08

27 0 0
                                    

"Lo kenapa jadi cengeng gini sih?"Tanya putri lembut

Niar sesenggukan dalam pelukan putri

"Lagi ada masalah di rumah?" Hanya prediksi itu Yang cocok dengan keadaan niar, pasalnya perempuan itu nggak punya pacar.

Putri menatap royan, ada gurat penyesalan di wajah mantan kekasihnya itu.
Pandangan keduanya bertemu tapi dengan cepat putri mengalihkan perhatian ke tempat lain, royan makin gusar di buatnya.

"Lo gapapa kan?" Tiara menatap niar penuh perhatian, bagai menatap adiknya Yang sedang terluka

Niar menganggukan kepalanya, ia bercerita bahwa sedang ada masalah di rumahnya jadi gadis itu lebih sensitif hari ini.

Ketiga sahabatnya menganggukan kepala setelah mendengar cerita niar.

Tiba-tiba Aini buka suara "put, maafin kita ya"

"Iya, maafin kita ya, mungkin kita nggak seharusnya berusaha nembus batasan Yang Lo buat" sambar niar

"Gue nggak mau minta maaf! Eh Pakistan! Lo Yang harus minta maaf ke gue! Dengan seenak jidat Lo, Lo ngejauhin kita bertiga! Huh" tiara bersedekap, mengangkat dagu tinggi-tinggi.

Putri, Aini Dan Niar menatap tiara terkejut, kemudian perkataan tiara dihadiahi tawa oleh ketiganya.
Putri memeluk sahabatnya di tengah derasnya hujan Yang turun.

"Maafin gue juga, dengan egois gue malah ngejauhin kalian, gue nyesel"kata gadis berkulit putih itu sungguh-sungguh.

Seisi kelas ikut senang melihat kejadian tersebut, biar bagaimanapun mereka sekelas adalah satu kesatuan Yang diikat tanpa benang, rasa kekeluargaan membuat mereka saling mengerti satu sama lain.
Begitu pun dengan royan, walau ada bagian hatinya Yang teriiris, lelaki berhidung mancung tersebut ikut senang melihat gadisnya senang. Ralat, mantan gadisnya.

Banyak Yang free class karena hujan siang ini, para guru-guru enggan berperang dengan hujan, karna hujan Yang turun hari ini adalah hujan pertama, konon katanya hujan ini bisa menimbulkan sakit.

Putri menatap keluar jendela, gadis itu selalu suka aroma Yang menguar dari tanah basah Yang disirami hujan, mata coklat mudanya tertutup dengan lembut, senyum tersungging dari bibir pinknya, perutnya bagai digelitiki kupu², hatinya terasa lebih tenang sekarang, seolah beban hidupnya ikut jatuh bersama bulir bening Yang menyirami bumi siang ini.

"Terimakasih ya Allah, tidak ada satu nikmat pun Yang berhak aku dustakan" batinnya berbisik.

Jika kalian mengira ini rencana Aini, tiara dan niar agar bisa berbaikan dengan putri berarti kalian salah, karena ini terjadi di luar rencana mereka bertiga. Niatnya mereka akan meminta maaf pada putri saat pulang sekolah, tapi kejadian ini membuat putri yang datang pada mereka.

🌹🌹🌹

"Putri"

Merasa di panggil, putri berbalik ke belakang. Putri menghelas nafasnya malas.
"Kenapa? "Ujarnya kemudian

"Aku mau minta maaf" kata lelaki itu pelan

Putri menaikan sebelah alisnya, bibir ranumnya mengeluarkan decakan Yang terdengar sarat akan kebencian. "Atas dasar apa?" Ungkapnya

"Niar"

"Minta maaf ke orangnya bukan ke gue" putri hendak berbalik namun royan mencekal pergelangan tangannya.
"Apa lagi?" Gadis 17 tahun itu terlihat tak sabaran.

"Lo kenapa jadi gini sih?" Wajah royan terlihat kesal, putri membuatnya hampir gila beberapa hari ini karena tingkah gadis ini Yang makin hari makin menjadi jadi.

"Lepas" lirik putri pada pergelangan tangannya.

"Jawab dulu! Lo kenapa kayak gini?"

"Harus gue jawab? Hm? Masih kurang jelas ya kemarin?"Jawab putri kelewat santai

"Jangan terima kalau emang gak suka" royan menghempaskan tangan putri dengan kasar.

Gadis bermata coklat muda itu terkejut. "Ck, kasar!" Batinnya.

"Lebih baik lo nolak put, dari pada lo perlakukan gue sesuka hati lo kayak gini! Kalau punya hati tolong di pake! Jangan di jadiin pajangan! Kalau punya akal tolong di pake biar gak berkarat sampe nggak mikirin perasaan orang! Goblok tau nggak?!" Lanjut royan sambil berlalu meninggalkan putri

"Brengseknya kelihatan deh hari ini, mulutnya emang pedis ngalahin cabe rawit" putri terkekeh, beberapa detik kemudian ia tersadar, sekarang dirinya sedang dijadikan bahan tontonan.

Gadis bermata coklat muda tersebut mengambil langkah seribu untuk mengejar sahabat-sahabatnya yang telah jauh.

Putri langsung mendapat pertanyaan setelah ia tepat di samping aini

"Dari mana lo?" tanya tiara tanpa menatap putri, gadis itu sibuk melahap nasi miliknya. Mereka berempat sedang berada di kantin saat ini.

"Ada urusan bentar" jawab putri menarik kusri di samping aini kemudian meletakan pantatnya disana.

"Sejak kapan ada urusan yang lebih penting dari makan?" niar meminum air miliknya

"Itu sih semboyan lo bukan kita" Aini memeletkan lidahnya pada niar.

Niar mengendikan bahu acuh.

"Tumben lo gabung sama kita? Biasanya jam segini lagi bertengger di jendela"cibir niar pada tiara

"Berantem ya?"kini putri yang bertanya pada tiara

"Kalau udah tau ngapain nanya? Basi" celoteh tiara

"Berasa lihat kurama pas lihat mba ara judes" niar mencibir tiara

"Siapa kurama?"tanya tiara

"RHS, rahasia" jawab niar "untung ya gue jomblo jadi nggak ribet sama makhluk astral yang namanya pacar" sambung niar sambil mengunyah keripik di tangannya.

"Untung gue juga jomblo"putri bertos ria dengan niar, kemudian mereka berdua nyengir.

"Lo yakin mutusin royan?" aini mengalihkan wajahnya menatap putri

"Hmmm" gumam putri singkat

"Nggak nyesel?" tanya niar

Tiara menatap tanpa minat. Pikirannya bergerilya pada ke kasihnya.

Putri menatap heran ke arah niar dan aini

"Bukannya kalian nggak suka sama royan?"

"Kalau gue suka sama royan ya berarti gue yang jadian sama royan bukan elu" niar terkekeh saat berkata demikian

"Dih pd lu, belum tentu royan suka sama cewek bar-bar kayak lo" ejek aini

"Sorry layau, biar gini-gini banyak Yang naksir sama gue, guenya aja Yang nggak mau"bela niar tak terima

"Udah-udah! Kalian berdua jelek." Tiara menatap jengah pada kedua sahabatnya.

Aini Dan niar mendelik tak terima.

"Kita nggak punya hak untuk ngelarang elo, termasuk hubungan Lo sama royan, selama lo bahagia kita juga bahagia kok, meskipun agak kesel sih kenapa harus royan yang jadi cowok lo" kata aini sungguh-sungguh

"Udahlah, untuk sementara ini gue lebih nyaman ngejomblo, kalian punya hak kok buat ngelarang gue, kalian kan sahabat gue" putri tersenyum menatap ketiga sahabatnya.

"Mulai deh dramanya! Ayo ah mangan! Keburu masuk nanti." Niar mengebas ngebas tanganya ke depan wajah putri

"Nggak romantis banget sih lo!!! Dasar jomblo" cibir tiara

Putri terkekeh pelan melihat niar yang mengendikan bahu acuh.

🌹🌹🌹

Untuk ke belakang royan bakal ngeselin banget ke putri.

Jangan lupa vote, Babe. :'

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 02, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MANTAN GILA!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang