Pagi itu Gilsa menyantap sarapannya dengan lahap, hanya butuh 4 menit untuk menghabiskan sarapannya itu. Biasanya ia selalu lamban kalau soal makan memakan, tapi entah kenapa pagi itu ia cepat sekali melahap lauknya.
Fino--kakak Gilsa yang berusia 2 tahun diatasnya terkejut melihat piring adiknya yang sudah bersih kinclong.
"Anjay, lu laper apa doyan, Sa?" Fino menggeleng geleng.
"Dua duanya, Fin. Semalem belum sempet makan gara-gara ngerjain tugas bahasa inggris," degus Gilsa.
"Lembur?" Alis Fino terangkat sebelah.
Gilsa membuang nafas berat. "Ck, gara-gara ketua kelas ogeb ya gini," ucap Gilsa kesal.
Ia lalu beranjak dan meraih ranselnya di sofa.
"Mau di anter siapa, Sa?" Tanya Fino.
"Abang aja ya?"
"Abang mager."
Gilsa memutar bola matanya malas, kakaknya itu memang mempunyai penyakit malas seperti itu.
"Mau ngerokok dulu," ucapnya santai.
Gilsa langsung melotot. Dan yang perlu kalian tau, Fino pernah menjadi cowok badung, semasa SMA dulu ia sering tawuran walaupun itu hanya ikut-ikutan saja. Makanya, orangtuanya sekarang menjaga ketat anak laki-lakinya itu agar tidak kembali di jalan yang sesat.
"Lagian kalo abang yang anter, kalo misal ketawan lagi bisa di kejar abis abisan!" kata Fino
Gilsa menggaruk garuk tengkuknya. Fino adalah alumni SMA Sejati, dimana sekolah itu adalah musuh dari SMA Teladan yang sekarang menjadi sekolah Gilsa. Dan sekolah mereka pernah tawuran hingga memakan korban.
Dan semenjak kejadian itu, Safa dan Andre--orang tua Gilsa dan Fino, menghukum Fino habis-habisan, yaitu tidak memperbolehkan Fino untuk pulang kerumah selama 1 minggu tanpa di beri uang saku. Tentu saja Fino seperti gelandangan yang kesasar mencari tempat inap kesana kemari.
Akibat hukuman itu, Fino kapok. Anak itu sudah tidak pernah ikut tawuran lagi, walaupun jika ada kabar bahwa Sejati dan Teladan rusuh lagi, ia akan tetap turun tangan. Katanya 'sebagai alumni yang baik'
"Abang mau di pukulin lagi?" tanya Gilsa lalu ia terkekeh.
Fino pernah menjemput Gilsa dan aksinya itu di ketahui anak anak SMA Teladan karena Fino tidak memakai helm ataupun penutup lainnya, alhasil Fino di kejar banyak anak. Untungnya, ia langsung menjalankan motornya dengan cepat sehingga ia berhasil lolos dan membiarkan Gilsa pulang sendirian saat itu.
"Gak sih," kata Fino cuek.
"Bang, gue bingung. Lo kenapa sih bisa-bisanya ikutan tawuran waktu itu? Gak habis pikir gue."
"Ck, gue kan cuma di ajak, Sa. Ravin tuh yang ngajak gue," kata Fino tak terima.
Ravin memang teman karib Fino, anak itu terkenal badboy di SMA Sejati dan telah mengikuti banyak tawuran.
"Ya intinya lo juga salah, Bang. Mau maunya aja di ajakin kek begituan." Gilsa lalu memakai sepatunya.
"Iyadeh, gue kan udah insap, Sa. Gue kagak mau ikutan begituan lagi dahh."
"Promise?" Gilsa mengacungkan jari kelingkingnya di udara.
Fino sempat berpikir, tapi tak lama kemudian ia mengangguk setuju dan mengacungkan jarinya seperti Gilsa.
"Nah, itu baru Abang gue." Gilsa langsung berlari untuk menyalami orang tuanya yang berada di ruang tamu.
Pagi ini Gilsa akan berangkat di antar Ayahnya, karena Ayahnya juga kebetulan berangkat di jam yang sama dan jalur yang sama.

KAMU SEDANG MEMBACA
Loveliest G
Teen FictionGUARDLASH! Kematian harus dibalas dengan kematian, itulah siasat Gevan selama ini. Gevan memang bandel, anak itu hobi rusuh dimanapun ia berada. Gevan juga tidak pernah mematuhi peraturan di sekolah, apalagi di kelas, padahal ia menjabat sebagai ket...