Epilogue : Dream

3K 310 97
                                    

Bahagia itu akan selalu ada seandainya saja kita tak pernah terbangun dari mimpi.

Mimpi―sebuah pengalaman bawah sadar yang melibatkan penglihatan, pendengaran, pikiran, perasaan atau indra lain dalam tidur.

Saat kau tidur dan bermimpi, terkadang kau tak menyadari tengah terlelap dalam-dalam, terbuai dengan kebahagiaan semu. Mimpi indah memang yang paling buruk, membuatmu terlena hingga melupakan kehidupan nyata.

Tik tok tik tok

Dengan dentingan lirih jam yang menghipnotis, dirimu memilih terlelap sepanjang waktu. Kau menyadari bahwa dunia nyata tak memberimu kebahagiaan sebagaimana skenario mimpi hingga hati kecilmu memilih untuk lari dari kenyataan, menerima kebahagiaan semu, dan meninggalkan rasa sakit karena permainan takdir Tuhan.

Andai semua mimpi itu indah, mungkin manusia takkan berkeinginan untuk bangun dan menghentikan mimpinya. Mereka akan memilih untuk terus menutup mata dan menikmati euforia dari bunga tidurnya. 

Lalu bagaimana jika itu adalah sebuah mimpi buruk? Mimpi itu menghantuimu sepanjang waktu, mencekam kehidupanmu seperti sebuah drama bergenre thriller, mengoyak psikismu hingga membuat gila, dan melukai batinmu lagi dan lagi. Bagaimana jika setiap kali kau tidur kau lantas mendapatkan ketakutan dan rasa sedih yang tiada akhir? Apakah kau masih berkeinginan untuk terlelap selamanya? 

***

Kim Jaehyun seorang single parent yang kini sudah pensiun dari pekerjaannya, terlihat tengah bersantai di ruang pribadinya, terduduk di atas ranjang seraya mengamati sebuah tablet seukuran sedang dalam genggamannya. Ia menatap layar dengan ekspresi yang sulit dideskripsikan. Pandangannya tampak kosong, meski ia tengah menyaksikan sebuah video pada benda pipih itu. 

"Taehyung-ah, ini adalah ulang tahunmu yang ketigabelas. Ucapkan sesuatu di depan kamera!" 

Jaehyun bisa mendengar suaranya sendiri, meski video itu hanya menampakkan sosok pemuda tampan bersurai walnut yang menatapnya tanpa ekspresi. 

"Ayolah. Tak setiap hari ayah pulang untuk merayakan ulang tahunmu seperti ini." bujuknya. 

Pemuda itu akhirnya memutuskan untuk angkat bicara. 

"Terima kasih." jawabnya datar. 

"Itu saja? Coba katakan sekali lagi sambil tersenyum. Liat ayah baik-baik." 

Pemuda itu tampak menghela napas panjang, kemudian menatap pada kamera baik-baik. Ia pun mulai tersenyum lebar. 

"Terima kasih, Ayah." 

Melihat senyuman yang terlihat tulus itu, Jaehyun lantas menangis. Air matanya tak berhenti menetes manakala memandangi video yang terus berputar, menampilkan adegan-adegan selanjutnya. Dirinya terus terisak selagi memperhatikan sosok muda itu terpatri abadi dalam rekaman digital miliknya―terus bergerak, terus berbicara, dan terus tersenyum cerah.  

"Taehyung, anakku! Taehyung!" Ia meronta keras, menangis sejadinya hingga seorang masuk dalam kamar, mencoba mengecek keadaannya. 

"Tuan, apa yang terjadi?" 

Jaehyun lantas menatap nanar pada pria tua itu segera. Saat mendekat, ia langsung mencengkram kedua lengannya. Pendar matanya menyiratkan kekhawatiran yang mendalam. 

"Jungkook-ah. Dia, bagaimana keadaannya? Aku harus menemuinya!" 

Pria tua itu menekuk sudut bibirnya ke bawah. Dirinya menggeleng ringan. 

"Apa yang Tuan katakan?"

"Kubilang Jungkook! Mana anak itu?" 

Jaehyun kembali menangis. 

Love Disorder [KookV/ KookTae] - COMPLETETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang