Kara dan Ardhana telah sampai di rumah ibu Ardhana. Rusmi menyambut Kara dengan begitu heboh,mencium pipi Kara,memeluknya lalu langsung menceritakan berbagai hal yang ingin Rusmi ceritakan. Mengabaikan Ardhana yang juga datang bersama Kara.
Mac pulang ke rumah dengan tampang bad mood. Namun wajahnya berubah ketika melihat Kara.
"Kara ku" ucap Mac dan langsung dududk di samping Ardhana. Menggeser Ardhana begitu saja.
"Yeay. Kesini lagi. Kangen banget sama kamu" ucap Mac manja dan menyandarkan kepalanya di bahu Kara.
"Ekhem. Mac jangan kelewatan. Awas minggir" ucap Ardhana.
"Ra,sibuk ngga? Nanti temenenin aku ngobrol ya. Ada yang mau aku ceritain." Ucap Mac
"Enak aja. Mami duluan yang mau cerita" ucap Rusmi
"Ngga deh. Udah mami abisin itu mienya. Mac pinjem Kara dulu oke" ucap Mac dan tanpa persetujuan siapapun Ia menarik Kara menjauh. Mengabaikan Ardhana yang terus meneriaki Mac.
"Udah biarin kamu sini dulu. Gimana hari pertama kerja?" Tanya Rusmi seraya memakan mie ayamnya. Dengan tak Rela Ardhana pun mengalah.
Mac membawa Kara pergi menuju kolam renang belakang. Mac duduk di pinggir Kolam lalu meminta Kara duduk di sampingnya.
"Sini Ra" ucap Mac. Kara pun menurut.
"Ada apa?"tanya Kara
"Tidak hanya rindu pada mu" ucap Mac
"Aku mengenal mu Mac. Ada apa ? Julie? Aku dengar dia akan bercerai? Lalu bagaimana dengan pacar settingan mu?" Ucap Kara.
Mac menoleh kepada Kara.
"Pacar Settingan?"ucap Mac
"Di klinik ku ramai gossip mu dengan siapa itu namanya Casey ya kalau ngga salah" ucap Kara
"Sudah keluar ternyata. Tau dari mana itu settingan?" Tanya Mac
"I know you. Just it." Ucap Kara. Mac hanya tersenyum dan mengangguk.
"Lalu bagaimana dengan Julie?" Tanya Kara. Mac menghela napasnya. Ia menyenderkan kepalanya pada bahu Kara.
"Aku masih mencintainya. Apa aku salah?" Tanya Mac
"Tidak ada yang salah" ucap Kara
"Aku lelah seperti ini. Apa aku harus menyerah saja?" Tanya Mac
"Pada karir mu? Pada mimpi mu?" Tanya Kara
Mac tak menjawab Ia memejamkan matanya.
"Aku lelah berbohong Kara" ucap Mac
"Aku juga" ucap Kara.
Mac memeluk lengan Kara.
"Haruskah kita sudahi sekarang Ra?" Tanya Mac
"Aku sudah mencoba tapi tak bisa" ucap Kara
"Tidak masalah ku pikir Ardhana sudah benar-benar mencintai mu." Ucap Mac.
Kara menoleh ke arah Mac.
"Ya Kara aku sudah tau. Aku tau kamu bukan kekasih Ardhana. Aku kenal siapa Ardhana. Dia yang dulu tidak mungkin untuk mencintai mu. Apapun alasan mu berbohong aku yakin kamu punya alasan." Ucap Mac.
"Sejak kapan?" Tanya Kara
"Sejak awal. Sejak kamu ingin mengatakan sesuatu padaku di rumah sakit. Tapi aku tak tau mengapa banyak hal yang kamu tau tentang Dhana. Hanya saja aku yakin kamu pasti punya penjelasan" ucap Mac
"Mac aku"ucap Kara dan Mac langsung meminta Kara berhenti.
"Ra, aku ngga perlu tau apa alasannya. Ardhana lebih berhak tau. Saat kamu siap nanti kamu harus menjelaskan semuanya ya. Tapi kalaupun tidak. Ya sudah aku pikir Dhana mencintai Kara. Ya karna seorang Kara. Aku yakin itu." Ucap Mac
Kara tak menjawab lagi.
Mac menangkup kedua wajah Kara.
"Percaya pada ku Kara. Oke?" Ucap Mac.
"Mac bisa kah aku tetap diam dan menyimpannya? Aku masih tetap ingin bersama Ardhana" ucap Kara. Mac mengangguk.
"Itu pilihan mu Kara. Kamu bebas memilih tapi yang kamu harus ingat adalah setiap pilihan punya konsekuensi. Sama seperti ku yang tetap memilih Julie. Aku tau ada konsekuensinya dan aku harus menerima itu di kemudian hari." Ucap Mac.
Kara mengangguk mengerti.
"Senyumlah. Hari ku sungguh buruk hari ini. Sepertinya melihat mu tersenyum membuat hari ku membaik." Ucap Mac.
"Gombal" ucap Kara tersenyum dan mendorong dada Mac.
"Ekhem..mesra ya. Kalau di pegang Mac mau ya" ucap Ardhana dan berjalan menghampiri mereka.
"Emang kamu di pegang dhana ngga mau? Wah anak pintar" ucap Mac dan menepuk-nepuk kepala Kara.
"Yaudah lanjutin sorry ganggu. Cuma mau kasih tau Kara di cari mami" ucap Ardhana dan akan pergi. Namun Mac berdiri lebih cepat.
"Udah tua masih aja suka ngambek. Udah ah. Mau balik ke lokasi syuting. Bye Kara" ucap Mac melambaikan tangan pada Kara dengan wajah lucu lalu pergi. Kara ikut melambaikan tangannya. Suasana menjadi hening ketika hanya tersisa mereka berdua.
"Di cariin mami. Mami minta kamu nyobain baju untuk datang ke undangan pernikahan." Ucap Ardhana
"Baju?" Tanya Kara bingung.
"Iya,mami dan keluarga dapet undangan dari pak president untuk nikahan anaknya. Dan mami mau kamu datang sama aku. Mac akan membawa temannya juga entah siapa." Ucap Ardhana
"Kenapa harus aku?" Tanya Kara polos yang membuat mood Ardhana semakin tidak baik.
"Kalau tidak mau bilang saja ke mami. Aku sudah bilang kamu pasti tidak akan setuju. Tapi mami memaksa" ucap Ardhana dan akan meninggalkan Kara. Kara langsung cepat-cepat berdiri namun sialnya kakinya tak sengaja menginjak baju belakangnya saat ingin berdiri sehingga membuat Kara kehilangan keseimbangan dan jatuh ke kolam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love,Life,Lie! (Complete)
RomanceDi Privasi secara acak 18+ Hidup tanpa sebuah kebohongan? Menurutku itu sudah seperti suatu kebohongan sendiri. Tunjukan pada ku,apa ada seseorang yang dalam hidupnya tak pernah berbohong sekali pun? sedikit pun? Jika memang ada bawa aku padanya ma...