things you love
•••
so stay and watch the stars come out and then the sun as they all fade away
your song, mayday parade
•••
Aku bingung. Pertamanya, Ray bersikap biasa saja. Tetapi, mengapa sekarang dia jadi terlihat peduli denganku? Aku bahkan tidak berhak mendapat perhatian itu darinya. Dia normal, tidak sepertiku. Dia banyak yang suka, sementara aku? Yah, kau tau sendiri jawabannya. Ray juga tampan, tidak seperti aku yang biasa saja, mungkin bisa dibilang jelek. Aku yakin 100% tadi Ray hanya berbohong mengenai aku yang terlihat cantik hari ini.
Maupun Ray dan aku sama sekali tidak ada yang bersuara semenjak kami sampai di mobil. Tidak tau alasannya. Padahal, sedari tadi Ray berisik sekali, mulutnya seperti tidak bisa dikunci. Aku tidak tau ada cowok seberisik dia. Tetapi aku sama sekali tidak keberatan, sih.
Aku juga tidak tau ingin membuka percakapan seperti apa. Aku tidak pernah baik dalam hal seperti ini. Untung saja ada suara merdu Katy Perry yang sedang menyanyikan lagu Dark Horse di radio, jadi mobil ini tidak sepenuhnya hening.
Mungkin aku bisa membuka percakapan tentang The 1975? Salah satu band favoritku? Bisa jadi Ray menyukai band itu juga.
Atau aku harus bilang 'terima kasih' karena sudah mengajakku makan siang bareng? Walaupun aku tidak ikut makan, sih..
Atau mungkin menanyakan tentang tugas sejarah? Ah, pasti dia sudah bosan mendengarku bertanya soal tugas sejarah terus menerus.
Apa kubilang, aku tidak pandai dalam hal bersosialisasi. Dan Bu Ratna, bodohnya menyatukanku dan Ray dalam satu kelompok, hanya berdua. Padahal jelas-jelas kami berdua berbeda 180 derajat. Mungkin, bila pasanganku adalah Clara--salah satu teman sekelasku yang pintar dan tidak gaul sepertiku--, semuanya akan lebih mudah. Mungkin, tugas sejarah itu sudah selesai, dan tidak perlu ada embel-embel makan siang di pacific's (padahal aku memiliki penyakit anorexia), dan kepergok menangis.
Kau bisa menyebutku dengan panggilan cengeng, lemah, atau apapun sesukamu. Aku memang lemah. Perasaanku sangat sensitif, apalagi bila itu menyangkut soal mama yang sangat murahan.
Mama bukanlah seorang PSK. Tetapi, beliau memang suka berhubungan 'itu' dengan siapa saja. Aku tau papa sudah meninggal sejak lama, tetapi itu bukan berarti Mama bisa berhubungan 'itu' dengan siapa saja sesukanya. Bagaimana perasaan Papa kalau Papa tau tentang hal ini?
Tidak sekali-dua kali aku memergoki Mama berzina dengan lelaki yang tidak kukenal di rumah. Setiap kali aku melihat Mama memperlihatkan auratnya pada lelaki lain, membuat hatiku serasa tercabik, dan sedihnya, aku hanya bisa menangis.
Aku pernah sekali memarahi Mama karena hal itu, tetapi Mama malah menampar pipiku, dan memarahiku balik. Dan di akhir, aku lah yang meminta maaf karena Mama sama sekali tidak terlihat merasa bersalah.
Mengapa aku meminta maaf? Percayalah, bertengkar dengan ibumu adalah salah satu hal yang paling menguras emosi dan tenagamu.
Hp-ku bergetar, menandakan adanya sms masuk.
Mama.
Sayang, mama pulangnya seminggu lagi, ya. Mama sibuk di Singapore. Banyak kerjaan. Mama sms takut tadi kamu ga denger. Jaga diri ya di rumah
Urusan Pekerjaan? Paling konser nya hanya satu hari. 6 hari sisanya? Kau tau lah apa jawabannya.
Iya, Mama memang sedang berada di Singapore, ada urusan pekerjaan. Mau tau pekerjaannya apa? Beliau seorang penyanyi. Ya, memang Mama sudah terkenal di daerah Asia Tenggara. Mungkin kalau orang-orang di sekolah mengetahui fakta ini, popularitas ku bisa melejit tinggi. Tapi, sayangnya aku tidak ingin mereka tau. Aku tidak suka menjadi pusat perhatian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Favourite Accident
Teen Fiction"maybe it's already written in our fate that we're not meant to be together." "we can't give it another try?"