Terlambatkah?
Mengapa?!
Takdir seakan mempermainkanku!
.
.Berita kematian Jihoon yang terbunuh pun menjadi berita hangat awak media. Pengusaha kaya mati dengan cara mengenaskan, dua luka tembak mencabut nyawanya. Beberapa barang Jihoon masih berada di kantor polisi untuk pemeriksaan, termasuk photo dan kalung liontin yang Jihoon kenakan.
Hari ini, Jaejoong bersama keluarga Jung tengah berada dalam rumah duka, banyak sekali yang datang memberikan rasa belasungkawa terhadap Taeyang dan Ibunya. Cukup iba Jaejoong melihatnya, bahkan Jaejoong melihat mata keduanya sudah memerah. Jaejoong menatap potret Jihoon, baru ia sadari Jihoon begitu mirip dengan sang kekasih, Yunho. Hari ini pun ia sudah mengatakan akan sulit bertemu karena keluarga Suaminya tengah berduka.
.
Yunho diam menatap berita di televisi tentang kematian Jihoon, entah mengapa ia tak puas. Entah mengapa ia merasa aneh akan perasaannya. Seharusnya ia senang karena pria yang menjadi akar kesengsaraan dirinya dan sang Ibu telah mati, tetapi ini tidak.
Yunho mematikan televisi, ia rasa ia sudah tak perlu mendengar seluruh berita tentang Jihoon. Yunho beranjak dari tempat duduknya, ia pun mengambil ponsel dan menghubungi Jaejoong. Ia sangat membutuhkan Jaejoong saat ini.
"Ya Yun." Ujar Jaejoong di seberang sana.
"Jae, apa masih lama kau di rumah duka?" Tanya Yunho.
"Entahlah, ada apa hn?" Tanya Jaejoong balik, Yunho terdiam sesaat dan menghelakan nafas beratnya sebelum ia menjawab pertanyaan Jaejoong.
"Tidak, aku hanya sedang membutuhkan teman saja." Jaejoong merasakan saat ini sang Kekasih sedang memikirkan sesuatu yang mengganggu, tak biasanya sekali. Apakah Jaejoong harus pergi? Toh ia pun tak terlalu terlihat di tempat tersebut.
"Baiklah Yun, aku akan menemanimu."
"Yasudah, aku akan menyuruh anak buahku menjemputmu." Ujar Yunho. Jaejoong menyetujui ucapan Yunho di seberang sana. Setelah memutuskan komunikasinya dengan Jaejoong, Yunho pun menyuruh Seungri untuk menjemput Jaejoong.
Perasaan apa ini?
Sungguh tak nyaman.
.
Jaejoong melangkahkan kakinya untuk meninggalkan rumah duka tersebut. Ia pun melewati jalur belakang agar awak media tak mengetahui kepergiannya. Bukan takut jika Taeyang mengetahui ini, tetapi Jaejoong malas untuk menjawab semua keingintahuan mereka.
"Ahahaha ya. Kerja bagus, Jihoon telah mati. Nanti akan aku kirimkan uang sebagai sisanya." Langkah Jaejoong terhenti ketika ia mendengar suara yang begitu tak asing, ia pun bersembunyi untuk melihat siapa orang tersebut, ternyata itu Dongwook. Tak lama Jaejoong pun melihat Younhee sang mertua Jaejoong datang menghampiri Dongwook.
"Akhirnya Jihoon mati." Ujar wanita itu membuat Jaejoong terkejut, jadi ini semua ulah mereka? Dan, keterkejutan Jaejoong bertambah saat Younhee memeluk bahkan mengecup bibir Dongwook. Sungguh di luar dugaan, mereka telah merencanakan ini semua. Sandiwara yang sangat baik, batin Jaejoong.
"Polisi menyimpan beberapa barang Jihoon, salah satunya photo Taehee dan kalung liontin. Ah! Akhirnya ia menemui wanita bersama anaknya di neraka bukan? Ahaha. Cukup lama aku menunggu ini semua." Ujar Younhee dengan senyum di bibirnya. Oh god! Bukankah wanita ini seperti Iblis?
KAMU SEDANG MEMBACA
(Not) Ares and Aphrodite✔
FanficApa jadinya jika seorang idola layaknya dewi Aphrodite bertemu dengan ketua mafia kejam? Kisah cinta, perselingkuhan, dan perjuangan untuk bersama.