Jin x Reader : A Dance

5 0 0
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


(Name) hanya diam memandangi lautan cahaya di bawahnya. Gedung tempatnya berdiri ini adalah bangunan dengan rooftop paling tinggi diantara bangunan lainnya di kota tempatnya tinggal. Dari sini ia bisa melihat citylights dan lalu lintas yang tak kunjung sepi meski langit sudah gelap gulita.

Hyuung...

Angin adalah salah satu yang paling dia sukai ketika berada di tempat yang tinggi. Kibaran lembutnya mampu menyibak helaian rambutnya yang malam itu ditata agak bergelombang.

"Kau akan menyia-nyiakan kecantikanmu kalau tetap berada disini" Mata (Name) melirik kebelakang, dimana seorang pria tinggi tegap berdiri diambang pintu.

(Name) tersenyum menatap pemuda itu tak lain adalah Kim Seok Jin, lalu kembali menatap kota-nya sembari meletakkan kedua siku-nya diatas pembatas.

"Apa yang dilakukanmu bersembunyi disini" namja itu berjalan mendekat, suara sepatunya menggema di lantai.

"Damai sekali" jawab gadis itu memejamkan matanya menikmati angin yang kembali berhembus.

"...aku mencarimu kemana-mana" kata si namja itu tanpa basa-basi.

"Dan kau menemukanmu. Selamat" jawab (Name) yang malah menyelamati pemuda itu.

Pria itu mengkopi pose gadis disebelahnya, beda-nya wajah pria itu mengarah ke wajah anggun si gadis.

"Aku tahu kamu. Aku tahu dimana harus mencarimu" kalimat najma itu membuat si gadis tersenyum.

"Ya. Kau tahu" (Name) membenarkan.

Jin, si namja itu, tahu (Name) tidak menyukai pesta dansa. Dia tahu semua tentang nya, karena dia belajar banyak mengenai gadis itu selama empat tahun terakhir.

Samar-samar dentuman suara piano dan bass berbunyi secara bersamaan dari balkon hall tempat pesta diadakan di bangunan itu. (Name) kenal lagu itu. Jin pernah memutarnya di garasi rumahnya.

The Last Time yang dinyanyikan Taylor Swift dan Gary Lightbody. Sejak saat itu (Name) jadi sering mendengarkannya. Dia hafal liriknya.

"Ho Seok" (Name) tergelak kecil mendengar suara Jung Ho Seok menyayikan part pertama. "Aku tidak tahu dia bisa menyanyi" komentar gadis itu.

"Mungkin dia sudah mabuk berat sekarang" Jin ikut menyeringai.

"I imagine you were home, in your room all alone, and you open your eyes into mine, everything feels better" (Name) mengikuti nada yang Ho Seok nyanyikan. Jin meraih kedua tangan (Name), membuat gadis itu terkejut.

"Jin..."

"Tidak ada yang melihat" laki-laki itu meletakkan satu tangan (Name) di dadanya sementara ia meletakkan satu tangannya di pinggang gadis itu.

"Ini pemaksaan" gadis itu tersenyum.

"Jangan pedulikan aku" jawab Jin. Dan mereka pun mulai berdansa dengan pelan. Tak ada suara dari keduanya, hanya lagu itu yang terus mengalun bersama langkah kaki keduanya.

"(Name)..." panggil Jin dengan tatapan penuh arti.

"Hm?" gadis itu mendongak. "Oh tidak, kau terlihat seperti akan berceramah" ejek gadis itu dengan wajah serius.

Jin tertawa. "Aku berniat memuji gaunmu" balasnya bercanda.

Gantian (Name) yang tertawa. "Kau benar, ini sangat cantik. Sampai-sampai aku benci memakainya"

"Mau kulepaskan?" candanya.

"Jin!" (Name) memukul pundak pria yang jauh lebih tinggi darinya itu.

"Bercanda. Yang cantik kamunya, bukan gaunnya" akhirnya Jin mengatakannya. "Aku tahu itu terdengar pasaran, jangan tertawa" komando-nya.

"Aku tidak tertawa"

Mereka kembali diam.

'This is the last time i'm asking you this...' mulut Jin bergerak menirukan lirik terakhir lagu itu tanpa bersuara, menatap (Name) dengan lekat seakan ia benar-benar mengatakan kalimat itu dari hatinya.

Musik pun terhenti, namun Jin masih menahan (Name) di genggamannya.

"(Name). Will you—"

"Yes. Kali ini. Aku tahu keadaan sangat buruk akhir-akhir ini bagi kita berdua. Tapi, kali ini aku akan menjawab 'ya' atas pertanyaanmu" sela (Name) lalu mencium bibir Jin, yang langsung mendapat balasan dengan hangat.

"Gomawo" Jin tersenyum lembut.


Fin.

BTS & EXO x Reader ImaginesWhere stories live. Discover now