Chapter 10

138 25 21
                                    

Sudah hampir 1 bulan aku menjalin hubungan dengan Sejeong, kami tetap baik-baik saja meskipun ada masalah tapi kami bisa melaluinya dengan baik.

Besok adalah hari jadian kami yang ke 1 bulan, hari ini aku hanya mengantar Sejeong pulang sampai ke rumahnya, setelah dari rumah Sejeong aku langsung pulang.

Bukan pulang sih lebih tepatnya aku meminta bantuan kepada teman-temanku. Aku juga meminta bantuan Jennie apa yang biasanya disukai wanita.

"Jennie-ya!" panggilku.

"Ne?"

"Bisa mengantar ku sekarang 'kan?" tanyaku.

"Bisa oppa."

Kali ini aku membawa mobil, aku pikir karena aku akan membawa banyak barang.

Saat di perjalanan. "Jen, kesukaan wanita itu apa?"

"Oppa masa tidak tau?"

"Bunga? Boneka?"

"Nah itu tau."

"Tapi menurutku itu sudah jadi basi."

"Tapi tidak jika itu tulus."

"Nah pintar."

"Dari dulu."

"Baru sekarang kau pintar."

"Enak saja."

Aku tertawa melihat ekspresi adikku ini. Jujur saja meskipun kita sering bertengkar, tapi kami saling sayang. Aku ingin menjadi kakak yang baik, yang siap menjaga adikku selama yang ku bisa.

Aku kembali fokus mengemudi.

Deg.

Rasa sakit ini, kembali menyerangku, aku melihat Jennie dia sedang sibuk dengan ponselnya. Aku mencoba menenangkan diriku, aku menyalakan musik di mobilku, agar Jennie tidak mendengar aturan nafasku.

Sakit, ini bahkan lebih sakit dari yang kemarin. Akhir-akhir ini aku sering merasakan sakit di dadaku, bahkan aku sampai mengeluarkan darah dari hidungku.

"Oppa." panggil Jennie

Aku hanya berdehem dan mencoba menahan sakit di dadaku. Aku melihat dengan manik mataku, Jennie menatapku dengan aneh.

"Kau kenapa?" tanyanya.

"Aku tidak apa." jawabku.

Jujur saja, Jennie kau jangan mengajakku berbicara, sekarang aku hanya ingin diam dan mencoba menghilangkan rasa sakit ini. Ini menyakitkan untuk di tahan.

"Tapi wajahmu pucat."

"Aku hanya lapar."

"Kau sakit?"

"Tidak."

"Oppa jawab."

"Diamlah, aku sedang fokus mengemudi."

"Oppa."

Tuhan, tolong bantu aku, kuatkan aku, dan hilangkan sakit ini, aku tidak ingin terlihat lemah di depan orang-orang apalagi adikku.

Pandanganku perlahan menjadi buram, aku mencoba memfokuskan kembali pandanganku beberapa kali aku mengucek mataku agar menjadi normal, tapi sangatlah susah.

Aku tidak tahan lagi, aku menghentikan laju mobilku. Jennie yang sedari tadi melihatku mulai khawatir. Aku menatap Jennie tidak jelas. "Jen, tolong aku." ucapku terbata.

Dan hingga akhirnya aku tidak ingat lagi.

---

Kepalaku sakit. Aku memfokuskan pandanganku.
"Oppa!" itu suara Jennie.

First Love [KTH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang