final

5.5K 220 21
                                    

Ps. Jangan lupa untuk menonton vidionya😊

...

Hari ini bukan hari yang biasa bagi Amora. Hari ini, tidak ada Aval lagi dihidupnya.

Kehilangan.

Amora kehilangan keseharian bersama tetangganya itu, lelaki yang belakangan mengisi kekosongan saat sang pujaan hati sedang tak berada di sisi.

Sisi yang salah adalah Amora. Dan Amora menyadari hal itu, ia yang memulai semuanya dan ia harus menerima akhirnya.

Akhir dari memulai mencari seseorang yang dapat membuatnya tidak kesepian untuk beberapa saat tanpa berniat mengubur rasanya pada sang kekasih yang jauh di negri orang, meski hasilnya harus dengan tangisan sekalipun.

Amora menggeliat, perlahan ia berkedip membuka matanya, Amora menguap dan merenggangkan tubuhnya. Lalu ia sedikit tersentak kala tangannya menyentuh sesuatu, ia membelalak menatap hal itu.

Banyak terdapat bunga mawar hitam di kasurnya. Penuh, mawar hitam hampir menutupi seluruh kasurnya. Amora mengernyit, sejak kapan bunga ini berada dikamarnya? Apa ini titisan dari air matanya karena ia menangis semalaman?

Amora menatap lurus, ia kembali terkejut kala ada sebuah monitor didepannya, perlahan monitor itu hidup.

Aval muncul dilayar, dengan senyum termanisnya.

Halo, Amora.
Monitor ini otomatis hidup saat kamu udah bangun, jadi basi sekali jika aku tanya, sudah bangun cantik?
Gimana tidurnya malem tadi?
Lega ya? Hehe
Aku gak tahu harus ngomong apa, oh, iya, selamat ulang tahun Amora Anatasa.
Gadis yang belakangan mengisi hidup aku, gadis yang aku cintai dengan sepenuh hati, gadis yang memporak-porandakan hati aku, semoga kamu menemukan kebahagiaan bersama Abrian ya Ra, sehat selalu, jangan nangis lagi.

Aval tersenyum

Amora turut tersenyum menatap monitor.

Terimakasih ya Ra, gak bakal mudah buat nerima semuanya. Tapi, kita udah saling dewasa. Aku coba buat ngertiin semuanya dengan lapang dada.
Bahagia selalu Amora, senyum selalu.
Bye....

Monitor kembali hitam, Amora membuka selimut, berniat untuk turun dari kasur. Tapi, suara dari monitor yang kembali menyala mengurungkannya.

Sebuah simbol hati yang retak mengawali vidio itu lalu terdengar suara Aval dengan iringan gitar menyanyikan lagu waktu yang salah dari Fiersa

Vidio dimulai, kenangan mereka muncul satu persatu didalam vidio itu.

Vidio yang berdurasi empat menit lebih itu sukses membuat Amora terseduh, vidio ditutup dengan pesan dari Aval. Yang sangat menyentuh hati Amora.

Amora turun dari kasur berlari turun dari kamar sembari menangis,

"Eh, mau kemana Ra?" Tanya mamanya

Amora menoleh "ketemu Aval" ucap Amora tanpa menoleh

"Tapi Av----"

Amora menutup pintu dengan kencang, hilang dari pandangan mamanya. Amora berlari menyembrang dan mengedor pintu rumah Aval yang tertutup.

"Vall, aku mau ngomong, hikss.... hikssss.... Avallll"

Amora terus mengedor pintu putih itu, tapi tak kunjung satu orang pun yang membukanya. Rumah Aval sepi, motor dan mobil pun juga tidak ada disana.

Amora terduduk lesuh di depan pintu sembari menangis.

"Amoraaaaa" teriak mamanya "ini...Aval"

Sontak Amora langsung berdiri menyeka air matanya dan menghampiri mamanya, merebut telfon yang mamanya pegang.

"Kamu dimana?" Tanya Amora "enggak lucu ya, Val" ucap Amora kala ia mendengar suara kekehan dari sembrang telfon.

"Di mobil" ujar Aval

"Mau kemana?"

"Selamat ulang tahun Ra" ujar Aval.

Amora menyeka air matanya "aku nangis lho"

"Yahhh, gak bisa ngelapin. Nanti Abrian marah"

"Kamu kemana Val?"

"Pergi, pergi dari kamu dan semua"

Amora mengernyit tak mengerti.

"Selamat tinggal Amora, kamu takdir terbaik yang nyakitin tapi gak pernah aku sesali sama sekali, gadis cantik, sehat selalu ya, bahagia terus, baik-baik aja intinya, he he "

"Avalllll!!!!" Kesal Amora, mengapa ia berbicara seperti itu pada dirinya? Memangnya Aval mau kemana?

"Bye,,,sayang"

Tutt

Amora menatap telfon, lalu memasuki rumahnya "maaa...." teriaknya menghampiri mamanya

Namun, Amora terdiam kala ia melihat sebuah kue ulang tahun beserta lilin yang hidup serta gambar dirinya dan Aval yang tercetak diatas kue itu diatas meja makan, Amora kembali meneteskan air matanya, ia merosot kelantai, terseduh.

Mama Amora hanya bisa menahan tangis melihat anaknya.

Disisi lain, Aval tersenyum menatap ponselnya, lalu ia menaruh di sampingnya.

Sebuah rangkulan membuat Aval menoleh.

"Everything is gonna be okay, right?"

Aval tersenyum "insyaAllah"

"Are you ready for a new page?"

Aval tersenyum hangat, mengangguk.

"This is not the end, right?"

Aval menggeleng "this is the end, bye"

...

Kehilangan memang menyakitkan, tapi membalas dendam dengan mencari pelarian itu menjijikkan.
#BilikEs

Terimakasih Aval dan Amora.
Saya menaruh seluruh emosi di dalam cerita ini, sangat sedih mengakhiri kisah kalian seperti ini. Tapi, saya hanya mengimajinasikan dari apa yang kalian tampakan di medsos.

Meski mungkin kalian sudah tidak bersama lagi, semoga selalu menjadi kenangan yang indah tanpa penyesalan.

Btw, Hari ini Aval ulang tahun.


Amora[Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang