Jungkook x Reader : I'm a Man Too

15 0 0
                                    


"Pagi, Ahjussi" sapa (Name) sambil membungkuk sopan pada satpam sekolah ketika dirinya bejalan melewati pintu gerbang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Pagi, Ahjussi" sapa (Name) sambil membungkuk sopan pada satpam sekolah ketika dirinya bejalan melewati pintu gerbang.

Pria itu tersenyum dan balik menyapa dengan ramah pada gadis itu seperti biasanya.

Hari ini terasa begitu sejuk, membuat semangat (Name) terasa dua kali lebih besar dari hari-hari biasanya.

Gadis itu menjulurkan tangannya sembari berjalan menangkapi serpihan maple yang berjatuhan, matanya lalu menatap kebawah kearah tali sepatunya yang terlepas. Gadis itu pun menunduk untuk membenarkan tali sepatunya yang lepas.

Brukk!

Tiba-tiba seseorang tak sengaja menubruknya dari belakang. Membuat (Name) mendongak.

Seorang namja.

"Ah. Mianhae"ucap pemuda itu, yang (Name) kenal sebagai sunbae-nya, tersenyum simpul.

"Ah ne, gwaennchana" jawab (Name) lirih tapi tak di dengar oleh sunbae itu karena selanjutnya ia menoleh pada teman-temannya yang memanggilnya di depan sana.

"Ya! Ppaliwa!" Teriak salah satu dari teman sunbae itu terlihat tidak sabaran. Lalu si pemuda yang menabrak (Name) tadi kembali berjalan sambil bergurau dengan teman-teman gerombolannya.

(Name) berdiri, tangannya membenarkan tas yang tergantung di pundaknya sambil mengamati senior-senior di depannya.

Seorang namja lain baru saja berjalan masuk sambil memegang minuman hangat yang sempat ia beli saat berangkat sekolah tadi. Pemuda itu mendapati (Name) tengah berdiri di depannya memunggunginya.

"Ahh~ senyumnya menghangatkan pagiku~" (Name) menggumam pada dirinya sendiri, meski begitu seorang pemuda seumuran dengannya bisa mendengar kalimat konyolnya dari arah belakang.

"Iiish, senyum menjijikkan seperti itu kau puja-puja? Kau masih mimpi ya? Cepat bangun, kelas hampir dimulai" kata pemuda itu dengan nada agak sebal. Ia berjalan mendekati (Name) dan menyentil dahinya.

Senyum di wajah (Name) langsung hilang melihat wajah Jungkook di sampingnya.

"Apa masalahmu?" tanya gadis itu pada teman sekelasnya itu.

"Berhenti berkhayal, kau membuatku ingin muntah" kata Jungkook sambil berjalan melewati gadis itu.

"Kau cemburu?" tanya (Name) mengikuti langkah si namja.

"Kau pede sekali. Orang seperti tadi apa bagusnya? Kau sama sekali tidak bisa membedakan mana pemuda tipe player dan mana pemuda baik-baik" kata Jungkook yang sebenarnya merasa iri karena jarang sekali (Name) menaruh perhatian lebih padanya dan lebih suka mengkhayalkan sunbae mereka tadi.

"Hnggg" (Name) menjawab dengan malas mendengar Jungkook selalu berkomentar negatif pada setiap namja yang disukai gadis itu. (Name) mulai berfikir kalau Jungkook memang benar-benar cemburu padanya karena tiap kali gadis itu mengagumi cowok lain respon Jungkook selalu jelek.

"Yang jelas aku tahu kau bukan namja baik-baik" Tuding (Name) pada temannya yang kini berjalan beriringan dengannya di koridor sekolah. "Ah, jarang sekali dia tersenyum pada yeoja. Beruntungnya aku disenyumin pagi-pagi begini. Itu tadi pasti pertanda baik, hari ini aku pasti mendapatkan keberuntungan karenannya" mendadak wajah (Name) kembali memerah dengan background bunga-bunga bermekaran.

"Bisa kau hentikan itu?" Jungkook menatap gadis itu. dalam hati ia merasa begitu kesal, wajah gadis itu bisa merah merona karena namja lain bukannya dirinya.

