Chapter 5

434 62 12
                                    

Siang ini Eunhyuk lebih sibuk dari biasanya, ia harus menambah pekerjaannya dengan memegang sisir di tangan kiri dan gunting di tangan kanan.
Ia akan memotong rambut gondrong Donghae sekarang juga. Ia sengaja memasak lebih untuk makan siang saat sarapan tadi, agar bisa lebih cepat memotong rambut Donghae.

Dengan wajah bingung, Donghae duduk di atas kursi atas paksaan Eunhyuk. Kain panjang sudah memebungkus tubuhnya sebatas leher, ini dipasang Eunhyuk supaya Donghae tidak gatal-gatal karena rambutnya. Laki-laki itu mulai melancarkan kegiatannya, Lalu saat helaian rambut Donghae jatuh karena potongan Eunhyuk, laki-laki biru itu berteriak seperti orang yang baru saja menyadari bahwa pacarnya itu jelek. Takut kepada rambut sendiri, eh?

"Tenang bodoh, itu rambutmu sendiri." Eunhyuk menatap Donghae dengan gusar, ia lelah dengan kebodohan jenis apa yang dimiliki Donghae.

Laki-laki itu akhirnya tenang setelah Eunhyuk memegang rambutnya dengan enteng di depan Donghae, menunjukkan kepada pria itu bahwa helaian rambutnya bukan sebuah ancaman.

Tapi ketenangan itu tidak bertahan lama saat choko datang dengan gonggongan imutnya, dan saat itu Donghae terjengkang dari kursinya karena kaget.

"Ya tuhan, Donghae!" Eunhyuk kembali panik, takut laki-laki itu menangis seperti saat ia membentaknya saat di kamar mandi.

Laki-laki kelahiran april itu dengan sabar mengelus kepala Donghae agar anak itu tidak meledakkan kamarnya dengan tangisan, lagi pula tidak lucu jika Eunhyuk hanya mendengar tangisan di banding desahan gairah dari pria setampan Donghae. Eh, tadi Eunhyuk bilang apa?, mungkin ini sudah masanya Eunhyuk membutuhkan labtopnya. Kasihan Donghae, dia selalu jadi objek khayalan Eunhyuk dari seharian ini.

Setelah mengusir choko ke dapur, Eunhyuk kembali disibukkan dengan Donghae. Ia merapikan kain di badan Donghae, lalu meyakinkan pria itu dengan nyanyian.

Kom semari ga
Han chi be yi sseo

Eunhyuk mulai menyisir rambut Donghae,

Appa gom, eomma gom, aegi gom.
Appa gomeun tung tung hae.

Gunting mulai memotong helaian rambut laki-laki itu.

Eomma gomeun nal sshin hae
Aegi gomeun neomu gwiyeowo
Hissuk hissuk charanda.

Begitu seterusnya hingga rambut Donghae rapi. Eunhyuk menatap puas kearah pangkasannya, sempurna. Donghae sangat tampan dengan rambut barunya.  Ia membayangkan ketika poni Donghae yang sedikit panjang itu diangkat ke atas, pasti akan sangat terlihat keren, mirip aktor-aktor hollywood dalam film action kesukaannya.

"Selesai, kau sangat tampan, hanya saja... kau biru" muka Eunhyuk masam di akhir kalimatnya, sekarang ia berpikir bagaimana cara membuat Donghae terlihat normal seperti manusia. Kulit biru mencoloknya itu akan sangat menarik perhatian orang, tidak mungkin nanti Eunhyuk harus beralasan bahwa Donghae punya penyakit aneh seperti kelaianan pigmen kulit. Karena itu juga akan menarik minat ilmuan untuk meneliti penyakit jenis apa itu, ribet memang ...

Eunhyuk memberikan Donghae sebuah cermin kecil untuk memperlihatkan rambut barunya yang baru saja di potong Eunhyuk, namun diluar dugaan, Donghae kembali berteriak. Kenapa lagi?, apa dia baru sadar bahwa dia sangat tampan, begitu?

Ternyata Donghae hanya terkejut dengan sosok di dalam cermin. Dasar bodoh, itu dirinya sendiri. Eunhyuk mengurut pelipisnya, ia akan gila karena kepolosan Donghae.

"Donghae, itu dirimu sendiri sayang. Lihat ini..." Eunhyuk berusaha meyakinkan Donghae dengan menempelkan pipinya ke pipi pria itu, lalu mengarahkan cermin seolah sedang selfie dengan ponsel.

"Lihat, tidak ada yang perlu di takutkan. Kau tampan Donghae, tidak jelek, kenapa juga harus takut bercermin" Eunhyuk nyengir, ia baru saja mengatakan tampan untuk mahkluk pungutannya secara terang- terangan. Ck,

Ia berhasil membuat Donghae nyaman dengan cermin itu. Tapi Eunhyuk merasa jengkel juga lama-lama seperti ini, sekarang Donghae tidak mau berhenti menatap wajahnya di cermin. Sadar jika kau tampan, eoh?

"Hey, cukup!, anak kecil harus tidur siang Donghae, ikut aku ke kamar!"

.
.
.

Mesin print di ruang bernuansa gelap itu tidak henti-hentinya mengeluarkan kertas-kertas 4A berisi gambar-gambar yang tidak jelas bentuknya. Lalu di pojok ruang berdekatan dengan meja peralatan lab, seorang pria berkulit putih pucat sedang menguji sebuah mesin temuannya.

"Ah sial!, aku kekurangan bahan." upat kyuhyun, laki-laki itu berjalan ke meja rekannya untuk mengecek beberapa peralatan yang mungkin bisa membantu proyek barunya.

Saat itu ia melihat secarik kertas terselip di beberapa tumpukan buku, baginya kertas itu mencurigakan.

Kyuhyun melihat apa yang tertera di kertas itu, sebuah gambar remang-remang yang tak sengaja dipotret. Tapi ada sesuatu yang menarik perhatiannya, ia harus memastikan itu dengan alat bantu. " apa ini?..." gumamnya, ia baru saja ingin mengambil kaca pembesar di sudut meja, tapi rekannya datang secara tiba-tiba dan mengambil paksa gambar itu dari tangannya.

" kau tidak perlu tau lagi tentang ini, aku sudah memberi tauhumu kemarin, tapi kau mengabaikanku." Kata junsu sambil memasukkan gambar itu kedalam sabuah map.

"Ayolah man, kau tega melihat aku penasaran seperti ini?"

"Aku hanya tidak ingin kau lebih unggul dariku, ini temuanku, kau tidak berhak melihat secuilpun. Aku sudah memikirkannya matang-matang, aku akan mendapatkan promosi dari profesor kim lewat penelitian ini." Jelas junsu, lalu ia berjalan melewati kyuhyun dengan sengaja menabrak sedikit bahu pria itu.

"Kau yang menabuh gendang peperangan. Baiklah, kau yang memulainya, aku terima, junsu..." kyuhyun tertawa sinis, ia sadar selama ini rekan kerjanya iri kepadanya, dan semua kerja sama yang mereka lakukan hanya sekedar karena paksaan di mata junsu. Bagus, ia merasa di bodohi, shit!.
.
.
.

Eunhyuk menatap wajah damai Donghae yang tertidur di sampingnya dengan cekikan, pasalnya bibir tipis pria itu sedikit terbuka. Eunhyuk merasa gemas, ia menutup bibir Donghae dengan menangkupkan tangannya di sana. Hasilnya hanya sebentar, karena setelah tangan Eunhyuk berpindah, bibir itu kembali terbuka.

Eunhyuk benar-benar gemas dengan benda lunak itu, ia menoel-noel bibir Donghae dengan jari telunjuknya. Hingga terbesitlah ide setan di benaknya, bagaimana sih rasa bibir itu?

Eunhyuk penasaran, selama ini ia hanya melihat dari film dan mendengar dari temannya. Semesum-mesum Eunhyuk, ia masih belum pernah berpacaran apalagi ciuman. Bukannya tidak laku, tapi Eunhyuk tidak suka pacaran jika hanya untuk bersenang-senang, jika ujung-ujungnya putus untuk apa susah payah pacaran.

Baiklah, biarkan Eunhyuk berdosa saat ini, mencium bibir laki-laki polos di siang bolong. Eunhyuk merasakan sensasi seperti sengatan listrik yang menjalar perlahan ke tubuhnya saat bibirnya menyentuh bibir Donghae. Itu menyenangkan.

Sangat susah untuk menarik bibirnya kembali, bibir Donghae terasa sangat pas jika di lumat. Pria ini akan menjadi goodkisser pikir Eunhyuk. Ia terus memainkan bibirnya di bibir laki-laki biru itu, hingga Eunhyuk merasa nafasnya habis.

Sebenarnya ia ketagihan, tapi ia tidak mau mati konyol gara-gara kehabisan nafas karena ciuman sepihak. Eunhyuk menarik wajahnya menjauh dengan perlahan, wajahnya pasti sangat memerah dengan nafas yang terengah, rasanya luar biasa.

Eunhyuk membuka matanya begitu jaraknya dengan Donghae sedikit menjauh, dan ia melihat mata gelap bening itu mengerjap-ngerjap lucu kearahnya. Astaga!, Donghae terjaga!.

Mampus, ia harus bagaimana?!
.
.
.

Hai... aku update, hehe

Konfliknya masih sedikit ya...
Konfliknya entar aja deh,😂

Btw aku masih g bisa move on dari SNL😂, bagi kalian yg udh liat SNL yg part Donge sama si cewek pasti tau dimana bagian ff ku yang mirip2 sama adegan di SNL😂😂😂.

Lagu yang dinyanyiin Hyuk itu pasti g asing di telinga kalian, itu loh,,lagu anak2 dari korea yang terkenal, judulnya "tiga beruang"😂

Terakhir...
Aku minta bintang dan komentar dari kalian ya guys,,😊😊 supaya aku semangat nulisnya😂

Byeee😘

Alien??!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang