4). Masa Lalu.

420 39 6
                                    

Kesetiaan tidak akan pernah mengkhianati orang. Malah akan membuatnya dekat dengan orang yang dicintainya.
🍃

Ify tahu, dia juga faham. Tapi ia tidak bisa menghentikan perasaan di hatinya itu. Semakin ia mencoba semakin besar rasa cintanya kepadanya.

Ia tidak ingin begini. Kesannya ia seperti masalah di hubungan orang. Tapi ia juga tidak bisauntuk tidak begini.

Ia sudah memadatkan jadwal kerjanya. Tapi pikirannya masih tetap ke arah sama. Memikirkan dia.

Terus apa yang harus ia lakukan sekarang? Mencoba mencari pelarian. Oke lah itu bisa, tapi ini nyata nggak mungkin dia setega itu.

Cowok juga punya perasaan. Walau pun tidak sesensitif cewek. Yang apa-apa langsung di masukin ke hati. Dan pasti ujung-ujung nangis lagi, nangis lagi.

Ify mengenyahkan pikiran-pikiran tidak bermutunya. Untuk apa ia berspekulasi tidak penting seperti itu. Ia yang memilih ini dan ia sudah siap akan resikonya.

Apapun itu nanti yang akan terjadi. Setidaknya Ify sudah berusaha untuk selalu ada di sampingnya. Ya, untuk sekarang. Karena setelah ini ia tak yakin akan terus ada di sampingnya.

Tok...tok...tok...

Suara ketukan pintu membuat Ify kembali fokus. Ia telah melantur sangat jauh entah sampai di negara mana.

"Ya masuk," ucapnya.

Tak lama setelah itu. Nampaklah Mia, asisten pribadinya berjalan ke arah ia duduk. Biasanya kalau Mia datang akan memberi tahu klien datang atau ia ada tamu.

"Ada apa Mia?" tanya Ify heran. Keningnya nampak berkerut tanda bingung.

"Ah, iya miss. Di luar ada yang nungguin miss Ify. Katanya temen lama."

"Dimana dia sekarang?"

"Di ruang tamu miss. Kalau begitu saya permisi," Mia undur diri dari bosnya.

Ify segera merapikan meja kerjanya. Ia kemudian mengambil handphonenya yang tergeletak tak berdaya di atas meja.

Dalam hati ia terus menebak-nebak. Siapa yang datang di saat ia sudah hampir pulang. Ya, dia akan pulang awal hari ini.

Takut membuat salah dan membuat papanya kembali mengomelinya. Ia segera beranjak menuju tamu tak diundangnya itu.

Saat sampai di ruangan khusus untuk menerima tamu. Ia menatap tamunya dengan bingung. Ia kira itu cewek ternyata cowok dan ia tidak pernah ada janji dengan yabg namanya pria.

"Maaf anda siapa ya?" tanya Ify sopan.

Sang pria itu membalikkan badannya dan membuat Ify terpaku. Bukan karena luka di hatinya kembalu terbuka. Tapi karena ia terkejut dengan kedatangan dadakan pria itu.

"Hai Ify. Masih ingat gue? Gue harap sih begitu," ucap pemuda itu santai. Bahkan ia tampak melayangkan senyumnya.

"Masih lah. Ada apa Day? Tumben banget lo kesini? Ah maksud gue tumben nemuin gue? Ada perlu apa?" tanya Ify.

[YLS#1] Menanti Cintamu✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang