Prolog

38.4K 3.4K 70
                                    

"Kalau mau pergi, ya pergi aja. Anggap kita orang lain yang tinggal dalam rumah kos."

Suara menyebalkan seorang pria itu bagaikan tabuhan musik metalika di telinga istrinya.

Lara menghela napas. Menatap suaminya yang duduk santai dengan ponsel di tangannya. Apalagi kalau bukan bermain game.

"Aku cuma mau kasih tau aja. Bagaimana pun juga orang rumah harus tau kalau aku pergi."

"Bodo amat. Kalau bisa, nggak usah lo balik lagi ke sini. Ini rumah gue. Pulang aja lo ke rumah orang tua lo!"

Lara terdiam. Sudah dua bulan pernikahannya, tapi rumah ini masih terasa panas bagaikan berada dalam neraka.

Apa tidak salah suaminya menyuruh Lara pulang ke rumah orang tuanya? Apa ini artinya dia ingin bercerai? Minimnya ilmu agama membuat Lara berpikir bahwa suaminya itu telah menjatuhkan talak kepadanya.

Terasa begitu menyakitkan. Seakan ucapan pria egois itu berubah menjadi sebilah pisau yang meluncur mulus menusuk hatinya.

Hidungnya terasa panas dan matanya mulai berkaca-kaca. Wanita itu kembali masuk ke dalam kamarnya, meninggalkan suaminya yang masih duduk di sofa dengan santai.

"Katanya mau pergi, malah masuk kamar. Ngga konsisten!" teriak pria itu tanpa bergerak sedikit pun dari posisinya.

Lara kembali lagi keluar kamar. Kali ini, dia keluar bersama seluruh barang-barangnya yang sebelumnya dia bawa ke rumah ini.

"Aku pergi."

Suara roda koper dan dua kata yang terucap dari mulut wanita itu berhasil membuat suaminya mengalihkan pandangan dari benda pipih di tangannya. Dia menatap punggung istrinya, mematung seakan ada gempa yang meruntuhkan pertahanan hatinya.

Terasa sakit melihat wanita itu pergi, menghilang dari pintu. Namun dia terlalu gengsi untuk menarik lagi ucapannya.

Cikarang, 12122017

Dating After Marriage [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang