"kak!"
Sontak siyeon langsung terbangun dari tidurnya karena panggilan dari adiknya itu.
Gak nanggung-nangguk, belek dari matanya langsung jatuh sangking kagetnya.
Kontrakan yang besarnya hanya 10x10 meter itu pastinya membuatmu bangun hanya dengan teriakan kecil seperti itu.
Siyeon merutuki nasibnya, "aduh nasib gini-gini amat."
Setelah itu siyeon mengusap mukanya, lalu bersyukur lagi sebagai permintaan maafnya, "astagafirullah , untung-untung gua gak mati pas tidur."
"kak!" panggil adiknya sekali lagi.
Siyeon membalas lalu menyusul adiknya, "ada apa lagi sih herin?"
"dasi ku hilang kak! Abang tuh pasti yang nyuri!" adu herin sambil nunjuk-nunjuk kembarannya yang lagi asik setrika seragamnya.
Terus guanlin hanya garuk-garuk hidung pake jari tengah dengan sengaja,
yang berarti guanlin memang tidak ada kaitannya dengan dasi herin.
Guanlin dalam hati udah sumpah-sumpahin kembarannya itu, cuman dia gak mau nyari masalah aja pagi-pagi buta begini.
"udah kamu cari di lemari? Minggu lalu ada disitu kan kakak yang temuin."
"iya kak suer udah aku cek gak ada!" balas herin sengit.
"awas ya kalau kakak temuin di lemari," balas siyeon udah seperti ibu-ibu lalu berjalan ke lemari yang jaraknya hanya beberapa kaki dari tempat semulanya.
"NIH NIH APA NIH?" siyeon langsung noyor kepala adiknya itu pake dasi yang tidak sampai 2 menit ia temukan di lemari.
Herin pun hanya cengengesan cantik lalu memakainya.
"MAKANYA NYARI TUH PAKE MATA BUKAN MULUT." omel siyeon yang sudah tidak kuat dengan adik-adiknya yang hampir setiap hari kelakuannya seperti itu.
"oiya lin, kamu jangan lupa nyari tupperware yang ilang kemarin ya? Cari! Kalau belum dapet jangan pulang kamu ya." lanjut siyeon mengomel ke adiknya yang satu sambil nunjuk-nunjuk wajahnya seakan-akan adiknya itu telah menghilangkan sebongkah emas peninggalan nenek buyut mereka.
Siyeon menghela nafasnya, apa hidupnya akan seperti begini terus?
Setelah siyeon membereskan rumah dan memasak bekal juga sarapan untuk adiknya, akhirnya tibalah juga saatnya ia membagikan uang jajan ke adiknya.
"dek, uang jajan bulan ini kayaknya lebih sedikir dari biasanya. Mama ngirimnya jadi lebih dikit." siyeon angkat bicara sambil nunjukkin bukti transfer uang dari ibunya untuk bulan ini.
Bodo amat mau dibilang kayak olshop pake bukti transfer segala, dari pada si adek-adek siyeon sangka siyeon korupsi gimana?
Soalnya gak jarang si herin curiga sama kakak satu-satunya itu, herin kira siyeon korupsi pake uang untuk beli make up.
Padahal mah nggak, cuman siyeon pake untuk top up diamonds mobile legends.
"aduh si mama, udah 3 tahun uang bulanan gak naik-naik sedangkan harga barang udah naik mulu, eh sekarang malah dikurangin." kata guanlin emosi, kasihan melihat kakaknya yang harus susah-susah ngatur hidup mereka.
"ya ela, gak jadi deh aku beli liptint baru." keluh herin sambil melipat kedua tangannya di depan dada, memajukan bibirnya 5 meter-- eh 5 cm.
Untung saja guanlin tau diri lalu menjambak kembarannya itu sebelum kakaknya yang melakukan itu.
"herin, kamu masih kecil, kencing aja belum lurus. Jangan make up an dulu." kata siyeon sambil menahan emosinya.
Sumpah ya adik siyeon yang satu ini, cantik sih emang, tapi gayanya ituloh.. Udah melebihi siyeon.
Siyeon aja pas seumur herin dulu cuma pake bedak bayi ke sekolah udah gitu rata atau tidak di muka siyeon sih, bodo amat.
Ya makanya siyeon tuh kayak emosi liatin adiknya sendiri, udah tau kehidupan mereka itu sangat pas-pasan, kenapa lagaknya udah kayak orang kaya ya?
"ih! Kakak jangan marah-marah, ntar suami terpilihnya jelek HAHAHAHA."
Setelah itu herin langsung di ketekin oleh siyeon.
Jangan lupa vote dan komen! Thx
SI KEMBAR
Muhammad Gaga Nur Alin
Alias GUANLIN
Dan
Herin Alexandra Pebrianti.
KAMU SEDANG MEMBACA
[I] catastrophe | Lee Jeno
FanfictionKetika pemerintah yang menentukan dengan siapa mereka harus menikah, Haruskah mereka percaya?