06. Sebuah Surga

1.2K 220 36
                                    

"akhirnyAAAAAAA!" Teriak siyeon tiba-tiba dengan mulut komat-kamit melantunkan ayat-ayat cinta.

"a-ada apaan?" jeno yang masih berada di sampingnya ikutan kaget.






"no, gua dapet pemberitahuan dari pemerintah!" balas siyeon girang sambil melompat-lompat.












"siapa?" tanya jeno dengan wajah datar.  Gak usah ditanya,  tetep ganteng.

Rahang pria itu mengeras. coba saja siyeon lebih peka,  mungkin ia bisa tahu kalau sekarang jeno lagi marah besar.







"hmm, ahmad dhani.. Aduh lupa soalnya namanya pasaran--"

"harry ahmas djamil?" koreksi jeno tiba-tiba.


"iya! Lo kenal?"

Jeno tidak menjawab lalu langsung pergi pergi begitu saja meninggalkan siyeon yang masih bingung.

"helmnya ditaro dimana woi??"

🔜🔜🔜


Sejak hari itu siyeon sudah tidak pernah mendapati jeno diam-diam meliriknya lagi seperti sebelum-sebelumnya.

Bodo amat, orang siyeon sekarang udah punya raffi ahmad dhani-- siapalah nama orang itu yang akan menjadi suaminya nanti.

Siyeon sebenarnya sangat penasaran dengan wajah ahmad ini, walapun sudah ada pas fotonya yang dikirimkan oleh pemerintah, tapi tetep saja kepo sama foto-foto lainnya.

Dari pas fotonya sih kayak biasa aja, mungkin karena pas foto kali?

Kalian tau lah gimana bedanya pas foto sama aslinya.

Kadang aslinya bulukan,  eh di pas foto udah kayak cha eunwoo,  bersih mengkilat tanpa ada lecet.

Kadang juga cakepnya luar biasa,  eh di pas foto jadi kayak woojin,  bulukan.



Saking penasarannya, sampai-sampai siyeon udah mencari di instagram sampai facebook, tapi tetap tidak dapat.














"buruk rupa kali kak, makanya tidak punya instagram." sahut herin tiba-tiba sambil menyendokkan nasi ke mulutnya.

"emang fisik sepenting itu? emang ya orang yang berpikir kek lo itu taunya muka doang. Jadi otaknya kosong. Dasar." balas guanlin emosi.

"that's how life works, bitch. Fisik segalanya." kata herin dengan nyolotnya.

"hidup lo doang kali, hidup gua ngga tuh." kata guanlin sambil berdiri lalu meninggalkan herin dan siyeon di meja.

"yee, pantesan cewe lu jelek-- AW BANGSAT"








"tapi cewek gua ga pernah sembarangan nilai orang kayak lo." balas guanlin setelah melempari adiknya itu dengan kaus kaki yang terkena tepat di kepala.

"UDAH ANJIR ASTAGFIRULLAH STOP KALIAN BERDUA--"




TOK TOK TOK










mereka bertiga langsung terdiam mendengar suara seperti orang yang mengetuk pintu.

Biasanya sih tidak ada yang datang mau ketuk pintu Kontrakan kumuh mereka.

Kurir yang mengantar saat mereka belanja online saja biasanya di luar pagar saja sambil teriak, ADA PAKET!! PAKET!!!













"astaga ada bell kok nih orang malah ngetuk pintu," sungut herin, menanggapi suara ketukan pintu itu.



"sejak kapan kita punya bell goblok herin,"

"oh iya ya, lupa. Kita kan miskin. Hehe"





Siyeon kembali geleng-geleng melihat tingkah adik kembarnya itu, "kalian bukannya buka pintu malah ngoceh disitu." ujar siyeon pasrah.

Siyeon pun beranjak dari tempat duduknya dan membukakan pintu.
















Siyeon langsung cengo alias bahasa kerennya jawdrop melihat pemandangan yang indah sekaligus menenangkan di hadapannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Siyeon langsung cengo alias bahasa kerennya jawdrop melihat pemandangan yang indah sekaligus menenangkan di hadapannya.




Apakah surga akan terlihat seperti ini? Pikir siyeon

[I]  catastrophe | Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang