04

96 8 4
                                    


"Cie-cie yang berdua duan di perpustakaan" celetuk gadis cantik tapi tingkahnya persis lelaki. gadis tomboy itu menaik turunkan alisnya sambil tersenyum jail.

"Tancap yan"

"Uhuk...uhukk..tenggorokan gue kok gatel yah" yang lain tak mau kalah, senyum jail juga terukir pada wajah mereka

"Kalian berdua kan emang cocok kayak sepasang sepatu, ahaiii" kata imam dari belakang kelas sambil cekikikan, lelaki yang sering di panggil buntel itu sedang mengobrak abrik tong sampah. Mungkin sedang mengais rezeki. nggak deng becanda kok....hehehe.

Imam lagi nyari surat cintanya yang dikasih buat gebetannya, karna gebetannya nggak mau jadi berakhir lah surat itu kedalam tempat yang berisi sampah, yang sering disebut dengan tempat sampah.

Putri berdecak mendengar guyonan teman-temannya. Disisi lain ia merasa ada yang berbeda hari ini, entah apa itu.

Seakan mengingat sesuatu gadis itu mengalihkan pandangannya ke deret pertama dari pintu masuk kelas. Tempat ia duduk untuk menerima pelajaran.

Sekarang dia tahu apa yang berbeda hari ini, Teman-temannya.
Yah, teman-temannya. Biasanya dalam situasi seperti ini Aini akan berteriak "tai sapi nggak cocok sama kue tar".

Dan Miftha akan berteriak " bagaikan bumi dan awan"

Atau niar yang akan berceloteh "cocokan sama kak fadlin dari pada sama gulungan abon"

Dan pada akhirnya mereka bertiga akan mendapatkan tatapan mematikan dari sumni dan tiara karna suara mereka yang cempreng

Tapi hari ini mereka bertiga tampak mengabaikan sekitarnya, ada yang sibuk menulis, makan dan niar masih berdiri di hadapan bu farida.

Fyi, kak fadlin yang disebut niar adalah orang yang putri kagumi sejak Pertama ia menginjakan kakinya di sekolah yang didominasi warna green tersebut. Orang yang di panggil dengan embel-embel "kak" itu duduk di kelas Xll ips 2.

Mereka lagi marah ya sama gue? Tapi salah gue apa coba? Batin putri.

"Bukannya kalian berdua sudah putus?" tanya bu farida sedikit kepo.

Setiap guru yang mengajar di X bahasa memang mengetahui hubungan asmara putri dan royan karna mulut teman sekelas mereka yang ember Alias suka ngadu.

Jadi tidak heran jika guru atropologi mereka bertanya seperti itu.

"Udah balikan bu!" celetuk seorang gadis yang sempat mendengar percakapan putri dan royan di perpustakaan. Gadis itu pula yang memberitahu hal tersebut pada teman-temannya termasuk Aini, niar, dan tiara.

Sekarang tanpa bertanya, putri sudah tahu alasan di balik perubahan sikap teman-teman dekatnya.

"Oh,yasudah. kalian berdua bisa mendengarkan pelajaran saya tapi dengan berlutut di depan pintu karna kalian terlambat masuk dan kalian telah mengatai saya tidak asik. Silahkan ambil buku kalian" perintah bu farida pada kedua mudridnya.

"Saya gimana bu?" tanya niar

"Kamu mau berlutut juga?"

"Eh! Nggak bu" jawabnya cepat

"Yasudah sana duduk" kata bu farida

"Judes banget sih" cicit niar pelan sambil berjalan ke arah mejanya.

"Ngomong apa kamu niar?"

"Hah? Ngg..nggak bu. Saya nggak ngomong apa-apa kok" jawab niar gelagapan.

Putri dan royan sudah berlutut dengan manis di depan pintu kelas mereka, bu farida sibuk menjelaskan. Dan murid lain mendengar atau mencatat apa yang di anggap mereka penting.

Sekali dua kali ada yang sengaja memeletkan lidahnya pada putri dan Royan, untuk mengejek sepasang kekasih tersebut.

Namun yang dipikirkan putri sekarang bukan tentang itu semua tapi tentang teman-temannya, bagaimana cara menjelaskan alasan di balik tindakannya yang merahasiakan hubungannya dengan lelaki yang sedang berlutut di sebelahnya.

❤❤❤❤

Capek deh😰

Jangan lupa komen atau voting guys😘

MANTAN GILA!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang