9). Busy

241 18 6
                                    

Kalau dia lebih mementingkan yang lainnya. Kenapa kita masih mempertahankannya?
***

Rio berkali-kali mendengus kesal dengan tumpukan proposal di mejanya, belum lagi file-file yang ada di laptopnya yang ingin segera diselesaikan. Tapi nyatanya dari tadi ia belum menyelesaikan proposal-proposal sialan itu.

Jam makan siang bahkan sudah terlewatkan saru setengah jsm yang lalu. Tapi yang Rio herankan, tumben sekali Dea, tunangannya tidak berisik dengan menelponnya.

Berisik? Tunggu, sejak kapan ia memberi kata itu untuk tunangannya yang ia cintai. Selama ini yang Rio lihat dari Dea adalah kesempurnaan.

"Maaf Pak, anda tidak ingin makan siang. Karena setelah ini akan ada rapat dengan Damanik Corporation," ucap Zizy, sekretarisnya.

Rio mengalihkan tatapannya dari file-file yang terbengkalai di depannya. Ia memijit pelipisnya karena merasakan pening.

"Iya. Kamu pesankan seperti biasa."

"Ah iya Pak, tadi ada yang menghantarkan makanan ini ke bapak. Katanya dari ibu bapak," ucap sekretarisnya sambil meletakkan rantang yang ia bawa ke meja kerja Rio.

"Siapa yang ngirim namanya?" tanya Rio penasaran. Tapi nada suara tanda ingin tahu dan tidak.

"Saya tidak tahu pak, dia hanya berkata kalau itu kiriman dari mama anda."

"Oke, terima kasih," ucap Rio dingin.

"Kalau begitu saya undur diri pak."

Rio hanya mengangguk saja. Ia segera membuka rantang makanan itu mamanya memang sangat tahu yang anaknya butuhkan.

Tak lama bunyi ponsel terdengar di telinga Rio. Ia melihat siapa yang menelfonnya, nyatanya sang mama. Baru saja ia memikirkannya.

"Assalamualaikum Yo, gimana makannya?" tanya Anaya, mama Rio dari seberang sana.

"Rio belum jadi makan ma, emang kenapa?" tanya Rio sambil mengerutkan dahinya bingung.

"Enggak Yo, cuma mau bilang jangan lupa dimakan. Tapi itu bukan masakan mama. Jadi jangan heran ya kalau beda. Yaudah, wassalamualaikum, jangan capek-capek ya," ucap mamanya.

"Oke ma, waalaikum salam."

Rio hanya menautkan alisnya bingung dengan apa yang mamanya katakan. Terus kalau bukan mamanya yang masak siapa lagi?

Rio membolak-balikkan kotak makan itu untuk mencari petunjuk dari siapa yang ada ngirim. Nyatanya tidak ada sama sekali. Ah, bodo amat yang terpenting dia kenyang, batin Rio.

Saat dibuka nyatanya isi dari kotak makan itu adalah nasi dan ayam bakar lengkap dengan sambal, kerupuk, dan lalapannya. Dari harumnya saja Rio bisa menebak kalau rasanya pasti enak.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 15, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[YLS#1] Menanti Cintamu✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang