Unwanted Love - Chapter 9

17.7K 1.4K 89
                                    

Banyak orang mengatakan bahwa kaum laki-laki akan terlihat pengecut ketika di pertemukan pada sisi kelemahannya. Dan dengan sialnya Darren harus mengakui bahwa kelemahan itu sejenis dengan Aurora. Wanita pembangkang, yang nyaris membuat emosinya tunggang langgang.

Dia tidak suka sifat keras kepala dari kaum hawa. Menurut Darren dia terlalu sempurna untuk wanita seperti itu. Darren bisa saja membuang tubuh mereka secara menjijikkan di pinggir jalan. Atau mengubur jasadnya bersama bangkai kucing di belakang rumahnya.

Namun untuk Aurora, Darren tidak bisa.

Wanita itu seperti mempunyai sihir mengagumkan luar biasa untuk menarik Darren. Dan dengan bodohnya Darren tidak bisa terlepas dari sihir itu. Otak warasnya sudah terlanjur mati, terkubur dalam dengan rasa obsesi yang muncul semakin parah mendesak ke dalam jiwanya.

Dan kali ini. Darren kembali dibuat mengumpat di dalam mulutnya, mendengar Aurora berbuat nekat kembali, membuat Darren semakin merasa kesal.

Darren tidak perlu repot-repot mencemaskan para pelayannya bilamana mereka berakhir membebaskan Aurora. Karena itu tidak mungkin, hanya saja Darren mulai merasa cemas bila Aurora benar-benar menerjunkan diri dan berakhir menjadi seonggok mayat.

Itu tidak bisa dibiarkan.

Wanita itu memang menyebalkan, namun Darren mengakui bahwa wanita itu cukup memuaskan untuk kebutuhan tubuhnya. Bila Aurora mati, ia yang akan rugi.

.

.

.

Masih di tengah jalanan dengan mobil yang melaju kencang. Darren bahkan sudah tidak memedulikan lagi makian klakson mobil yang berlalu lalang ataupun sumpah serapah yang Grace muntahkan karena berlalu begitu saja meninggalkan Grace.

Saat ini otak Darren hanya bisa berpikir. Bagaimana caranya dia bisa segera sampai di mansion, sebelum wanita itu benar-benar melemparkan tubuhnya ke dalam kolam renang.

Setir mobil Darren lemparkan ke sisi kiri, dan masuk melewati gerbang-gerbang neraka yang amat menjulang menyeramkan. Menarik rem tangan dan bersyukur Darren keluar setelah mesin mobil terbilang aman.

Kaki panjangnya melangkah lebar memasuki pintu utama, menemukan beberapa maid dan para bodyguardnya yang sedang berjajar rapi membungkuk hormat.

Darren melemparkan kunci mobil ke arah salah satu maidnya tanpa etika. Dan ditangkap gesit oleh wanita itu.

"Bagaimana keadaan Aurora?" tanya Darren, berharap ia mendapatkan jawaban positif dari pertanyaan ini.

Namun si wanita muda itu malah menegang kaku, yang artian sesungguhnya Darren harus puas dengan jawaban negatif dari maidnya.

"Nyonya masih mencoba mengancam ingin bunuh diri kalau tidak dibebaskan Tuan."

Apa wanita itu benar-benar tidak takut mati!

Desahan napas Darren terdengar tidak baik. Tanpa berbicara lagi Darren langsung melangkahkan kedua kakinya lebar-lebar menuju lantai atas. Menuju kamar Aurora.

***

Sesampainya di kamar Aurora. Darren baru bisa menyimpulkan, ternyata benar, Aurora masih berdiri di ujung pembatas balkon. Tangan wanita itu mengerat di besinya. Dan terlihat sedikit bergetar.

Sedikit bergetar?

Seketika kening Darren berkerut, merasa ada yang tidak beres dengan reaksi tubuh Aurora sekarang. Bergetar-seperti takut dari ketinggian. Itu bukan ekspresi yang pas untuk dipadu-padakan dengan orang yang ingin mengakhiri hidup dengan cara menerjunkan diri dari atas balkon kamar bukan.

Unwanted LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang