A15

2.7K 161 1
                                    

Amora menoleh pada Aval yamg sedang fokus menyetir. Arlojinya menunjukan jam 3 sore. lalu ia menghela nafas. Laki-laki ini tiba-tiba mengetuk kamarnya dan masuk tanpa permisi memberikan paper bag pada dirinya dan menyuruhnya memakai baju yang didalam papaerbag itu dan menunggu di bawah.

Hingga sekarang cowok itu belum memberitahu akan kemana mereka. keduanya hanya diam, satu jam lebih diam dan hening seperti ini. Amora jadi enek sendiri

"Kemana sih Val?"

Aval menoleh sebentar lalu kembali fokus menyetir. Amora menghela nafas. Mobil mereka berhenti, Amora berjalan keluar mobil dan juga Aval yang ditangannya menggandeng skyboard. Mereka berada di gedung yang terlihat tidak terurus, Amora berjalan mendekati Aval. Aval tersentak dan mengulurkan tangannya mengenggam tangan Amora erat dan menuntun gadis itu berjalan menaiki tangga

Nafas Amora menjadi tidak teratur. Ia tidak menyangka jika mereka akan menaiki banyak anak tangga seperti ini kurang lebih 5 anak tangga dan mereka baru sampai di anak tangga yang kedua

"Kenapa Ra?"

Amora menggembungkan pipinya "kira-kira dong. Kan capek naik ginian, lift kek"

Aval mengernyit setelahnya terdengar helaan nafas dan Aval yang jongkok di hadapannya "dasar bocah, cepetan naik" perintah Aval

Amora tersenyum samar dan menaiki punggung Aval, mengikat tangannya pada leher Aval dengan kedua kaki yang Aval pegang. Aval berdiri dan mulai menaiki anak tangga

"Kamu beratan ya Ra?"tanyanya disela-sela nafas yang terdengar memburu. Amora menyubit lengan Aval "enak aja lo!"

"Serius nih, berat tau gak"

"Yaudah turunin"

Aval menggeleng "biarin lah, itung-itung belajar"

Amora mengernyit "belajar apa?"

"Belajar angkat beban" ucap Aval enteng. Amora menyubit lengan Aval kembali, "ambigu lo"

Aval terkekeh lalu menurunkan Amora dari gendongannya. Amora turun dan membenari bajunya yang sedikit berantakan "gue nyesel deh nyuruh lo pake celana itu"

Amora mendongak "kependekan tau gak" ujar Aval lagi

"Lo yang nyuruh make goblok"

"Abay nih yang otaknya kurang. Dia yang milihin baju untuk lo" geram Aval mengingat kemarin dirinya meminta Abay mencarikan setelan yang pas untuk Amora, dan dia sampai lupa jika kepala lelaki itu bejat.

Amora berjalan lebih depan dari Aval, ia baru sadar jika mereka sekarang berada di rooftof dengan pemandangan yang indah
Aval meraih tangan Amora dan mengajak gadis itu duduk lalu dirinya ikut duduk di hadapan Amora, keduanya berhadapan dan saling bertatapan satu sama lain

Amora berjalan lebih depan dari Aval, ia baru sadar jika mereka sekarang berada di rooftof dengan pemandangan yang indahAval meraih tangan Amora dan mengajak gadis itu duduk lalu dirinya ikut duduk di hadapan Amora, keduanya berhadapan dan saling ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kamu tahu, tiga bulan berlalu. Kisah ini masih berlanjut hingga detik ini. Kisah kita" ujar Aval. Amora terdiam menanti kata selanjutnya

"Aku seneng jalanin tiga bulan ini sama kamu, kamu ngertiin aku, gak posesif kayak Abay, gak bawel juga, gak protes kalo di sosmed aku penuh sama Abay bukan kamu, kamu baik"

Amora[Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang