𝐖𝐨𝐮𝐥𝐝 𝐲𝐨𝐮 𝐠𝐞𝐭 𝐚𝐥𝐨𝐧𝐠 𝐰𝐢𝐭𝐡 𝐦𝐞?

4.1K 435 27
                                    

Rasanya sangat berlebihan ketika Edgar mengatakan akan memberikan seluruh dunia beserta isinya kepada calon Istrinya ini. Tapi, tidak ada kalimat yang lebih sopan mengingat Edgar Casildo tidak pernah main-main dengan ucapannya sendiri. Seperti saat mereka mengadakan acara lamaran beberapa bulan yang lalu, lelaki itu bahkan mendatangkan pekerja dari berbagai belahan bumi. Eropa, Amerika, Timur tengah, membayangkannya saja sudah membuat kita sakit kepala, bukan?

Ia terlalu bersemangat ketika tahu dijodohkan dengan seorang gadis cantik, kolega bisnis keluarganya. Mengadu pada teman-temannya bahwa Ia sudah ada dimiliki, yang hanya di tanggapi tidak peduli oleh komplotannya. Mereka tahu persis, Edgar memang ingin sekali segera menikah. Alasannya adalah karena sebagian besar dari mereka sudah membangun rumah tangga lebih dulu, menyisakan Edgar, Janu, dan Mako yang belum menemukan pendamping yang cocok. Meskipun dari segi finansial Edgar sangat mampu, namun mereka masih ragu dengan mental lelaki satu ini.

Dengar-dengar dari mulut para Ibu, calon Istri Edgar luar biasa cantik. Disebut juga bahwa Ia gadis yang baik, tidak neko-neko, dan tentunya sangat mandiri. Berbanding terbalik dengan Edgar, sifatnya yang kekanakan dan egois.

"Gimana Ed? Udah ada kemajuan belum hubungan lo sama Alaia?" Pertanyaan milik Mako membuat Edgar yang tadinya bersemangat menceritakan persiapan pernikahannya menjadi lesu. Tidak salah Mako jika Ia bertanya demikian, Ia hanya ingin sahabatnya bahagia. Melihat bagaimana Edgar sudah sejatuh cinta itu pada calon istrinya, tentu sangat menyakitkan ketika mengetahui hanya Edgar yang berusaha.

Edgar mengerti, hubungan mereka terjalin karena perjodohan. Edgar awalnya juga tidak setuju, meskipun Ia kepalang ingin menikah, bukan berarti Ia harus dijodohkan, Ia pikir masih bisa mencari pendamping sendiri. Namun, semua berubah saat pertama kali bertemu dengan Alaia. Edgar langsung mengiyakan tanpa berpikir panjang. Klasik, jatuh cinta pada pandangan pertama.

Berbeda dengan Alaia. Gadis blasteran itu sejak awal menolak mentah-mentah perjodohan yang dibuat kedua keluarga. Ia bersikeras untuk tidak menikah dalam waktu dekat, sebelum akhirnya mengiyakan dengan berat hati, setelah diusut itu karena Alaia memiliki trauma atas kegagalan pernikahannya sebelumnya. Laki-laki yang harusnya menjadi suami Alaia, ketahuan bermain api dengan sekretaris pribadinya. Alaia sangat syok ketika itu, bagaimana tidak? semua persiapan pernikahan sudah 99% mereka hanya harus menunggu beberapa hari saja untuk menjadi pasangan suami istri. Ayahnya tentu murka mengetahui hal tersebut, dan pada hari itu juga Ia membatalkan pernikahan putri semata wayangnya.

Setelah kejadian itu, Alaia menjadi pribadi yang berbeda. Ia tidak pernah terdengar menjalin kasih dengan lelaki manapun lagi. Ia menutup diri dari segala bentuk lamaran yang datang.

Edgar menghela nafas "Belum Ko, gue bahkan belum ada ketemu sama dia. Padahal kita ada jadwal fitting baju resepsi. Pas gue samperin kerumah kemarin, Nyokapnya bilang dia gak ada keluar dari hari sabtu"

"Kayaknya gara-gara dia ketemu sama mantannya itu deh, Ed. Gue gak sengaja ketemu dia waktu ngajak anak bini gue ke Mall. Disitu wajah Alaia pucat banget. Sorry ya gue gak cerita sama lo. Alaia yang minta, dia gak mau lo khawatir.." sahut Galih menepuk pundak Edgar, "Lo tau? Waktu gue bawa balik dia kerumah, sepanjang jalan dia nyebutin nama lo.."

Mendengar hal tersebut, mata Edgar membulat sempurna. Antara percaya dan tidak percaya, "Gue gak mungkin bohong sama lo kadal. Alaia sahabat bini gue, lo sahabat gue.." tambah Galih diiringi tawa setelahnya.

"Mending sekarang lo kerumah dia. Yakinkan Alaia kalo lo bukan kayak mantan calon lakinya.. saling terbuka satu sama lain" saran Mako yang tanpa pikir lagi Edgar langsung melesat meninggalkan teman-temannya.

"Kok lo jadi senja banget sih hari ini Ko?"

"Biasanya, cewek baru lagi Lih"

---

Love LetterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang