Unwanted Love - Chapter 1

33K 1.9K 44
                                    

Kicau burung di pagi hari akan selalu terdengar bersiul indah dengan suara yang semenarik mungkin agar para mahkluk hidup di muka bumi ini mendengar lalu bangun untuk memulai aktivitas.

Tetapi bisakah waktu sedikit saja diperlambat. Tolong! Hanya lima menit. Aurora butuh waktu lima menit lagi untuk menuntaskan tidur cantiknya yang memang mendapatkan durasi waktu singkat selama tiga jam.

Tetapi belum sempat alam semesta menganggukan keinginannya, Aurora sudah dikejutkan dengan tumpahan air dingin yang tepat menampar wajahnya. Aurora refleks terbangun dengan perasaan terpaksa, mengusap wajah basahnya dengan telapak tangan bersama jantung yang hampir meluncur jatuh. Sementara lubang telinganya sudah mulai bersiap agar tidak merintih kesakitan ketika suara keras dan kasar itu menyerap masuk ke dalam lubang telinganya, -lagi.

"Jam berapa sekarang! Kau mau menjadi wanita pemalas! Cepat bangun dan pergi bekerja."

Aurora tidak menjawabnya sedikit pun. Gadis itu lebih memilih bangkit dari tempat tidur dan melangkah tanpa permisi masuk ke dalam kamar mandi. Sikap yang paling wajar untuk ditunjukkan gadis yang sedang membenci sosok ibu tiri.

Masih terdengar teriakan murka dari Nany di ambang pintu kamar mandi. Persetan! Aurora sedikit pun tidak mau repot untuk peduli. Ia membutuhkan mandi sekarang, tubuhnya terasa gatal, dan wanita itu penyebab gatalnya datang. Wanita itu masih termasuk spesies siluman ulat bulu. Semakin mendekat maka kulitnya akan semakin hancur.

Cukup beberapa menit Aurora membersihkan kuman yang melekat di tubuhnya, mulai berdiri di hadapan cermin yang lumayan besar, mengambil sikat gigi yang menggantung di dinding yang sudah retak bersama lumut hijau yang melekat di setiap sudutnya.

Lalu Aurora mulai membersihkan gigi-gigi rapinya hingga menjadi seputih gumpalan salju di musim dingin. Hal yang cukup rutin dilakukan Aurora setiap pagi. Termasuk juga tamparan air dingin tadi di wajahnya. Itu juga selalu rutin dilakukan wanita ulat bulu itu di setiap pagi seperti ini, hanya untuk membangunkan tidur nyenyaknya.

Mungkin itu adalah cara Nany untuk membangunkan tidur seorang anak tiri yang paling dibencinya.

.

.

.

"Berikan aku uang. Kebutuhan kulkas sudah menipis."

Suara Nany menginterupsi kegiatan Aurora yang sedang mengganti seprai lusuh yang basah karena siraman tadi. Aurora menjawab tanpa mengalihkan perhatian di ranjang rapuhnya.

"Aku tidak punya uang."

Shit!

Terdengar decakan kesal Nany di telinga Aurora. Tetapi gadis itu tetap pada pekerjaannya. Membuat kedua tanduk di atas kepala Nany mulai bermunculan. Berbahaya! Wanita itu marah dan- mendekat.

Selamatkan Aurora.

"Gadis sialan. Aku sudah berbaik hati merawatmu tapi kau membalasku dengan sikap tidak tau malu seperti itu. Kau mau mati hah!"

Peringatan berbahaya dari suara Nany adalah pertanda bahwa Aurora akan mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan. Dan itu memang terjadi lagi ketika Aurora meringis sakit memegangi kepalanya. Rambutnya selalu menjadi sasaran empuk tangan sialan Nany. Derai air mata kembali berguguran tatkala rasa sakit itu terasa begitu mengoyak kepalanya sampai pening.

Unwanted LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang