L.L.L (18)

5.6K 375 10
                                    

Mac memaksa membuka matanya ketika sebuah jari lentik terasa berjalan-jalan di wajahnya sesekali menarik lembut hidungnya.
"Good Morning" ucap Julie yang sudah berlutut di sisi kasur. Tangannya bermain-main di wajah Mac.
Mac tersenyum lalu menutup matanya lagi.
"Apa kamu tidak punya cara lain untuk membangunkan ku?" Tanya Mac
"Tidak ada. Ayo cepat bangun aku sudah menyiapkan sarapan untuk mu" ucap Julie dan menarik pipi Mac. Meskipun masih mengantuk Mac pun terpaksa bangun. Ia duduk di kasurnya. Matanya masih terpejam rambutnya berantakan. Tapi sungguh tak mengurangi sedikit pun ketampanannya.
"Tadi ponsel mu berdering. Ada telfon dari Casey dan Kara." Ucap Julie
Mac mengangguk lucu. Jelas sekali Ia masih mengantuk.
"Pagi-pagi saja sudah di telfon dua wanita" ucap Julie.
"Dari dulu kan aku memang idolanya wanita" saut Mac
"Ya aku tau. Herannya kamu tetap hanya memandang ke arah ku" ucap Julie
"Dan mungkin akan selalu begiti" ucap Mac. Julie hanya tersenyum. Ia berdiri.
"Cepat bangun,hubungi wanita-wanita mu itu lalu sarapan. Kamu ada syuting pagi kan. Jadi bersiaplah" ucap Julie. Mac mengangguk mengerti.
"Terimakasih Julie" ucap Mac dan di balas senyum cantik oleh Julie.
***
Kara bekerja seperti biasanya. Hari ini tak cukup ramai dan juga tak sepi. Jam kerja Kara telah usai. Kara masih berada dalam klinik Ia menggerai rambutnya dan merapikannya. Kara mengambil satu kotak jus jambu dari lemari pendingin. Ia duduk dulu di sana mengatur napasnya.

"Ra order go food yok" ucap Dita
"Gua mau balik. Mau kerumah nyokapnya dhana" ucap Kara
"Wuih ke rumah calon mertua" ledek Salsa
"Bagi tips punya pacar kece dong kak" ucap Amanda.
Kara tak menanggapi Ia hanya menghela napasnya. Ardhana masuk ke dalam klinik. Kara semakin menghela napasnya. Memang bukan Ardhana namanya kalau nurut begitu saja.
"Eh Kak Dhana. Mau jemput kak Kara ya" ucap Nita. Dhana tersenyum,mengangguk,lalu mengulurkan tangannya pada Kara.

"Ayo" ucap Ardhana
"Uuh manis banget salsa iri" ucap Salsa
"Biasa aja sa" ucap Kara dan berdiri namun memukul tangan Ardhana.
"Ngga usah sok romantis deh" ucap Kara
"Yaudah gandeng Salsa aja mau?" Ucap Ardhana dan mengulurka  tangannya.
"Mau kak" ucap Salsa dan langsung menggapai tangan Ardhana. Lalu Amanda ikut memegang juga.
Kara memukuli kedua tangan adiknya itu.
"Kan ngga usah genit!" Ucap Kara
"Ya ampun kak dikit doang. Kak Dhana foto bareng please." Ucap Amanda. Ardhana pun mengangguk setuju. Alhasil mereka berfoto-foto dulu,dita tak mau kalah dia pun ikut foto. Nita yang baru turun dari lantai dua pun berlari minta bergantian.
Kara hanya mendesah kesal pacarnya jadi milik bersama. Dan semua berujung dengan Kara yang merajuk di dalam mobil.
"Kenapa manyun gitu? Karna aku jemput? Kalau kamu datang ke sana sendiri yang ada aku di gantung mami" ucap Ardhana

"Halah! Itu cuma alasan kamu aja kan. Biar bisa genit-genit sama mereka" ucap Kara kesal.

"Ya kamu sendiri di pegang ngga mau." Ucap Ardhana membela diri.

"Bodo amat! I HATE YOU" ucap Kara

"But I love you" ucap Ardhana dan tersenyum. Kara membuang pandangannya ke luar jendela mobil.

"Mau makan dulu ngga?" Tanya Ardhana dan mengusap kepala Kara lembut. Kara menampiknya.
"Masih kenyang"ucap Kara
"Ya Kenyang.. liati kamu di pegang-pegang" lanjut Kara dengan suara pelan namun masih dapat di dengar Ardhana.

"Jadi langsung aja nih?" Tanya Ardhana. Kara berfikir sejenak.

"Kita ke rawamangun dulu ya. Beli asinan. Mami pasti suka" ucap Kara. Ardhana hanya mengangguk setuju.

"Hari ini rame ngga?" Tanya Ardhana.
"Lumayan aku pegang 4 pasien." Ucap Kara
"Capek ngga?" Tanya Ardhana
"Capek. Tadi pasien terakhir komedonya banyak banget. Sampe pegel sendiri" keluh Kara.
"Euhm kasian. Sini pijetin" ucap Ardhana dan memijit kecil kening Kara dengan ibu jarinya.
"Sini dong" ucap Kara menepuk bahunya. Ardhana tersenyum kecil dan memijit pundak Kara.
"Pasienya cowok apa cewek?" Tanya Ardhana
"Cewek 3 cowo satu yang terakhir itu" ucap Kara.
"Hufht aku ngga suka kamu pegang-pegang cowok lain." Ucap Ardhana
"Tadi siapa yang sibuk foto-foto sama cewek lain." Sindir Kara dan Ardhana hanya meringis memamerkan giginya.
Mereka pun membeli Asinan untuk mami Ardhana lalu langsung menuju ke rumah mami mereka. Sepanjang jalan mereka mengobrol hingga Kara pun tertidur di mobil Ardhana.  Ardhana membiarkan Kara tertidur hingga mereka sampai. Ardhana menyentuh pipi Kara. Dan Ia cukup kaget saat tubuh Kara terasa panas padahal suhu di mobil saat ini dingin Ardhana dengan cepat turun dari mobilnya. Pembantu Ardhana menghampiri Ardhana bersama maminya. Ardhana memberikan asinan yang sudah mereka beli.
"Bi tolong siapkan kamar ku" ucap Ardhana. Pembantu yang sudah paruh baya itu bergegas menuruti perintah itu.

Love,Life,Lie! (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang