Aurora tidak mengerti. Bencana sebesar apa yang menerjang tubuhnya hingga bisa terdampar di ruang kamar yang Aurora sendiri sangat yakini bahwa tempat ini cukup asing untuk ditangkap oleh retina matanya.
Seluruh interiornya terlihat mewah dan juga mahal. Kening Aurora kemudian mengernyit, beban berat yang menghatam kepalanya terasa begitu pening. Sebenarnya bukan itu yang menjadi objek pikiran Aurora saat ini. Melainkan pergerakan tubuhnya yang terbatas, rasa sesak di bagian mulutnya dan dingin menggigil yang menusuk kulit tubuhnya.
Astaga! Dia sedang disekap seseorang dengan kedua tangan yang terikat di atas kepala ranjang, bersama mulut yang dibungkam oleh kain, dan— telanjang.
"Hmmpmmm." Aurora mencoba berteriak namun itu hanya bisa menghasilkan geraman tertahan dari mulutnya, sedangkan kedua pergelangan tangannya sudah memerah karena gerakan ingin melepaskan diri.
Cklek
Pintu kamar mandi yang terbuka membuat Aurora beralih, matanya langsung terbelalak—
Pria itu!
"Akhirnya kau bangun."
Aurora semakin beringsut waspada ketika Darren menghampiri tubuhnya dengan gerakan perlahan ke arah ranjang. Ujung rambut hitam pria sialan itu menetes basah ke arah lantai, tubuhnya hanya tertutupi handuk putih yang melilit sebatas pinggang dan yang ada di dalam otak perempuan secantik Aurora untuk sekarang hanyalah mengumpati dan menyumpahi wajah tampan sialan itu dengan sangat kasar.
Disyukuri atau tidak Darren cukup paham akan makna dari tatapan garang yang Aurora perlihatkan —wanita itu menatap wajahnya penuh aura kebencian.
Cukup menantang.
Darren mengangkat sudut bibirnya, menyeringai, udara dingin dari ruangan ditambah dengan tubuh polos yang menggeliat di atas ranjang hotel itu membuat gairah Darren semakin meningkat pesat, dan merintih agar bisa secepatnya dipuaskan.
Langkah Darren terkesan tenang namun menyeramkan, menaiki tubuh Aurora dengan perlahan, mata sekelabus ularnya menatap lekat wajah cantik Aurora yang memerah.
"Hmmpph."
Aurora masih berusaha mengeluarkan diri dengan gerakan yang percuma, suara yang terendam oleh penutup kain membuat Darren sedikit perihatin hingga membuat otak waras Darren sedikit timbul dan mengakibatkan sebelah tangannya bergerak untuk melepaskan kain dari mulut Aurora.
Hah, Aurora menarik napas dalam-dalam terlebih dahulu sebelum memuntahkan kata-kata tepat di wajah Darren. "Apa yang kau lakukan? Lepaskan aku!"
Shit! Kenapa Darren semakin menyukainya. Oh, mungkin otaknya sudah gila.
"Sesungguhnya, aku ingin melepaskanmu kalau perjanjian tidak menuliskan bahwa aku bebas membejati tubuhmu terlebih dahulu, ketika selesai aku bisa langsung melepaskanmu ke tempat sampah."
"Bajingan!"
Darren tidak terlalu memperdulikan teriakan serta makian Aurora. Matanya fokus ke arah dada Aurora, mengelusnya secara pasif hingga membuat Aurora menggigil dalam balutan amarah.
"Dadamu punya ukuran yang pas. Tidak terlalu besar dan entah kenapa aku menyukainya."
Aurora semakin memberontak dan tangannya semakin perih memerah, matanya mulai berkaca-kaca. Demi Tuhan, Aurora ketakutan sekarang.
"Aku mohon, lepaskan aku."
Namun Darren tidak sebaik itu. Dia hanya tertawa tanpa pernah berpikir ada yang lucu. "Aku sudah mengeluarkan uang yang banyak untuk hasrat berbelanja ibu tirimu yang melampaui batas, dan sebagai jaminannya kau harus rela memberikan tubuhmu untukku tiduri."
KAMU SEDANG MEMBACA
Unwanted Love
RomanceBerawal dari ketertarikan yang terasa cukup berbeda, dilanjut dengan sebuah tamparan yang mendarat tepat di pipinya. Membuat Darren Nicholas, seorang aktor yang sudah amat terkenal seantero dunia. Nekat membeli seorang gadis bernama Aurora untuk dij...