa ambil coklat ini dari tangan gue" kata royan sambil menunjukan coklat batangan yang baru dia ambil dari saku celananya.

"Tapi, kalo lo nolak, lo bisa keluar dari kelas tanpa harus ambil coklat ini tanpa harus ngomong sepatah kata pun sama gue" lanjutnya lagi.

Putri mengangkat wajahnya melihat tepat di manik mata coklat Royan, ia bisa tahu royan gelisah, sama sepertinya.

Royan yang di tatap seintens itu hanya mampu tersenyum kaku.

Putri memegang kenop pintu di sampingnya, posisinya dan royan yang tepat di samping pintu kelas memudahkannya memegang kenop tersebut sambil melihat royan yang ada di hadapannya.

Royan melihat tangan putri yang terulur memegang kenop pintu hanya dapat tersenyum kecut. Gue di tolak, batinnya pesimis.

Putri memutar kenop pintu itu, masih dengan mata yang menatap lekat royan, ia melihat senyum kecut dari bibir royan, senyum tersebut dapat mengundang senyum lain dari wajah putri, senyum yang sulit untuk di artikan.

Semenit kemudian putri telah berlari keluar kelas, seketika ia mendapat pertanyaan dari teman-temannya yang hanya di tanggapinya dengan senyum merekah.

Royan yang masih berada di dalam kelas, mematung dengan kejadian barusan, sedetik kemudian wajahnya menampkan senyum sumringah.

Namun ia keluar dari kelas dengan wajah lesu dan menyiratkan kekecewaan.

Melihat perbedaan wajah putri dan royan membuat teman sekelas mereka berdua terdiam.

"Kalian berdua jadian apa enggak sih?"

"Lo ditolak, yan?"

"Put, lo nolak royan?"

"Sabar bro, mati satu tumbuh sekandang"  kata imam sambil menepuk bahu Royan, simpatik.

"Seribu bukan sekandang, yang sekandang itu mah elo" kata teman sekelasnya tak terima, disambut tawa dari teman-teman sekelasnya termasuk Royan dan putri.

Royan menggeleng-gelengkan kepala" gue nggak di tolak kok, buktinya coklat gue udah ada di tangan pacar gue sekarang" kata Royan sambil melihat putri

Seperti terkena sihir seluruh mata yang ada di sana, langsung memandang ke arah tangan putri.

Putri dengan sigap menyembunyikan makanan batangan itu di balik punggungnya, lalu ia nyengir ke arah teman-temannya.

Kata pacar  yang keluar dari bibir Royan membuat perutnya merasakan gelitikan aneh yang menjalar ke arah dadanya. Mata coklat mudanya nampak berbinar-binar.

"Gila!!! Gue kira lo di tolak bro" ucap imam

"Yah...padahal tadi gue udah seneng banget pas mereka bilang lo nolak nih sapi seekor" kata niar sambil menunjuk royan dengan dagunya. Posisinya yang bersedekap membuatnya terlihat songong.

"Bener, padahal gue udah seneng tadi" timbrung seorang lagi yang tidak lain adalah aini. Mata aini memicing mengamati Royan.

Royan hanya memeletkan lidahnya mengejek.

Putri yang mendengar hal itu hanya menggeleng-gelengkan kepala sembari tersenyum. Ia tahu dua sahabatnya ini memang musuh bebuyutan Royan sejak mereka sekelas.

"Cie...cie..jadian" ganggu dua siswi yang lain

Sedangkan tiara hanya sibuk dengan pandangan menuju ke arah kelas sebelah, mencari sosok lelakinya. Ia hanya tersenyum mendengar bahwa Royan diterima oleh putri tanpa berkomentar sedikitpun

"Ehh udah udah, ibu Nur HD udah dateng tuh" kata gadis lain yang baru saja kembali dari toilet. "Jangan lupa Pj, ri" ucap gadis yang tadi

Di tengan kerumunan teman-temannya Putri dan royan saling bertatapan sambil tersenyum malu-malu. Royan tidak menyangka cewek yang ia taksir sejak awal mereka sekelas kini telah resmi menjadi kekasihnya.

sedangkan putri yang melihat senyum Royan, dadanya seperti berbunga-bunga, pengalamam pertamanya di tembak secara langsung itu membuat semburat merah tak lepas dari pipinya. Blushing, itu sebutannya di kalangan remaja.

💌💌💌

Prolog selesai guys, kalo ada typo komen aja😂

I love you lonye ku💋, jangan lupa voting

MANTAN GILA!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang