Sorry for typo😉
Happy reading😘
---------------------------
Author POV
Pagi ini semua terlihat sama. Cahya yang sedang menyalin pr milik Rita dan Adin yang sedang duduk disamping Cahya sambil memainkan ponselnya.
"GOOD MORNING MA PRENNDD" teriaknya mengalihkan perhatian sebagian siswa dikelas.
Fitri menghampiri Ayu yang berteriak seperti orang kesurupan-walaupun itu sudah menjadi kebiasaannya-.
"Masih pagi jangan teriak-teriak." Tegur Fitri.
Ya, gadis satu ini adalah salah satu gadis pendiam, lembut, dan kalem tapi bisa absurd juga.
Ayu terkekeh, "iya ummi."
Fitri hanya geleng-geleng kepala melihat sikap absurd milik teman sekelasnya ini.
________________
Bel telah berbunyi sejak dua puluh menit yang lalu, tapi bangku disamping Ayu masih kosong dan tak ada tanda-tanda si punya bangku akan hadir.
"Ssstt..ssstt... Ya," panggil Ayu pada Cahya. Cahya menoleh kebelakang dengan tatapan 'apaan?'. "Ais kemana?"
Cahya mengendikkan bahu, " gak tau gue. Sakit kali." Sahutnya.
Ayu sedikit mendelik, "gak mungkin. Kalo sakit pasti guru-guru pada nanyain, lagi biasanya kalo sakit si Ais ngontek gue."
Cahya berpikir sejenak.
"Bentar gue chat abangnya dulu."
Ayu hanya mengangguk pelan. Cahya kembali menghadap kedepan, tangannya dijulurkan kedalam laci dan mulai mengetik sebuah teks, dengan hp yang di mode silent tentunya.
Adin yang melihat Cahya menunduk sambil menatap hp pun bertanya dengan lirih, "ngapain, Ya?" Tanyanya.
Cahya menggeleng tanpa melihat ke arah Adin.
Sekitar lima menit menunggu akhirnya pesannya dibalas.
From: bang Gaga
Otw bandara.
Cahya mengernyit dengan balasan dari lelaki itu.
To: bang Gaga
Ngapain? Mau liburan?
From: bang Gaga
Enggak.
To: bang Gaga
Trus?
From: bang Gaga
Mau pindah ke Ausi. Sekeluarga. Hari ini berangkat. Kamu gak dikasih tau sama Caca?.
Mata Cahya membelangak dengan balasan Arga. Ia langsung memutar tubuhnya kebelakang dan menunjukkan chat room nya dengan Arga.
Ayu lebih terkejut, " ayo samperin."
"Caranya?" Tanya Cahya heran.
Ayu sedikit berpikir. "Ijin. Sekarang."
Gadis itu lalu akan berdiri sampai tangannya ditahan oleh Cahya. "Lo gila? Gimana ijinnya? Lagi kita kesana naik apaan?" Tanya Cahya.
"Gue yang ijin. Kita naik taksi, gue yang nyari gue yang bayar. Kalo lo gak mau gue bisa pergi sendiri." Sembur Ayu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Penantian
Teen FictionIni adalah cerita singkat dari empat sahabat yang memiliki kisahnya masing-masing. Kehidupan dari empat gadis konyol dan naif. Bertingkah seperti manusia paling bahagia padahal nyatanya menyimpan banyak luka. Adin, Ais, Ayu, dan Cahya. Pelajar menen...