"Hyuk!"
Suara itu berat, sangat berat karena sang pemilik baru bangun tidur. Tubuh tegapnya di balut kaus putih dengan celana training yang well... itu celana favoritnya.
"Cuci muka dan mulutmu Donghae, lalu bantu aku memasak" sahut suara dari arah dapur, diikuti dentingan ribut dari alat-alat dapur.
Laki-laki yang di panggil Donghae tadi melenguh panjang, melemaskan seluruh anggota tubuhnya yang terasa kaku karena tidur semalaman.
"Just 5 minutes", sahutnya."Tidak usah pamer, cepat bangun Donghae!!"
"Aih!, cerewet sekali!, sebentar!"dengan mata yang setengah terpejam, Donghae melangkah seperti zombi ke dapur. Menekuk wajahnya ketika duduk terkulai di kursi, sangat tidak bersemangat.
"Cuci muka dulu Hae, jangan kotorkan meja makanku dengan ilermu" protes Eunhyuk.
Dan Donghae melakukannya dengan setengah hati.
Kongnamul bab( nasi toge), oi naengguk (sup mentimun dingin), moo saengchae (kimchi lobak). Tiga menu untuk pagi ini, Eunhyuk memasaknya untuk penambah energi yang cukup. Banyak hal yang akan mereka lakukan nanti, Eunhyuk akan mengajak Donghae ke suatu tempat.
Mereka tampak lahap dengan sarapan masing-masing. Tapi Eunhyuk berhenti mengunyah moo saengchaenya, bukan karena kimchi lobak buatannya tidak enak, tapi melihat Donghae yang semangat melahap makanannya. Laki-laki berkulit biru itu sudah sangat berkembang, pikir Eunhyuk. Banyak hal yang mereka lalui selama sebulan yang telah berlalu, mulai dari Donghae yang banyak belajar untuk menjadi selayaknya manusia normal, sampai menjadi Donghae yang jenius seperti sekarang.
Diam-diam Eunhyuk tersenyum, kulit biru Donghae tidak membuatnya merasa aneh lagi, ia sangat nyaman berada di dekat Donghae.
"Kau sangat pintar menggabungkan ketiga masakan ini, enak Hyuk" puji Donghae, dan itu membuat Eunhyuk tersadar dari lamunannya.
"Ngomong-ngomong, kapan kau belajar bahasa Inggris?"
" tiga hari yang lalu, Yesung hyung bilang bahasa aneh itu penting" Donghae menjawab dengan mulut yang penuh dengan kimchi.
"Tiga hari?, dan kau sudah bisa menguasai semuanya?" Jelas, Eunhyuk terlihat kaget.
"Hum, aku sudah mendapatkan uang untuk itu" jawabnya masih dengan wajah santai dan mulut yang penuh makanan.
"Pantas saja uang di rekeningku bertambah, memangnya apa yang kau lakukan?" Jujur, Donghae penasaran kenapa Eunhyuk begitu banyak tanya jika ia melakukan suatu hal. Dia bukan anak kecil yang bertubuh dewasa seperti sebulan yang lalu.
"Yesung hyung menyuruhku menerjemahkan lagunya ke dalam bahasa Inggris, lalu dia membayarku"
Eunhyuk diam, tidak ada lagi pertanyaan untuk Donghae sekarang. Ia kembali menatap laki-laki itu, kali ini mereka saling menatap satu sama lain.
"Hyuk, kau cantik" ucap Donghae tiba-tiba. Sedangkan Eunhyuk tertawa meremehkan, "siapa yang mengajarimu menggombal seperti itu?, cheesy sekali, ck!" Decihnya.
"Yesung hyung yang menyuruhku. Katanya kau akan senang jika di puji seperti itu." Lalu Donghae tersenyum.
"Yesung lagi, Yesung lagi. Sialnya aku harus menelponnya sekarang untuk mengubah warna kulitmu!" Eunhyuk membanting sendoknya, lalu pergi ke kamar, mungkin untuk mengambil ponselnya. "Cuci piringnya, jangan malas!" Samar-samar suara laki-laki itu memerintahnya.
Donghae memandang punggung sempit Eunhyuk yang hilang di balik pintu. Ia terkikik geli, jelas sekali laki-laki itu cemburu.
Pandangannya beralih ke tangannya yang berkulit biru, membuatnya diam dari tawanya. Perlahan Donghae mengusap kulitnya, seolah menghapus warna biru dari sana, namun tidak bisa. Biru adalah dirinya. Bahkan bola matanya yang hitam jernih sepenuhnya juga harus tertutup lensa putih untuk membuatnya terlihat normal seperti mata manusia biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alien??!
Science Fictionmengalami kesialan berturut-turut seharian itu bukan hal yang bisa dianggap biasa,namja bersurai madu itu tampak kesal dengan kesehariannya,ia memaki dalam hati di setiap langkahnya ke pantai malam itu.matanya menelusuri tiap sudut pantai,hingga pan...