.Boy 4.
"Apa?! Kamu demam?!" pekik Ibu Gytha.
Riasannya tampak hancur seketika."Tidak terlalu tinggi, aku hanya sedikit pusing." jawab Gytha santai.
"Tapi... Hari ini kan hari pernikahanmu !?" pekik Ibu Gytha lagi.
"Hmm... Lalu? "
Ibu Gytha nyaris mengacak rambutnya, kalau saja Ia terbawa emosi sampai lupa bahwa sudah menghabiskan banyak uang untuk rias.
"Tapi.. kamu masih kuat jalan kan?"
Gytha mengangguk pelan dan duduk.
Rasanya Ia ingin melepas segala riasannya, bahkan bulu matanya terasa lebih berat dari gaunnya.Marcus berjalan masuk dan duduk di samping Gytha.
"Ngomong-ngomong, apakah kau sudah tau cincin pernikahan kita? Lihat... aku mendapat sebuah cincin yang terbuat dari berlian 26 karat !"Gytha memandang Marcus datar dan meneluarkan sesuatu juga dari tasnya.
"Lebih baik pakai milikku, ini cincin yang hanya ada 6 di dunia ini ! "Marcus yang merasa kalah, hanya diam dan membuang muka.
"Marcus~ Lihat anak tante- ehh mami sedang demam..."Marcus menoleh singkat dan mengecek kebenaran.
"Masih sehat kok air wajahnya , kau masih kuat kan?" tanya Marcus sinis.
Gytha yang tak mau kalah, langsung mengangguk. "Tentu saja."
Ibu Gytha menghela nafas lega.
tok tok...
"Masuk"
Pintu terbuka dan tampak seseorang yang membuat mata Marcus melebar serta menarik perhatian Gytha.
"Kau!" seru mereka berbarengan.
Seorang gadis berambut cepak seperti lelaki namun manis itu, melangkah bersama buket bunga yang dipegangnya.
Ibu Gytha menatapnya bingung dan memikirkan sesuatu.
'Kayaknya aku pernah melihatnya..'"Marcus, selamat atas pernikahanmu ^^" ucap gadis itu dengan tenang.
Gadis itu menoleh pada Gytha dan tersenyum lembut. "Kuharap kalian berbahagia selamanya ^^"
Gytha mengangguk terkejut akan suara yang amat halus dari gadis itu.
Marcus menunduk dan Ia segera menarik tangan gadis itu keluar.
Gytha hanya menatap dua postur tubuh yang semakin lama semaking menjauh.
"Siapa dia? Apa dia mantan kekasih Marcus?" tanya Ibu Gytha ingin tau.
"Hmm.. Entahlah, aku tidak perduli. Hanya saja... aku pernah melihat gadis- atau lelaki itu keluar dari rumah Marcus."
Ibu Gytha mulai takut, "Wah... jangan-jangan benar."
Gytha menyadari ketakutan ibunya, ia menoleh dan berkata "Tenang aja, kita ga bakal cerai kok mi"
Ibu Gytha menghela nafas pelan, kemudian kembali tersenyum. "Ok mungkin itu hanya temannya. Emm.. ok deh mami tunggu di luar ya."
.
Pernikahanpun berjalan dengan lancar, Rina memeluk Gytha dengan tubuh gemuknya sambil berlinang air mata.
"Akhirnya kita jadi saudara ya ><"Gytha mengangguk pelan dan memandang ke arah Marcus yang hanya diam.
"Kan yang sakit aku, apa kau sudah tertular? " sindir Gytha.
Marcus membuang muka.
Gytha mencari keberadaan gadis tadi, namun ia tak menemukannya.
Awalnya Gytha prihatin, namun ketika Ia mengingat perkataan Marcus untuk tidak mengurusi urusan orang, Gytha tidak jadi menghiburnya.
Pukul 11 tepatnya, acara telah usai.
Saat Gytha bangkit berdiri, tiba-tiba pandanganny kabur.Brakk..
Tubuhnya terjatuh ke lantai dan dengan nafas terengah-engah Ia perlahan kehilangan kesadaran.
Di sisa-sisa kesadarannya, Ia melihat Marcus yang mengangkat tubuhnya.
.
rrrrr....
Suara bising dari ponsel Marcus membangunkan Gytha."Halo- Iya kami sudah di hotel dan tampaknya demam Gutha sudah turun. Nanti malam, kami jadi berangkat."
Gytha sudah sadar penuh, namun begitu Ia ingin membalikkan badan Ia berhenti.
"Hmm? Tapi tidak ada yang sadar, aku aneh begitu karena- mu... kau tau kan?" Tampak terdapat jeda begitu Ia mengatakan Mu.
"Mau bagaimana lagi, aku tidak bisa hidup terpisah darimu.. "
Gytha tetap menguping.
"Ba..Baiklah aku berhenti. Tapi jangan lupa jaga diri ya, kami hanya bulan madu untuk waktu yang singkat kok."
'Bukankah biasanya Ia cuek dan sangat arrogant, kenapa di telpon Ia berbicara lembut (?)' batin Gytha.
"Hmm.. see you....Cup" Saat sambungan tertutup, betapa terkejutnya Gytha begitu mendengar Marcus mengecup ponselnya.
'Hmm... jadi Gadis itu benar-benar kekasihnya... bukan mantannya.. Ehmm... untuk apa aku perduli ya..(?)..'
Gytha melanjutkan pura-pura tidurnya dan Ia kembali terlelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ms and Mr Arrogant
RomanceKamu Pilih itu , Aku Pilih ini . Jadi kita urusi diri kita sendiri. Aku tidak perduli kau selingkuh atau tidak, intinya kita tidak boleh bercerai .