SATU

6.3K 321 22
                                    

.
.
.

Plakk!

Tamparan kuat mendarat di pipi kiri seorang cowok baralis tebal itu, ia berdiri dan menatap tajam cewek berambut coklat yang baru saja menamparnya.

"Udah gue bilang berapa kali? jangan ngerokok di kelas! Lo budeg apa gimana sih!" Bentak cewek itu dengan suara toa.

Cowok itu terkekeh pelan, lalu menghisap puntung rokoknya dan menghembuskan tepat di wajah cewek itu, hingga cewek itu terbatuk batuk.

"UHUKK! BANGSAT LO!" Cewek itu melayangkan tangannya hendak memukul cowok itu.

"Gilsa udah, Sa!!" Teriak teman satu kelasnya, anak itu lalu menghampiri Gilsa.

Untung saat ini sedang jam istirahat, jadi tidak banyak anak yang berada di kelas.

"Gue udah emosi sama dia!" Kata Gilsa dengan penuh amarah.

"Gevan lo jangan ngerokok di kelas," ujar Alika.

Cowok bernama Gevan itu membuang puntung rokoknya ke luar jendela dengan asal.

"Jangan buang sembarangan!!" Teriak Gilsa panik, lalu dia mencondongkan tubuhnya ke luar jendela untuk memastikan tidak ada yang terkena benda itu.

"Ngerokok salah, buang rokok salah. Kenapa gue selalu salah?" kata Gevan sambil melipat tangannya di depan dada.

"Lo tuh ya, nyebelin banget! Lo itu ketua kelas, gak bisa nyontohin yang baik banget sihh!"

Gevan terkekeh, "lo itu wakil ketua kelas, harusnya ya nurut sama gue" anak itu lalu melenggang meninggalkan Gilsa.

Gilsa mencoba menahan amarahnya, ia tak habis pikir, kenapa teman teman sekelasnya bisa memilih seorang Elraka Gevan sebagai ketua kelas. Apa karena Gevan tampan? bagi Gilsa, Gevan tidak seperti itu. Gevan lebih pantas di sebut perusuh dari pada menjadi ketua kelas. Apakah teman sekelasnya telah di butakan oleh ketampanan Gevan. Oh sangatlah tidak pantas!

"Udah, Sa. Lo sabar aja" Kata Alika.

"Sabar gimana sih? dia itu ketua kelas! gue gak habis pikir, bisa bisanya dia dipilih jadi ketua kelas!"

Alika tertawa, "mereka milih soalnya Gevan ganteng, jadi gitu deh"

Gilsa menarik nafasnya, dan menghembuskannya dengan perlahan, "kalo sekali lagi dia bikin masalah, gue laporin bu Ninda, biar di ganti sekalian ketua kelasnya!"

"Kalo gitu, lo aja yang jadi ketua kelas" Kata Alika.

"Gue tetep jadi wakil, lebih enak jadi wakil" Gilsa tersenyum lebar.

Sejak kelas 10 Gevan memang sangat bandel, dan mengapa Gilsa selalu saja mendapatkan kelas yang sama dengan anak itu.

*Flashback onn*

Gevan dan Dafa asyik merokok di dalam kelas, mereka menyembulkan bulatan asap yang sempurna. Riko dan Arif yang sedari tadi sudah menghabiskan puntung rokoknya hanya bermain game di ponsel.

"GEVAN, DAFA!!" Teriak Gilsa dari luar kelas, anak itu buru buru masuk ke dalam dam menghampiri kedua anak itu.

"Apalagi sih, Sa?" Gevan hanya melirik Gilsa.

"Buang rokok itu!"

"Ibu ketua kelas, jangan marah marah terus dong!" Kata Dafa.

Gilsa yang saat itu menjadi ketua kelas X-1 plus ketua osis sangat geram, ia menjewer telinga Gevan dan Dafa.

Gevan membuang rokoknya lalu berdiri dan langsung menarik lengan Gilsa keluar dari kelas, anak itu memojokan Gilsa ke tembok dan menarik kerah segaram Gilsa.

Loveliest GTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang