Lisa masuk ke ruang practice dengan penuh perasaan khawatir. Dia berangkat lebih dulu daripada ketiga sahabatnya yang lain.
Banyak sekali pikiran di kepalanya sekarang.
Dia takut semua yang dia bayangkan akan menjadi kenyataan.Lisa berjalan menghampiri sofa di dalam ruang practice lalu duduk diatasnya, menghempaskan seluruh tubuhnya yang terasa lelah.
"LALISA! LALISA!"
lisa menoleh kearah pintu practice yang sudah terbuka dari tadi, menunggu pria yang memanggilnya mendatanginya.
"Lis!" Mino yang tadi berlari lari terengah engah.
"kenapa?" Lisa menatap mino gugup.
"Sajangnim manggil lo" Mino kembali mencoba mengatur nafasnya.
"Serius?" kini lisa pasrah. Yang ada di pikirannya sekarang terjadi.
Mino mengangguk. kemudian kembali mengangkat suara
"Lo datengin aja dulu, nanti kita liat apa respon sajangnim, kalo dia mau mecat lo gue bakal bantuin ngomong""Makasih oppa" Lisa bangkit kemudian bangkit meninggalkan mino yang masih terengah engah di ruang practice.
Lisa berjalan menuju lift kemudian menekan tombol tujuh yang tertera di pinggir dinding lift. Lantai tujuh adalah tempat sajangnim menghabiskan waktunya jika dia di agensi.
Lisa berjalan melalui lorong sebelum akhirnya mencapai ruang khusus yang menyeramkan itu.
Tok, tok, tok
lisa mengetuk pintu itu"Masuk" sahut seseorang yang ada di dalamnya.
lisa melangkahkan kakinya masuk kedalam ruangan penuh pajangan mainan itu.
"Apakah kau memanggilku sajangnim?" lisa sedikit ragu ragu
"iya, silahkan duduk" Yang hyunsuk mengarahkan tangannya kearah sofa panjang.
lisa kemudian mengikuti perintahnya.
"Lisaya, Aku tidak akan berbasa basi." Yang hyunsuk membuka pembicaraan
Lisa hanya menelan ludahnya. dia gugup setengah mati.
"Jujur padaku. Apa sebenarnya hubunganmu dengan hanbin?" Yang hyunsuk menatap serius kepada lisa.
.
.
.
.
.
.
Lisa keluar dari ruangan pribadi Yang hyunsuk dengan dahi yang masih berkerut. dia masih tak mengerti apa yang terjadi disini.
sesekali dia memukul pipinya sendiri.Dia masuk kedalam lift kemudian menekan angka satu.
Pikirannya masih berusaha mencerna apa yang baru saja terjadi."hmm? Aku tidak tahu sajangnim" lisa menggigit bibir bawahnya dia tidak tahu harus mulai dari mana.
"Kau tahu bukan di dalam agensiku tidak ada yang boleh menyimpan rahasia jika akan ada sangkut pautnya dengan agensi?" Yang hyunsuk menatap lisa yang menunduk memandangi kakinya.
"Katakanlah, aku akan senang jika kau jujur" ucap Yang hyunsuk lagi.
"Hmm. Sajangnim aku pun tak tahu apa hubunganku dengannya. aku bingung." Kini lisa mulai memberanikan diri menatap Yang hyunsuk.
YOU ARE READING
you, just you.
Fanfictionthis is hanlice fanfic. ini pertama kalinya nulis cerita. jadi mohon maaf atas kekurangannya. tolong beri kritik dan saran ya.. biar gue bisa belajar lagi