"Wae? Kau tidak tahu sunbae-nim ahli taekwondo? Dia itu keren sekali, selain tampan juga ahli bela diri" tanya (Name) mengangung-agungkan namja yang Jungkook benci.

"Kau baru saja menjatuhkan sesuatu" Jungkook menunjuk lantai dibawah mereka.

"Apa?" tanya (Name) celingukan di lantai mencari sesuatu.

"Harga dirimu" setelah mengucapkan kalimat itu Jungkook meninggalkan gadis itu dan berjalan menuju ke kelas mereka.

"Ya! Aku tahu kau hanya cemburu~" kata (Name) memancing pemuda itu. Keduanya berbelok ke koridor sebelah kanan, san sampai di depan kelas mereka.

Langkah kaki Jungkook terhenti di depan kelas membuat (Name) berhenti mendadak menabrak punggungnya.

"Kau..." ucap Jungkook ragu menatap gadis itu yang kini menatapnya bingung.

"Mwohae? Minggir, aku mau masuk kelas" jawab (Name) sambil berusaha menyingkirkan Jungkook dari hadapannya, namun tentu saja gagal karena pemuda itu jauh lebih kuat darinya.

"Apa kau tidak pernah melihatku sebagai seorang namja?" tanya Jungkook pada akhirnya dengan suara serius. Rupanya ia lelah berada di posisi friendzone bertahun-tahun dengan yeoja tidak peka didepannya ini.

Mata (Name) membelalak kaget mendengarnya. Apa dia salah dengar? Apa Jungkook salah makan sesuatu tadi pagi?

Mendadak suasana ricuh di kelas langsung terhenti begitu mendengar pertanyaan Jungkook yang lumayan keras tadi.

"Oooo~ Jeon Jungkook kau romantis sekali" teman-teman sekelas langsung kembali ricuh menggoda si namja yang berdiri diambang kelas itu.

"Tembak langsung saja, Jungkook-ah!!" tambah yang lain menyemangati.

Semburat merah yang terlihat alami kembali muncul di pipi (Name). Kepulan asap dingin berhembus dari mulutnya, ia termangu berusaha memproses perkataan Jungkook.

Mata Jungkook membelalak kaget dengan perkataanya sendiri yang sampai membuat suasana disekitar keduanya menjadi awkward. Lalu sepasang bola mata itu melembut dan ia berkata sembari menghela nafas,

"Dwaesseo" katanya, lalu berjalan masuk menuju bangkunya. Ia menyembunyikan pipi-nya dibawah scarf krem yang ia pakai, merasa malu pada dirinya sendiri. 'Apa yang ku katakan...' pikirnya mengutuk diri.

'Apa... selama ini Jungkook menyukaiku?' batin (Name). Gadis itu berjalan pelan masuk ke kelas dengan malu dan duduk di kursinya sendiri dekat jendela. Ia lalu kembali mengulang memori tentang bagaimana tingkah Jungkook selama ini terhadapnya. Pemuda itu memang selalu membantunya, selalu bersikap baik terhadapnya, dan memberi saran pada setiap masalahnya. (Name) baru merasa 'klik' sekarang. Ah... rupanya selama ini dia memang menyukainya, hanya saja terlalu malu untuk mengatakannya secara langsung.

(Name) menoleh sekilas pada pemuda itu yang menyandarkan kepalanya di kursi menghadap ke langit-langit dengan mata terpejam. Kedua tangannya ia masukkan ke saku celana.

(Name) menundukkan kepalanya melamun menatap meja kosong di depannya dengan wajah yang lebih merah dari sebelumnya. "Pabbo... kenapa tidak kau katakan langsung saja. Pabbo namja.." gerutu (Name) memanyunkan bibirnya.

Setelah kejadian hari ini, (Name) tidak akan bisa bersikap sama seperti sebelumnya pada Jungkook, karena sekarang dimata gadis itu dia bukan lagi sekedar teman. Tapi dia juga seorang namja.


Fin.

BTS & EXO x Reader ImaginesWhere stories live. Discover now