TWENTY SEVEN

1.5K 196 3
                                    

Author POV

Gemuruh suara langkah kaki yang berlari itu membuat perhatian pengunjung rumah sakit tertuju, Taehyung dan keluarganya yang baru saja mendarat di hongkong 20 menit yang lalu kini sudah berada di rumah sakit Xiao Fun Hongkong, dengan langkah terburu-buru dan panik mereka berlari menuju Ruang Operasi Tuan Kim Tae Won, appa kandung Taehyung.

Gadis Sma itu terdiam di ujung koridor ketika melihat kakak perempuannya duduk di kursi tunggu, tanpa fikir panjang gadis itu memanggil kakak perempuanya dan berlari menghambur ke pelukan kakak tertuannya itu

"Eonni..!!! Hiksss...." tangis Yeri pecah setelah dia memeluk erat kakanya, Taeyeon

"Uljimaaa...... kau membuat kakak sedih jika kau menangis yeri-ah..." ujar Taeyeon dengan suara getirnya, semua mata hanya tertuju pada Yeri dan kakaknya itu, termasuk Taehyung, Irene dan Nyonya Kim.

"Nuna... sud-sudah... sudah berapa lama ayah di operasi?" tanya Taehyung berusaha tegar

"Sudah dua jam, lihat... lampu ruang operasi masih merah, kita tunggu sampai lampunya hijau..." jawab kakak perempuannya itu.

📷📷📷📷📷

Irene POV

Suasana di ruang tunggu ini semakin sunyi, suara isakan sudah tak terdengar lagi, hanya dentingan jam dinding yang sekarang terdengar, sudah setengah jam sejak aku dan keluarga Taehyung sampai di rumah sakit ini namun operasi belum juga selesai.

*ting*

Lampu ruang operasi itu berubah menjadi hijau, itu artinya operasi sudah selesai.

Harap-harap cemas kami semua menunggu sang dokter keluar dari ruang operasi itu, selang beberapa menit kemudian seorang dokter dengan nama Xiumin di nametagnya itu muncul, lalu ia melepas sarung tangan dan masker yang menutupi wajahnya itu.

"Xiumin-ah... bagaimana appaku? Apakah dia sudah sadar?" ujar Taeyeon Eonni pada dokter itu

"Hmmmmm...... ya... operasi memang berjalan lancar, beliau akan di pindahkan ke ruangan Vip nya, kalian bisa menengoknya setelah 15 menit dari sekarang, dan Taeyeon-ah... bisakah kau dan ibumu ikut denganku?" ucap dokter yang ternyata fasih berbahasa korea itu

"Ah ya baiklah.." jawab Taeyeon Eonni sebelum melanjutkan kalimatnya

"Taehyung-ah... appa berada di kamar Vip A, temuilah ayah... bersama Yeri dan Irene... tapi aku mohon, jangan menangis di hadapannya, bersikaplah santai... jangan membebani ayah dengan tangisan kalian....." sambung Taeyeon Eonni, Taehyung dan Yeri hanya mengangguk menjawabnya. Bibi Kim hanya tersenyum sebelum akhirnya Bibi Kim dan Taeyeon Eonni hilang dari hadapanya

"Oppa.. ayo..." ujar Yeri menghapus sisa-sisa tangisannya sebelum mendahului Taehyung dan berlari mencari kamar ayahnya

"Baechu-ah... aku fikir aku akan mempertemukan ayahku denganmu..... aku akan mengenalkanmu padanya..." ucap Taehyung padaku dengan senyum manisnya, aku hanya mengangguk menanggapi ucapannya itu.

📷📷📷📷📷

Taehyung POV

*cklek*

Dengan perlahan adikku itu membuka knop pintu kamar Vip A dengan aku yang mengekori di belakangnya, pria itu, pria yang aku sayang dan selalu aku banggakan terkulai tak berdaya di atas ranjang rumah sakit besar ini, matanya yang sayu mulai menangkap kehadiranku dan Yeri.

"H-hai... hai ayah... ini su-sudah lama ya..." ucap adikku itu berusaha tegar

"Ye-ye-yerim-ah.." ujar ayahku dengan suaranya yang sedikit tidak jelas

"Ya ayah... aku disini... aku senang ayah bangun, wahh ayah... pemandangan dari atas sini bagus sekali, ak-aku ingin kita berjalan-jalan dan membeli eskrim lagi...." ucap Yeri yang sudah berada di depan jendela yang membelakangi ayahku, dia berkali-kali mengusap air matanya dengan terus mengoceh senang, padahal air matanya terus mengalir.

"Ay-ayah... Oppa membawa kekasihnya hari ini... dia Eonni yang cantik..." ujar adikku lagi, ayahku mulai menatapku sayu, dia juga sedikit mengulas senyumnya

"Hai ayah... aku tampak gagah bukan? Aku datang kesini bersama kekasihku, namanya Bae Joo Hyun, ayah bisa memanggilnya Irene..." ucapku pada ayahku sambil tersenyum menampilkan sederet gigiku yang rapih.

"Halooo paman... senang bertemu denganmu, aku harap kau segera lekas sembuh...." Irene membungkukan tubuhnya untuk memberi salam pada ayahku

"K-kh-khau... cantik... sa-sama seper-ti istriku... dulu... hahaha" ujar ayahku dengan sangat lesu, tawanya kali inipun hanya terlihat deretan gigi sama sepertiku.

"Cantik kan ayah? Apakah dia pantas menjadi seorang istri direktur di perusahaan ayah?" Ujarku, sungguh senyumku bergetar, Tuhan... jangan biarkan airmataku tumpah dihadapan ayahku kali ini...

"K-kau... kau mau menggan-gantikan posisi a-ayah?" tanya ayahku dengan mata yang sedikit berbinar

"Ya ayah tentu... kapan? Hari ini? Besok? Walaupun aku tidak tahu apa-apa pasti banyak orang yang mau membantuku bukan? Lagipula aku malas berkuliah... yang hanya bisa aku lakukan hanya foto, foto, foto saja... aku ingin bekerja dan sukses seperti ayah, bisa kan? Aku pasti bisa kan ayah?" tanyaku yang kini sudah menggenggam erat telapak tangan ayahku, dingin... tangannya dingin sekali

"Hahaha... te-tentu tentu s-saja kau ak-an sukses, ba-bahkan lebih... da-dari ayah..." jawab ayahku, perlahan tangannya merai puncak kepalaku, dia mengusap kepalaku pelan, terakhir kali dia melakukan ini padaku pada saat aku lulus Sma, dengan senyuman khasnya dia memelukku lalu mengusap kepalaku, aku merindukan kenangan itu.

"Ta-taeng-ah....." ucap ayahku, Taeng.... itu nama panggilanku saat aku kecil, tentu aku semakin sedih mendengarnya.

"T-ta-taeng-ah... ja-jaga ibumu.... ad-dikmu... dan kakak-mu... ay-yahhh... ayah... sudah tua... li-lihatlah... lihatlah ke-adaan ayah... ayah... mung-kin... tid-tidak akan ku-kuat lagi.... tta-tapi... tapi.. ayah se-senang bisa ber-temu dengan-nmu se-sek-sekarang.... ka-kau masih... mas-sih kuat... ja-jangan te-rlalu sibuk deng-dengan pekerjaanmu, se-sempatkanllah ch-check up... ag-garr... kau se-sehat selalu..." ucap ayahku panjang lebar, dia berbicara dengan susah payah, Tuhan... kuatkan aku.

"Tidak ayah... ayah harus mengajariku bagaimana memenej waktu dengan baik, cara kepemimpinan yang baik, menjadi pemimpin yang baik... ayah harus ajarkan aku semua itu...." elakku, dengan air mata yang sudah menumpuk di pelupuk mataku.

"Ay-ayah... ayah ti-dakkk... bis-ss-"

*biiiiiip*

Sura EKG itu beriringan dengan tertutupnya mata Ayahku.

"Tidak!!! Ayah..!!!!!!!! Jangan bercanda..!!! Bangunlah.....!!!"



"Ayah...!!!"














"AYAAAAAHHHHH!!!!!!!"

💙📷💙📷💙📷💙

Halo semua.. Vsul kembali, maaf kemaren gak up, sibuk sama tl yg isinya Bangtan semua, bangga banget gak sih mereka tampil di Amas? Kalo Vsul sih gabisa ngungkapin kata2 apapun selain Bangga sama mereka 😭😭❤️

Dan aku mau kasi tau, karena aku kelas 3, jadi ya bentar lagi masa sibuk aku dimulai... maaf kalo jarang up, jangan lupa Voment yaa ❤️

-Vsul👌🏻

VANTE (selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang