"Tapi, kau harus tau sesuatu terlebih dahulu, Donghae..." jeda sebentar? Eunhyuk meraih pipi Donghae, mengelus sebelah pipi laki- laki itu sambil menatap lekat kedalam mata bersoftlensnya.
"Dengar, aku tidak akan mengulanginya. Donghae, kau berbeda, semua yang ganjil di tubuhmu adalah karena kau berbeda, kau bukan... manusia... Donghae"
Menarik napas pelan begitu Eunhyuk selesai berbicara "Aku berusaha memahaminya, kau tau. Aku sudah berpikir dan menyiapkan perasaanku untuk apa yang kau katakan, aku menyadarinya sejak dulu, sejak aku mulai belajar dari buku-buku yang kau berikan untukku"
Donghae tersenyum, ia meraih tangan Eunhyuk yang menyentuh pipinya, lalu masukkannya kedalam kantung jaketnya.Eunhyuk mematung, benar-benar diluar dugaanya, Donghae dengan dewasa memahami situasinya. Ia merasakan genggaman tangan Donghae, tangan yang awalnya hanya bisa menggenggam jari telunjuknya kini bisa menggenggam tangannya sepenuhnya, bahkan terasa hangat dan nyaman. Ya, Donghae bukanlah bayi biru lagi, dia adalah manusia biru yang berpendidikan dan dewasa.
"Tapi, apa kita hanya akan di sini?" Donghae mengamati sekitarnya, ada beberapa caffee dan kedai kecil lainnya di pinggir jalan. Tujuan Donghae hanya untuk mengalihkan topik sebenarnya.
"Kita kesana saja" lalu ia menarik tangan Eunhyuk ke sebuah kedai kecil yang menjual gulali putih seperti kapas. Donghae menatap polos beberapa anak kecil menikmati 'kapas' dengan nikmat, lalu jari telunjuknya terangkat menunjuk kearah gulali itu. "Itu kapas?, kenapa mereka memakan kapas?"Demi tuhan, Eunhyuk baru saja merasakan deg-degan dengan penjelasannya kepada Donghae, lalu perasaannya menjadi lebih tenang dan salut kepada kedewasaan Donghae, dan sekarang Eunhyuk harus tepuk jidat dengan pertanyaan polos yang di lontarkan Donghae. Kapas katanya...
"Itu gulali bukan kapas, rasanya manis. Kau mau?" Donghae mengangguk,
"Aku baru melihatnya kali ini, kurasa akan banyak hal menarik lainnya jika aku sering keluar denganmu seperti ini"
Ah, benar...
Donghae baru pertama kali melihatnya. Eunhyuk membeli dua gulali, satu untuknya dan satu lagi untuk Donghae. Dia jadi sedikit merasa bersalah karena hampir saja menyebut Donghae bodoh."Eum... ini terlalu manis" Donghae merasakan lelehan gulali berbentuk kapas yang mencair di lidahnya, alisnya bertaut tidak suka karena rasa manisnya yang legit.
"Minum americanomu agar manisnya berkurang" saran Eunhyuk, "untukku saja, aku suka" ia meraih gulali dari tangan Donghae, sekarang Eunhyuk mempunyai dua gulali di kedua tangannya. Ia begitu senang menikmati gula kapas manisnya, wajahnya sumringah saat lidahnya merasakan rasa manis kesukaannya.
Donghae menyesap americano yang di beli Eunhyuk di perjalanan ke pantai tadi, matanya menyipit saat melihat riak laut yang tak jauh darinya. "Apa semua laut beriak seperti itu?" Tanyanya kepada Eunhyuk.
"Tidak juga, ada laut yang tak beriak. Laut mati"
Donghae tidak ambil pusing, toh cuma riakan dan itu tidak akan membuatnya terganggu. Mungkin hanya perasaannya yang mendadak 'kurang nyaman' sebentar.
Bunyi nyaring dari telpon genggam Eunhyuk mengagetkannya, ia langsung melirik malas kearah saku laki-laki itu.
"Angkat. Berisik"
"Tunggulah di sini sebentar" lalu Eunhyuk berjalan sambil membekap telponnya di telinga, samar-samar Donghae dapat mendengar Eunhyuk mengatakan 'halo' untuk menyapa penelponnya.
Ia berdiri di bawah pohon cemara, sebelah tangannya ia gunakan untuk menggenggam smart phonenya.
"Ya bibi, aku akan mencari pekerjaan baru akhir minggu nanti."
KAMU SEDANG MEMBACA
Alien??!
Science Fictionmengalami kesialan berturut-turut seharian itu bukan hal yang bisa dianggap biasa,namja bersurai madu itu tampak kesal dengan kesehariannya,ia memaki dalam hati di setiap langkahnya ke pantai malam itu.matanya menelusuri tiap sudut pantai,hingga pan...