pacific's #1

207 9 0
                                    

pacific's #1

•••

i will soon forget the color of your eyes, and you'll forget mine

i'm low on gas & you need a jacket, pierce the veil

•••

Sekitar pukul 12 siang, ada suara klakson di dekat rumahku, bertepatan dengan sms Ray yang mengatakan kalau dia sudah sampai di depan rumahku. Aku kira dia hanya bermain-main perihal ingin menjemputku di rumah.

Aku berdiri di depan cermin untuk terakhir kalinya, ingin memastikan kalau penampilanku sudah rapih atau belum. Ini adalah pertama kalinya aku jalan berdua dengan laki-laki selain ayah, dan aku sangat nervous. Sangat.

Penampilanku cukup simple. Aku hanya memakai kaos lengan panjang bermotif bunga-bunga dan rok selutut berwarna hitam, sementara sepatunya aku memakai sepatu converse polos berwarna putih.

Kalau kau bingung mengapa aku memakai baju lengan panjang di siang hari yang terik ini, jawabannya adalah, karena di lenganku banyak sekali luka-luka. Jangan tanya apa penyebab dari luka-luka itu.

Bila teman-teman sekolahku melihat penampilanku yang sekarang, mereka pasti akan kaget. Karena di sekolah, aku tidak terlalu mencolok. Tidak seperti Ray yang dikenal oleh semua orang.

Aku menyisir rambut coklat-ku sekali lagi. Setelah semuanya terlihat sempurna, aku berjalan menuju keluar rumah dan tidak lupa mengunci pintu karena tidak ada siapa-siapa di rumah.

Saat aku memasuki mobil bmw Ray, yang pertama kali kusadari adalah kalau mobil Ray sangat wangi. Mungkin perpaduan antara parfum mobil, parfum milik Ray, dan bau keringatnya. Aku tidak tau, tapi aroma ini akan menjadi salah satu aroma favoritku.

"Lo tinggal sendirian di rumah? Pake ngunci pintu segala." Itulah yang pertama dikatakan Ray, sebelum dia menyalakan mesin mobil dan menyetir mobilnya menjauhi rumahku.

"Iya," jawabku, lalu bertanya, "Kita mau kemana?"

Ray melirikku sekilas sambil tersenyum kecil, "Ke Pacific's."

Pacific's? Itu apa? Maksudnya Samudra Pasifik? Untuk apa dia mengajakku kesitu?

Oke, aku mulai berpikiran aneh. Tidak mungkin dia ingin mengajakku ke samudra pasifik. Pasti Pacific's itu sebuah nama toko atau restoran atau apapunlah itu yang jelas aku tidak pernah mendengarnya.

"Terus sejarah gimana?"

"Ya ampun. Gue tau lo pinter tapi emang lo ga laper apa? Gue pingin makan dulu." Oh, ternyata Pacific's itu nama restoran.

"Yaudah," jawabku akhirnya.

Setelah itu, suasana hening menyelimuti kami berdua. Tidak ada satupun dari kami yang berusaha untuk membuka percakapan. Lagipula apa yang ingin dibicarakan? Kami saja baru mengenal beberapa hari yang lalu. Itupun juga karena tugas sejarah.

Jangan tanya aku mengapa aku tidak mengenal teman sekelasku sendiri.

Aku melirik pahaku yang tertutupi rok berwarna hitam. Sebenarnya pakaian ku ini lebay banget ga, sih? Ray aja cuma memakai kaos putih polos dan celana jeans berwarna hitam.

Dan dia terlihat 100% lebih ganteng memakai baju bebas. Tapi, tidak berarti aku menyukai Ray, ya. Fakta kalau Ray ganteng itu sudah menjadi rahasia umum seantero sekolahku.

"Jangan liatin gue terus. Ntar naksir," Ray melirikku sekilas, tersenyum jahil. Mendengar Ray ngomong seperti itu, aku mengalihkan pandanganku ke depan. Aku tidak sadar dari tadi aku ngeliatin Ray! Untung saja aku tidak ngiler.

Favourite AccidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang