A6

3.8K 230 4
                                    

Amora mendengus melihat Aval mengagandeng perempuan berjalan pada koridor sekolah dan mendekati dirinya. Lelaki itu tidak pernah berubah, selalu seperti ini.

Aval berhenti tepat di depan Amora dan memberikan senyuman termanisnya pada perempuan yang ia gandeng tadi. Perempuan itu senyum-senyum malu dan melenggang pergi. Amora kesal setengah mati melihat hal itu, terkadang ia berfikir untuk menjambak setiap perempuan yang Aval perlakuin seperti tadi, tapi ia sadar yang salah disini justru kekasihnya

"Dianya baper baru tahu rasa" ujar Amora melanggang pergi dari hadapan Aval.

Aval mengejar Amora dan mensejejerkan langkahnya dengan Amora "cemburu?"tanya Aval

Amora melihat kearah Aval sejenak lalu memutar bola matanya jengah "the second I see you like that"

Aval terkekeh "yang lo liat cuma dua kali, tapi gue sering kok kayak gitu" timpal Aval hanya ingin berkata jujur

"Yahh, up to you"

Amora duduk pada kursinya dan diikuti oleh Aval. Aval masih memperhatikan Amora yang sama sekali tidak melihat dirinya, tampaknya benar jika Amora tidak menyukai tindakan dirinya pada perempuan yang ia gandeng.

"Malem tadi kemana?"

Amora kaku, tampaknya Aval melihat dirinya dan Akram malam tadi " kenapa?" Amora menoleh

"Bareng Akram sehabis gue anter lo pulang" timpal Aval kembali kejalur perbincangan ketika Amora malah mengalihkan pembicaraan

"Ohh, ke cafe"

Aval menoleh pada lelaki yang memasuki kelas dengan wajah rungam sehabis bangun tidur. Berjalan menuju meja dan menuntaskan tidurnya disana, Abay menjijikkan. Lalu dia kembali menatap Amora "katanya sakit, kenapa pergi malem-malem?"

Amora menelan ludahnya gugup "udah mendingan"

Aval terkekeh "bisa gitu ya? Sembuh dalam waktu yang singkat. Padahal mama bilang kalo lo panes banget" Aval menaiki alisnya "ohh iya, kan ada obat yang paling ampuh. Mangkanya kamu sembuh "

Damn! Amora terdiam tanpa suara, Aval begitu membuat dirinya kehabisan kata-kata. Ia menghembuskan nafas sebentar "jadi waktu itu lo tahu gue pergi sama Akram buat berobat?"

Aval mengangguk, selama dirinya menunggu Amora malam itu dirinya berbincang-bincang dengan Anis- mamanya Amora

"Kenapa lo kayak marah gitu waktu gue turun dari mobil?"

"Pacar mana sih yang gak marah, pacarnya digandeng orang lain" Aval menggelengkan kepalanya "maksud gue mantan lo, saudara lo itu"

"tahu gitu gak penting banget gue nyamperin lo"

"Pentingan jalan sama Akram aja langsung? Gitu?" Aval bersedekap

"Lo ngajak ribut nih?"

Aval menatap Amora lekat lalu dia berdiri meraih tas dan berjalan keluar kelas. Amora melihat itu menghela nafasnya mengatur emosi yang tersulut karena perbincangan dengan Aval. Aval membolos kembali, inilah yang membuat dirinya takut jika mereka sedang tersulut ego masing-masing, dirinya dan Aval itu sama, sama-sama keras kepala.

Tak lama lamunan Amora buyar karena bunyi notif pada ponselnya. Gadis itu meraih benda pipih itu dan membuka notif yang baru masuk

Aval

Gue mau reuni smp hari ini.

Amora menutup ponselnya tak berniat membalas pesan lelaki itu, karena guru yang mengajar telah duduk pada meja

Amora[Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang