Unwanted Love - Chapter 5

23.2K 1.6K 60
                                    

Cahaya yang menyorot permukaan wajahnya adalah hal yang harus Aurora maki untuk saat ini. Namun ketika kedua kelopak matanya terbuka Aurora lebih menyadari bahwa tidak ada yang pantas dimaki detik ini, selain tubuhnya yang terasa begitu remuk dan hancur.

Mereka kembali menetes melewati pangkal hidung Aurora, merasa bahwa tidak ada hidup yang lebih layak lagi ketika semuanya telah direnggut paksa oleh iblis sialan yang mempunyai gelar sebagai publik figur yang hanya bisa berakting sempurna dan membawa sifat iblis itu ke balik layar.

Aurora mengamati ruang kamar dengan gerakan waspada, melirik tubuhnya yang sudah terlapisi dress cantik yang entah siapa yang memakaikannya, Aurora tidak peduli. Yang bisa ia pikirkan saat ini -dia harus kabur dari sini bagaimanapun caranya.

Dan saat ini Aurora merasa diberkati oleh Tuhan, karena tidak ada satu pun orang yang ada di kamar ini selain tubuhnya sendiri. Aurora mulai bangkit perlahan, meringis menahan nyeri di selangkangannya yang terasa begitu menyakitkan.

Aurora mengutuk noda merah yang tercetak di atas sprei, terlihat sekali sedang menertawakannya atas keperawanannya yang sudah terenggut hilang.

Sedikit lagi, langkah terseretnya sedikit lagi mencapai pintu, Aurora tersenyum bahagia di dalam hati, sebentar lagi dirinya akan bebas dan bisa cepat meruntuhkan segala kesakitannya di pundak William yang selalu hangat.

Tetapi kenapa pintu ini terkunci?!

Aurora menarik keras knop pintu agar segera terbuka, namun nihil pintunya masih tetap bertahan, terkunci rapat-rapat. Mata Aurora mencari panik satu barang yang bisa menyelamatkan hidupnya, kunci...di mana kunci pintu ini? Kenapa tidak tergantung di pintu!

Sebelum kunci penyelamat hidupnya ditemukan, Aurora sudah lebih dulu dikagetkan oleh suara seseorang hingga membuat tubuh Aurora menegang bersama jantung yang hampir meluncur jatuh.

"Mencari ini, Sayang."

Aurora berbalik, dan menemukan tubuh Darren yang sedang terduduk di atas kursi di sudut ruangan dengan kunci yang tergantung dalam apitan jemarinya yang panjang.

Aurora tidak menyadari bagian itu, si bajingan sedari tadi menatap tingkah lakunya yang mencoba ingin melepaskan diri. Dan mulut sialan itu tertawa menghinanya.

"Tidak kusangka tubuh kecil dan mungil itu mempunyai nyali yang cukup besar," ucapnya, penuh aura menyeramkan.

Berbahaya! Si berengsek bangkit mendekat.

"Dan seharusnya kau berpikir. Aku tidak akan seceroboh itu untuk membuatmu kabur dengan mudah." Melanjutkan kata-katanya dengan gerakan menghampiri mangsa secara mengagumkan.

Aurora sudah seperti kucing yang tertangkap basah mencuri ikan, semakin beringsut ke belakang, ketika tubuh Darren sudah sampai dan memenjarakan tubuhnya di pintu dengan kedua tangan kekarnya.

"Aku tidak akan pernah melepaskan. Karena kau milikku." Kata-kata egoisme Darren keluar.

"Aku bukan milikmu!" Dan Aurora mempunyai refleks bagus untuk menyela kasar tepat di depan wajah Darren. Terlalu muak dengan kata-kata Darren yang selalu menjadikan Aurora sebagai miliknya. Dia tidak sepelacur itu!

Tatapan Darren menajam, "Jangan membantahku! Kau milikku dan kau harus ikut denganku pulang!" Egoisme seorang Darren yang melebihi luasnya tata surya.

Aurora menggeleng penuh makna penolakan, tidak sudi! Dia masih mempunyai rumah. "Aku tidak mau! Aku masih punya rumah dan aku akan pulang ke rumahku. Lepaskan aku berengsek!"

Darren menggeram kesal. Wanita ini berbeda, dalam mulutnya lebih banyak menampung kata-kata yang bisa membuat emosinya meledak secara mendadak.

"Kau akan pulang ke rumah ibu tiri yang sudah menjual keperawannmu seharga apartemen mewah yang terletak di kota ini, apa pantas itu disebut rumah?" ucap Darren mengompori, sedikit terkekeh melihat raut wajah Aurora yang menyiratkan kesakitan. Darren bangga dengan limpahan kekayaannya sekarang.

Unwanted LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang