3 - Menunggu

85 8 3
                                    

Musim gugur hari ke-9.

Hari ini, aku memberanikan diri ke taman itu lagi walaupun kondisinya sedang tidak bagus. Angin bertiup lebih kencang dari biasanya. Aku mendengar suara ranting silih berganti berjatuhan. Ramai sekali. Ditambah lagi dengan suara gesekan sapu dengan tanah yang tak ada hentinya. Orang-orang sepertinya bekerja keras untuk menyingkirkan daun-daun dan ranting-ranting itu.

Setibanya di taman, aku merasa heran. Sepi. Aku tidak mendengar keributan orang-orang disini. Hanya suara tiupan angin. Wajar saja, mungkin mereka enggan keluar rumah dalam cuaca yang seperti ini.

Aku menggenggam daun maple pemberian orang itu erat-erat. Aku tak mau ia terbang menjauh. Kalau dilogika, aku bisa saja mencari daun seperti ini lagi kalau milikku hilang. Ini musim gugur, bukan? Harusnya daun maple ada banyak berjatuhan. Tapi, yang satu ini menurutku spesial. Belum tentu ada daun lain yang teksturnya, bentuknya, dan hangatnya sama seperti yang kupegang.

Jam di gedung belakangku berbunyi keras. Jam 4 tepat, batinku. Aku masih duduk dengan tenang. Terdiam, sabar menunggu kedatangannya.

Menunggu. Menunggu. Dan menunggu.

Tidak ada tanda-tanda kedatangannya, baik itu aromanya maupun derap langkahnya.

"Tunggu sebentar lagi, Carla. Dia tak mungkin tak datang. Dia pasti datang," bisikku.

Seketika aku mendengar suara burung-burung berkicau. Ramai, tapi menenangkan. Aku dapat merasakan mereka hinggap bergantian di bahuku. Kumasukkan daun maple itu di kantung baju, lalu mencoba membelai burung itu perlahan, berharap mereka tidak terbang menjauh. Benar saja, dia tidak pergi. Sepertinya dia ingin dimanja olehku.

"Ternyata kau besar sekali, pantas rasanya berat bahuku. Bulumu halus, pasti warnanya juga cantik. Sayang, aku tak bisa melihat warna bulumu," ujarku.

Ketika masih asyik bermanja dengan burung-burung itu, tiba-tiba jam itu berbunyi lagi. Artinya, sudah satu jam aku menunggunya disini. Dia tidak datang.

Mungkin dia sibuk kali ini. Besok mungkin aku baru bisa bertemu..

Aku membuka tongkat lipatku, dan berjalan perlahan dengan pasrah, meninggalkan suara kicauan burung yang sejak tadi setia menemaniku.

To be continued...

[MINS#1] Kau dan Musim Gugur ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang