F

7.9K 645 14
                                        

Semilir angin lembut menerbangkan rambut Jungkook, berbisik-bisik ditelinganya seolah tengah memperdengarkan alunan musik yang merdu.

Jungkook memejamkan matanya, menikmati setiap terpaan angin yang berhembus. Atap sekolah telah menjadi salah satu tempat favorite nya sekarang, begitu tenang dan jauh dari keramaian yang membuat kepalanya pusing.

Tempat dimana dia tidak akan pernah melihat dua seojali yang mengumbar kemesraan tanpa tahu tempat.

Sepertinya keputusannya kembali ke Korea itu salah. Harusnya dia tidak perlu kembali dan tidak perlu melihat kemesraan yang diumbar dengan memuakkan ini.

Jungkook tersentak dari lamunannya, seseorang tengah memeluknya dari belakang, ia membuka matanya dan perasaan berdebar itu kembali datang. Aroma mint menusuk indra penciumannya, aroma yang ia rindukan. Tidak, Jungkook tidak boleh terhanyut lagi.

"Aku mencarimu" dari dulu, imbuh Taehyung dalam hati, dia memeluk Jungkook erat, seolah jika dia melepaskannya Jungkook akan menghilang.

Sementara yang dipeluk hanya diam mematung, terlalu terkejut.

"Aku merindukanmu" kata Taehyung lagi menenggelamkan kepalanya diperpotongan leher Jungkook, menghirup dalam-dalam aroma yang sangat dia rindukan itu.

"Untuk apa kau melakukan ini? Tolong berhentilah bersikap seolah tidak terjadi apa-apa tuan Kim Taehyung-sii," ucap Jungkook tajam,

Dia menyentak tangan Taehyung yang melingkar di perutnya kemudian berbalik dan menatap tajam Taehyung.

"Jungkook dengarkan aku" ujar Taehyung memelas.

"Apa lagi Tuan Kim yang terhormat, apa tidak cukup kau mempermainkan jalang ini ?"

Taehyung tercekat mendengar jawaban sinis Jungkook, kata-kata makiannya pada Jungkook dua tahun lalu ternyata telah meninggalkan sebuah goresan yang semakin lama semakin melebar.

"Tidak jangan katakan itu " Taehyung bisa melihat tatapan terluka dimata Jungkook.

"Bukankah kau yang mengatakannya Taehyung-sii? Bahkan aku masih bisa merasakan tamparanmu disini" Jungkook menujuk pipi kirinya, sudut matanya sudah basah dengan air matanya.

Taehyung tertegun dia kembali memeluk tubuh Jungkook erat, merapalkan kata maaf berulang kali. Meskpun Jungkook memberontak dalam pelukannya, Taehyung tak perduli.

Betapa bodohnya dia saat itu. Ia mengumpati dirinya dalam hati.

^-^

Minggu pagi yang cerah. Hari yang biasa digunakan untuk berjalan-jalan keluar. Sepertihalnya Jungkook yang berencana pergi keluar.

Dia memang butuh itu untuk menjernihkan pikirannya, dan membuang jauh-jauh memorinya tentang hari kemarin diatap sekolah.

Jungkook tengah memandangi pantulan dirinya dicermin, dres selutut berwarna violet menempel cantik ditubuhnya.

Tok. .tok..tok..

Jungkook menoleh kearah pintu kamarnya yang diketuk.

"Nona, teman nona menunggu dibawah" suara seorang pelayan dibalik pintu kamarnya.

Jungkook mengernyit, dia tidak merasa punya janji dengan siapapun.

"Ne. Aku segera turun" sahut Jungkook.

Masih menduga-duga siapa yang berkunjung kerumahnya Minggu pagi begini. Tidak mungkin itu Hoseok, karena tadi dia sempat mengajaknya namun Hoseok bilang dia sibuk.

Dia berjalan menuruni anak tangga dengan anggun, bisa dia lihat siluet seseorang yang dia kenal tengah duduk menatapnya mencemooh.

"Apa yang kau lagukan disini?" Tanya Jungkook sinis, dia masih berdiri menatap orang itu. Tangannya ia lipat didada menandakan bahwa ia tidak suka.

L♡ve? Kth+Jjk (gs)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang