Baekhyun x Reader : Promise

163 1 0
                                    


Spring

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Spring. Ketika musim semi datang jalanan terlihat pink. (Name) tidak ingat kapan terakhir kali ia melihat kelopak sakura menghujaninya ketika ia menyusuri sepanjang jalanan Seoul.

Haru, begitu mereka menyebut musim bunga bermekaran tersebut di Jepang. Musim semi kali ini (Name) memulai lagi lembaran baru di negeri ginseng, dan meninggalkan kisahnya di negeri matahari terbit.

- - -

Gadis berseragam SMA Shinwa itu barusaja menutup pagar tamannya dan berjalan beberapa langkah hendak menuju stasiun, ketika sebuah suara memelankan jalan kakinya.

"Neo—"

Suara seorang pemuda memanggil. (Name)—gadis dengan rambut digerai yang memakai seragam Shinwa itu menoleh sejenak sambil memasang headset di telinganya yang tertutupi surai hitam. Pemuda itu memakai seragam yang sama dengan sekolahnya.

(Name) kembali menatap kedepan dan melanjutkan langkahnya tanpa sadar kalau panggilan itu ditujukan untuknya.

"Ya chakkaman—"

(Name) menoleh lagi, kali ini dengan suara lagu EDM terbaru berdentum di kedua telinganya.

(Name) mengamati pemuda itu, seragam atasanya ditutupi jaket hijau muda dan earphone menggantung di lehernya. Berulang kali berkedip pun (Name) tetap tidak mengenal siapa pemuda bermata sipit itu.

Mengangkat alis, gadis itu mengedarkan pandangannya ke sekitar mereka dan mendapati tak seorang pun disana kecuali seorang wanita tua dengan tas belanja yang barusaja meluncur diatas sepeda melewati mereka berdua. (Name) menunjuk dirinya dengan jari telunjuknya.

"Iya kau" setidaknya itu yang bisa (Name) tangkap dari gerakan mulut pemuda itu.

Melepas headset, (Name) bertanya, "Ada apa ya?"

Diam-diam tanganya meraba belakang roknya siapa tahu terbuka dan pemuda itu berusaha memberitahunya. Ternyata tidak. Tangannya yang lain mulai meraba tasnya siapa tahu resletingnya belum tertutup, sementara matanya menatap ke sepatunya siapa tahu talinya terlepas. Nope, semuanya terlihat baik-baik saja.

"Kau.. (Name)?" pemuda itu agak memiringkan kepalanya.

"Hm???" (Name) menggumam bingung.

"Benar, kau (Name) kan!?" pemuda itu kembali memastikan.

Gadis itu berpikir sejenak. Rasanya ia pernah mengenali suara itu. Tapi itu dulu sekali, ketika ia belum pindah ke Jepang. Yang memanggilnya begitu hanya teman-teman kecilnya sewaktu tinggal di Korea dulu. Tunggu, kalau begitu cowok di depannya itu—

"Ini aku! Hyun-ie!" katanya mulai menunjukkan deretan giginya yang rapi.

"...Hyun..-ie...?"

Flashback

Bocah berambut botak yang masih berumur lima tahun itu menangis sembari berjongkok menutupi wajahnya. Beberapa bocah laki-laki lain yang seumuran dengannya berdiri mengelilinginya sambil tertawa mengejek. Mereka terlihat sedang membully bocah botak ingusan itu di dekat sungai.

"Yaaa!!" suara cempreng seorang anak perempuan yang berlari dari arah pintu kuil mencuri perhatian mereka. Dibelakang anak perempuan itu juga ada dua anak laki-laki lagi yang berlari mengikutinya sambil membawa tongkat baseball.

Anak perempuan itu menendang punggung anak laki-laki yang mengerumuni si botak.

"Sial"

"Ayo kabur!"

Anak-anak itu langsung berlari meninggalkan bocah botak itu berusaha melarikan diri.

"Hyun-ie, gwaennchana?" tanya gadis kecil berkuncir dua itu.

"Mereka mencuri kumbang milikku" jawab si botak yang kini diketahui bernama Hyun itu.

"Kita akan mencarinya lagi, kau tidak usah menangis" kata seorang bocah berkacamata dan paling tinggi diantara mereka.

"Benar. Setelah ini ayo kita pergi ke hutan!" ajak bocah berambut kemerahan karena keseringan terpapar matahari.

"Andwae! Sudah sore, Ahjumma-deul pasti akan mengkhawatirkan kalian"

"Eeeh~" desah si bocah berambut merah.

"Tapi sebelum kalian pulang ke rumah masing-masing, ayo mampir ke rumahku. Eomma habis membuat pie buah" (Name) meraih tangan Hyun agar berdiri.

"Khajja!" jawab kedua bocah dibelakang (Name) antusias.

"Gomawo, (Name)... Chingu-deul..." Hyun berdiri meski masih sesenggukan.

Mereka berempat pun berjalan menuju rumah gadis berkucir dua itu dengan candaan.

"(Name) keren! Mereka langsung ketakutan saat melihatnya tadi" kata anak berkacamata memainkan tongkat baseball selama perjalanan.

"Um! Kalau besar nanti aku akan jadi keren dan gantian melindunginya" ucap Hyun.

"Tapi kan (Name) akan pindah ke Jepang, Hyun-ie" kata si rambut merah. Membuat wajah Hyun berubah murung.

"Kalau besar nanti (Name) tidak akan mengenalimu, Hyun-ie" tambah si kacamata.

"Keundae, aku yang akan mengenalinya lebih dulu! Aku tidak akan melupakan (Name) selamanya!" kata Hyun penuh tekad.

"Jinjja?" (Name) menoleh senang. Hyun mengangguk pasti.

"Geureom... yakseokhae. Jika kita ketemu lagi, dan kita sudah besar nanti, aku akan menciummu agar kau mengenaliku. Dan kau akan langsung tahu kalau itu aku" kata Hyun polos membuat kedua temannya terbahak-bahak mengejeknya.

Tapi Hyun tidak peduli, itu janjinya sampai mereka bertemu suatu saat nanti.

End of Flashback

- - -

"Byun Baekhyun...?" tanya (Name) memastikan kalau tebakannya benar.

Sudut bibir pemuda itu terangkat saat gadis itu menyebut nama lengkapnya dengan benar. Pemuda itu tersenyum manis.

"Whaaa? Jinjjayo??" gadis itu tersenyum lebar tak percaya.

"(Nameeeeeee)~" Hashiyan berlari dan langsung menghambur memeluk gadis itu dengan jenaka.

Chu. Baekhyun mengecup bibir gadis itu, membuat (Name) membelalakkan matanya terkejut.

"Mwohanya, Baekhyun-ah!?" tanya (Name) terkejut.

"Kau lupa janjiku?" kata Baekhyun lalu melepas pelukannya dan mengacak rambut gadis itu. "Dan kau lupa menambahkan kata 'Oppa'. Aku sunbae-mu tahu"

(Name) tersenyum ingat janji itu. Lalu memukul lengan Baekyun main-main. "Iish. Pabboya. Iya, aku ingat janji itu" jawab Reyna malu.

Keduanya lalu meneruskan perbincangan mereka setelah sekian lama tidak bertemu, sambil berjalan menuju ke sekolah mereka.


Fin.

BTS & EXO x Reader ImaginesWhere stories live. Discover now