"Gyt~ kamu sejak honeymoon kemarin kok kayaknya lesa lesu gitu? oh iya mami lupa emang ud begitu ya dari awal.." sindir Ibu Gytha sambil mendekati Gytha yang sedang memainkan ponselnya.
"Huh? Ngga.. kenapa-kenapa kok.." Jawab Gytha ketus.
"aduuhhh... kalau kamu jawabnya begitu, mami makin curiga.."
Gytha menaruh ponselnya ke bantal dan berkata, "Mi, kemarin aku ketemu Revan."
Wajah Ibu Gytha berubah, "Lalu?"
"Dia.. sekarang sudah memegang beberapa perusahaan, dan katanya sudah ber-uang banyak" tambah Gytha.
Ibu Gytha mengangguk kaku, kemudian diam sejenak.
"Gytha, kalau kamu ada masalah apa-apa sama Marcus bilang aja ya ke mama. Nanti mama yang selesaikan."
Gytha menatap tajam mata Ibunya dan berkata, "Selesaikan? Cerai maksudnya? Mi, udahlah.. Sampai kapan mami mau ganggu hubunganku? Untuk apa cari yang ber-uang banyak ? Kalau mami mau uang, aku juga bisa kasih uang ke mami!-"
"GYTHA! Kamu kenapa langsung nyerocos begitu? maksud mami kan cerai supaya kamu ga kenapa-kenapa. Kamu tuh anak satu-satunya mami!"
"Huh, kalau gitu kenapa dulu mami ga bolehin aku sama Revan? Jelas kalau Revan ga bakal kasarin aku dan baik sama mami. Terus kenapa mami gabolehin aku nikah sama dia?"
Ibu Gytha terdiam.
"Karena dia masih belum punya uang banyak kayak sekarang? Hh... semua yang mami pikirin cuma uang! Padahal aku juga bisa kasih itu ke mami." Gytha menoleh ke Ibunya sebentar, kemudian melangkah keluar.
Air mata sudah berlomba-lomba keluar dari ekor matanya.
****
Sekarang Gytha sedang berdiri di hadapan rumah keluarga Marcus.
Saat Ia ingin mengetuk, ternyata pintu depan tidak terkunci.Ia mengetuk pelan, "permisi..."
Setelah itu, Ia sampai di ruang tamu. Di dekat sana ada sebuah pintu yang terbuka juga.
Gytha merasa waswas akan maling/pencuri, Ia mengambil payung yang tersusun rapi pada guci.
Perlahan-lahan membuka pintu kamar tersebut, aroma manis seperti kue tercium sampai posisi Gytha berada.
Di atas tempat tidur terdapat seseorang yang tidak asing bagi Gytha.
Gadis yang Gytha sering temukan bersama dengan Marcus, gadis berambut cepak dan berwajah manis.
Seketika sebuah kenangan terlintas di kepala Gytha dan membuatnya sakit kepala.
Ia hampir saja membuat suara, kalau saja ia tidak menahan dirinya di dinding agar tak terjatuh.
Gytha segera keluar dari kamar tersebut dan mendapati Marcus baru saja pulang kerja.
" Kamu ngapain disini? " tanya Marcus ketus.
Gytha yang masih merasa pusing hanya bisa diam.
Tiba-tiba pintu yang baru saja Gytha masuki, terbuka dan menampakkan Rina yang tersenyum lebar.
Gytha terdiam, Ia berusaha mengumpulkan pikirannya.
"Rina.. Se..lama ini.. kamu gadis itu kan?"
Rina terdiam dan berkata " apa maksudmu kakak ipar?"
"Kamu.. ka..kalian mempermainkanku kan? Kau berlagak seperti adiknya, padahal kau kekasihnya. Kalian ingin mempermainkanku kan?"
Marcus mendekatinya dan berkata, " Memangnya kenapa? Bukannya kau juga sudah merencanakan semuanya dengan Ibumu? "
Mata Gytha melebar dan mendorong Marcus.
"Cukup! Gytha kau harus dengar ceritaku!" Putus Rina.
.
TBC >< btw Selamat Hari Lebaran bagi kalian yang merayakan ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Ms and Mr Arrogant
RomanceKamu Pilih itu , Aku Pilih ini . Jadi kita urusi diri kita sendiri. Aku tidak perduli kau selingkuh atau tidak, intinya kita tidak boleh bercerai .