.Girl 5.
"See you~ " isak Rina sambil memeluk Gytha dengan erat."Mmh... Aku akan membawakanmu oleh-oleh." balas Gytha kemudian berjalan masuk ke bandara.
Marcus berjalan di sampingnya sambil mendengar earphone dan berkacamata hitam.
Pakaiannya yang santai, nyaris mencetak bentuk tubuhnya yang mirip dewa Yunani.Semua orang memandangi mereka saat mencari tempat duduk untuk menunggu, mereka menatap Gytha dan Marcus seperti meminta mereka untuk duduk di samping mereka.
"Aku mau beli star****s dulu, kamu mau titip apa?" tawar Marcus.
"Tidak perlu, aku tidak ingin meminum hal seperti itu sebelum menaiki pesawat." tolak Gytha kemudian mengambil botol minum yang dibawanya, sembari mengecek social medianya.
Saat menunggu beberapa menit,
"Gyt~ " panggil seseorang dari hadapannya.
Gytha mengangkat wajahnya dan Ia melebarkan matanya.
"Revan! Astagaa.. udah lama ga ketemu..."Pria bernama Revan itu memiliki postur tubuh sedikit lebih pendek dari Marcus namun tidak kalah menarik.
"Sendirian aja?" tanya Revan sambil duduk di sampingnya.
"Hmm.. sama Marcus, suamiku."
Mata Revan seketika membelalak, "Suami? What? "
"Iya, bukannya kau sudah kuberi undangan?" Gytha mencoba mengingat-ingat.
"B..Benarkah.. aku sudah pindah rumah, jadi mungkin kau mengirimnya ke alamat lama." Revan tersenyum pahit kemudian menunduk.
"Hmm... speak of the devil.. itu dia orangnya." tunjuk Gytha.
Marcus yang datang sambil memegang minuman di tangannya hanya memandang ke arah Revan datar.
Dia duduk di sebelah Revan, namun tidak berkenalan. Ia hanya diam sambil melihat-lihat di temani minumannya.
"Anu... Namaku Revan, teman masa SMA nya Gytha."
Revan mengulurkan tangan.Marcus menoleh singkat lalu mengangguk, kemudian membuang tatapan lagi.
"Pst.. Gytha, bagaimana kau dapat menemukan orang macam ini?" bisik Revan mulai kesal.
"Hmm.. itu tidak penting, yang penting keinginan mamaku sudah terpenuhi yaitu aku menikah."
Revan menunduk lagi , "Begitukah...- "
Tring..
Ponsel Marcus tiba-tiba berbunyi, Ia sesegera mungkin mengangkat dan berjalan menjauh.
"Gyt.. kamu denger ga? Gyt.. " panggil Revan menyadarkan lamunan Gytha.
"I..Iya? denger kok." jawab Gytha dan kembali mengekori Marcus.
Revan menggeleng pelan, "BTW Gyt, berikan aku nomormu. Aku baru mengganti ponsel juga habisnya haha.."
Selesai bertukar nomor, akhirnya jadwal penerbangan Gytha dan Marcus tiba.
Setelah saling mengucapkan selamat tinggal, betapa terkejutnya begitu Ia kembali bertemu Revan di dalam pesawat.
.
.
Sesampainya di villa, Marcus dan Gytha duduk berhadapan."Jadi kita punya waktu 3 hari disini. Hari ini , kita tuntaskan tugas kita." Marcus membacakan jadwal yang telah ia rancang di kepalanya.
"Tugas?" ulang Gytha.
"Yap, membuat anak. Jadi besok dan lusa kita bisa menikmati liburan di sini masing-masing."
Gytha mengangguk setuju , kemudian tertawa bersama Marcus.
*Malamnya*
Saat Gytha mengeringkan rambutnya, Ia memikirkan sesuatu."M..Marcus, kau.. tau cara membuat anak?" tanyanya pelan.
Marcus yang sedang membaca majalah itu hampir tersentak.
Ia kemudian merapikan pakaiannya, "e..ehem.. tentu saja! Memangnya aku sepertimu?"Gytha yang tak mau kalah berkata, "T..Tentu saja aku juga bisa, aku kan hanya bertanya."
Namun, di dalam hati mereka masing-masing terdapat kecemasan.
Karena mereka selama ini tidak pernah memikirkan hal seperti itu.'Tenang Marcus, ingatlah Sex Education sewaktu SD dulu. Kau pasti bisa!' Marcus menyemangati dirinya sendiri.
'Yup Gytha, kau tidak perlu khawatir walau tidak tau. Lagipula laki-laki lah yang mengambil tindakan. bukan wanita!' Begitu pula dengan Gytha.
Marcus terus meneguk tequilla di mejanya , tanpa terasa sudah 1 botol.
Gytha yang awalnya menolak, akhirnya ikut meminum tequilla.Tak lama masing-masing dari mereka merasa kepanasan.
Mereka membuka pakaian mereka dan....(Yup karena ini bukan cerita yang diberi cap mature, saya tidak bisa menulis adegannya secara detail ;) Intinya kalian tau la kelanjutannya :v)
.
*Besoknya*
"Ad..duh..duh.." erang Gytha sambil berjalan menuju toilet.
Ia memegang pinggangnya juga sambil berjalan tertarih-tatih.'Aku tidak bisa membayangkan, kalau semalam aku tidak mabuk!' batin Gytha sambil merutuki dorinya sendiri.
Selesai mandi, Ia meninggalkan kamar dan menemui Revan di pantai dekat villa.
"Kenapa kamu lemas begitu?" tanya Gytha melihat wajah temannya yang jelas kurang tidur.
"Hnm.. semalam ada villa di sebelah hotelku, didalamnya ada pasangan baru sepertinya. Mereka sedang **** , selain itu bukannya di satu tempat saja, mereka berpindah-pindah astaga X( . Teriakan sang wanita bahkan sampai ke pantai ini kau tau? "
Gytha menggeleng, "Kau yakin, mana ada yang suaranya bisa sampai sekeras itu?"
"Serius, awalnya karena mereka berisik, aku keluar menuju pantai sambil menunggu mereka selesai. Ternyata mereka tidak kunjung selesai X( "
"Haha.. emangnya hotelmu yang mana ? Dan villa yang kau maksud yang mana?"
"Huh, memangnya disini ada villa mana lagi yang palig dekat dengan pantai? Tentu saja Villa XXX ! Dan hotelku yang ada di sebelahnya itu.." Gytha langsung tercekik begitu Revan menunjuk villanya.
"Ngomong-ngomong, kenapa kau jalan tertatih-tatih seperti itu?" tanya Revan lagi.
"A..Aku jatuh dari tangga, Ahahah... " bohong Gytha.
"Dimana tempatmu menginap? Aku akan mengantarmu.."
gluk.. Gytha meneguk air ludahnya dengan sangat pelan.
"T..Tidak usah! A.. aku ada urusan.. aku balik duluan ya..bye bye.."
Dengan terpaksa menahan sakit, Gytha berlari cepat melewati villanya dan berniat bersembunyi di hotel yang lain.Namun, betapa sialnya begitu Marcus keluar dari villanya dan berpapasan dengan Revan.
"Kau melihat Gytha?" tanya Marcus tanpa basa basi.
"B..bukannya, Ia kembali kekamarnya karena ada urusan?"
"Kamarnya? Tapi tadi aku tidak bertemu dengannya."
Revan tercekat begitu Ia baru sadar, bahwa Marcus keluar dari villa yang Ia bicarakan tadi.
"A..nu.. ada urusan apa, anda di villa ini?" tanya Revan terbata-bata.
"Ini villaku! Tentu saja untuk tinggal di sini !"
"D..Dengan Gytha?" tanya Revan lagi memperjelas.
"Ya. " jawab Marcus cuek.
Gytha yang mengintip mereka dari jauh hanya bisa berlari ke arah Marcus dan menariknya ke dalam villa.
Air matanya sudah mau keluar bercucuran, namun Marcus yang tidak mengerti keadaannya malah berkata "Aku ingin makan siang, kenapa kau malah menarikku masuk lagi?""Kau... BODOH!" Teriak Gytha keras sampai di telinga Revan yang masih shock dengan keadaan.
.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Ms and Mr Arrogant
RomanceKamu Pilih itu , Aku Pilih ini . Jadi kita urusi diri kita sendiri. Aku tidak perduli kau selingkuh atau tidak, intinya kita tidak boleh bercerai .