6). Dinner

293 28 5
                                    

Cinta adalah bagaimana kamu merefleksikan dirimu dengan lingkungan.
🍃

Entah ada apa dengan malam ini. Setelah sehari Ify pulang ke rumah. Ayahnya malah semakin gencar memojokkannya dengan berbagai kata-kata yang tidak enak didengar.

Tapi Ify tidak memerdulikannya. Asal itu tidak merugikan dirinya, untuk apa dia repot. Tapi, Ify yakin pasti ada sesuatu dibalik semua ini. Dan ia sudah cukup muak dengan apa yang papanya itu lakukan.

Seperti malam ini. Keluarga besar Anggara akan makan malam di luar. Dan tentu saja, Ify yakin ada sesuatu di balik itu semua. Tidak mungkin papanya repot-repot mengajak makan malam jika tidak ada acara penting.

Dan Ify tambah yakin lagi, jika acara itu ada hubungannya dengan dia. Bagaimana tidak? Sedari tadi, mama dan kakaknya begitu excited, mulai dari gaun, make up, model rambut, dll.

"Kak, ma, kita mau kemana sih?" tanya Ify yang sedari tadi diam kini mengeluarkan suaranya.

Padahal jelas-jelas dia sudah tau jawabannya. Kenapa harus bertanya lagi? Tapi, Ify yakin jika ini bukan hanya sekedar makan malam.

"Kan kita mau dinner Fy, papa kan udah bilang," jawab Shilla. Kakak ketiganya.

Oh my, dia benar-benar tidak ingin seperti ini. Walaupun ia seorang designer Ify lebih memilih dandan simple tanpa make up tebal seperti ini.

"Tapi kok sampai kayak gini sih? Aku nggak mau pakai yang ribet-ribet deh," keluh Ify sambil menatap wajahnya lewat cermin.

"Udah tinggal ngikut aja apa susahnya sih?" balas Sivia atau Via, kakak keduanya yang tiba-tiba saja masuk ke kamarnya.

"Iya sih kak! Tapi, aku punya feeling tentang dibalik ini nanti deh, yakin aku."

Kakaknya hanya geleng-geleng kepala saja. Adiknya itu memang paling berbeda dengan dengan anggota keluarga mereka.

Ify cenderung pendiam dan tertutup, padahal keluarga selalu terbuka. Dia selalu tidak percaya dirian padahal keluarga mempunyai kepercayaan diri yang tinggi. Jadi apa benar Ify keluarganya.

Via dengan cepat menghapus pikiran nyeleneh itu. Jelas saja Ify adiknya karena bola matanya sama dengan papanya. Hanya Ify yang mengikuti papanya.

Dirinya dan juga kedua saudara yang lain mengikuti mamanya. Memang Ify paling istimewa diantara mereka. Ia istimewa karena paling susah cari pasangan.

"Udah deh, ayo turun kita udah ditunggu," ucap Via setelah mengenyahkan pikiran bodoh itu.

Ia berjalan keluar diikuti oleh Shilla dan terakhir Ify. Dalam hati Ify sebenarnya ingin kabur saja. Dia tidak ingin terjebak dalam masalah pelik yang belum ia ketahui.

"Wah, benar kan Ma, pilihan Dayat pas banget buat Ify," ucap papanya dengan kagum yang tersirat di kedua matanya.

Ify hanya bisa diam dan membatin siapa Dayat-Dayat itu. Dia seperti sudah pernah mendengar nama itu. Tapi tiba-tiba saja ia lupa seperti apa wajahnya.

"Pa, emang kita mau kemana?" tanya Ify lagi yang menghentikan langkah semua.

Ketiga kakak iparnya menatap Ify dengan heran. Bukannya papanya tadi sudah berbicara kalau mereka akan makan malam? Kenapa Ify masih bertanya?

[YLS#1] Menanti Cintamu✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang