^Pak Ketua^

62 13 0
                                    


Selamat membaca😉

____________________9__

Author POV

Tak ada yang lebih menyenangkan dari bel istirahat yang berbunyi nyaring.

Seperti kemarin, saat ini Ayu, Cahya, Ais juga si murid baru -Adin- duduk disalah satu meja kantin di sekolah mereka.

Setelah penjelasan dari Cahya tadi pagi, Adin mulai sedikit memahami alasan dibalik pertengkaran mereka tadi pagi. Dan sepertinya tiga orang itu sudah terbiasa dan seperti tidak peduli jika mereka baru saja bertengkar. Jadi, Adin pun ikut diam dan tak mempersalahkannya lagi.

"Eh, btw lo mau ikut ekskul apa Din?" Tanya Cahya tiba-tiba.

Ayu mengangguk, "iya. Lo pasti udah kepikiran dong mau ikut ekskul apa." Tambah Ayu.

Adin terkekeh, "ekskul?"

Mereka bertiga mengangguk.

"Iya, lo udah tau mau ikut ekskul apa?"

Adin tertawa renyah, "ya, jelas dong-.." ucapnya mengantung sambil terus tertawa.

"Apa? Lo udah tau?" Tanya Ayu antusias.

"Hahaha... ya jelaslah," kemudian ia memasang wajah datar, "belum."

Kemudian Ayu, Cahya dan Ais melongo, "hah?" Ucap mereka serempak.

"Iyain aja lah," ucap Ais malas.

Cahya berdecak sebal, "ck, dasar cebong. Serius ini,," ucapnya keregetan.

"Hehehe... peace gaes, canda gue."

Ayu mendengus, "up to you, Din."

"Jangan marah elah, dasar cewek."

Ayu menggeram kesal.

"Ihh, punya kaca kan dirumah? Ngaca woy, lo juga cewek."

Adin lagi-lagi terkekeh, "sans bos. Gue tau gue cewek makanya gue diem."

Cahya memandang sinis.

"Kagak nyambung ogeb."

"Udahlah. Din, serius lo mau ikut ekskul apa?" Tanya Ais yang sudah mulai geram.

Adin menggeleng.

"Gue juga belum tau, tapi semalem sama ortu disaranin masuk rohis."

Mata Cahya dan Ayu membola, "HAH? ROHIS?." tanya mereka serempak.

Adin mengangguk polos
"Kenapa?." Ia menatap bingung dua orang didepannya.

"Wihh, gue dukung tuh. Sebagai anggota rohis kita berdua bakalan bantu lo masuk rohis." Ucap Ayu antusias sambil merangkul bahu Cahya.

Cahya mendelik kearah Ayu, "kita? Lo aja kali gue enggak." Ia menyingkirkan tangan Ayu dari bahunya.

Ayu mendengus.
"Iya gue tau. Gak akan pernah ada kata 'kita' diantara 'kamu' dan 'aku'." Kata Ayu yang tiba-tiba sok melow.

Ais menatap sambil terkekeh.
"Curhat mbak?."

Ayu menoleh kearah Ais.
"Enggak. Aku mah apa atuh, cuma sebuah kismis diatas kue lumpur. Cuma buat hiasan dan gak penting."

Semua tertawa mendengar ucapan Ayu.

Kemudian semua kembali hening.

Suara Cahya memecah keheningan, "Jadi?."

Adin mengernyit.
"Apa?."

Cahya menghembuskan nafas.

"Lo beneran mau masuk Rohis? Kalo iya gue sama Ayu bisa bantu."

PenantianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang