Suga x Reader : Jealousy

34 0 0
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


(Name) menoleh ke bangku dibelakangnya yang semenjak 15 menit yang lalu berubah jadi seperti toko obral. Bukan karena pemilik bangkunya, tetapi karena kumpulan perempuan yang berebutan mencari perhatian dari pemiliknya.

"Apa makanan kesukaanmu, Suga-ya?" tanya suara pertama.

"Apa kau lajang?" tambah yang lainya.

Duk! (Name) mendaratkan jidatnya pada meja. Gadis itu menggeliat-geliat tidak nyaman dengan suara berisik itu. Ini bukan kali pertamanya kelas (Name) penuh dengan siswi centil yang membuat (Name) muak melihatnya. Mereka selalu memuja Suga. Oh ya, dia memang tampan, tapi ketampanannya mengusik suasana hening (Name).

Atau, dia hanya cemburu saja?

"Kulitmu bagus sekali Suga-ya, apa kau memakai perawatan khusus?"

(Name) menggigit pensil di tangannya dengan gemas. Hampir saja mematahkannya dengan giginya. Kapan keributan ini akan berakhir~ Pikir gadis bersurai hitam itu geregetan.

"Atau jangan-jangan... kau vampir ya?" pertanyaan itu langsung membuat semuanya tertawa dengan nada genit.

"Ahaha..." Suga hanya menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.

Brakk!! (Name) menggebrak mejanya dengan kasar. Membuat suasana hening dalam sekejap. Cukup sudah acara sabarnya, telinga gadis itu sudah terasa berdengung bising sejak tadi.

"BENAR! DIA VAMPIRE!! Dia akan memenggigitmu dan mengoyak dagingmu sampai hanya tulang dan kulitmu yang tersisa!! SEKARANG PERGI DARI SINI!"

Mendengar teriakan (Name), gadis-gadis itu langsung ciut. Dimata mereka tubuh (Name) bagai Lucifer dengan background kobaran api yang siap membakar mereka hidup-hidup. Mungkin bisa lebih menakutkan jika terbakar api itu daripada terkoyak gigi vampire Suga seperti yang baru saja (Name) katakan.

"Dan Kau!! Pakailah topeng supaya gadis-gadis itu tak kembali lagi!" (Name) membentak Suga. Pemuda itu hanya bengong menatapnya.

"Wow, auman apa itu barusan?" Jimin yang baru saja dari toilet dan masuk ke kelas, heran melihat para siswi yang berebutan melarikan diri kembali ke kelas masing-masing. (Name) menghela nafas berat. Akhirnya sepi juga.

"Merepotkan sekali" (Name) mengibaskan rambutnya dan kembali duduk di bangkunya.

"Kau manis sekali saat cemburu" Suga menyeringai dan duduk dengan terbalik menggunakan punggung kursi sebagai tumpuan tangannya, untuk menatap yeojachingu-nya.

"Bisakah kau bersikap tegas pada mereka!? Kau sengaja melakukannya untuk membuatku cemburu, ya?" tanya (Name) marah.

"Ahni" Suga mengangkat alisnya, lalu melempar senyum manis terbaiknya untuk membuat yeojachingunya meleleh. "Aigoo, neomu kyeopta~"

Pemuda itu mengacak rambut (Name) tapi ditepis dengan lembut oleh gadis itu. Suga mengecup bibi (Name) cepat-cepat, lalu berucap dengan tanpa dosa. "Mian, aku tidak tahan. Habisnya kau manis sekali"

"Jugullae?" ancam (Name).

"Jimin-ah, dia bilang aku vampire. Apa aku setampan itu?" tanya Suga menunjuk wajahnya sendiri pada Jimin yang berjalan mendekat.

"Uhm... sebentar" Jimin mengangkat telunjuknya meminta Suga untuk menunggu. Ia lalu membelakangi (Name) dan Suga.

"Huek... hoek!" ucap Jimin seperti baru saja menelan sesuatu yang membuatnya mual. Ia memukul-mukul dadanya berharap sesuatu yang membuatnya mual itu bisa keluar. Sayangnya tak ada satupun yang keluar dari sana. Namja itu kembali beralih pada Suga.

"Ah, aku lupa yang aku telan itu kata-katamu. Mana bisa dikeluarkan" ucap teman Suga itu sinis.

"Hmph. Bilang saja aku memang tampan, apa susahnya" kata Suga narsis.

"Suga-ya. Kau kan tahu otak kanan (Name) itu bermasalah. Imajinasinya itu setinggi Alpen!" kini gantian Jimin menyindir si yeoja.

"Um. Aku tahu otaknya bermasalah. Makanya aku jatuh cinta padanya" jawab Suga menatap kagum perempuan itu.

"Aku hanya menggertak supaya mereka pergi. Yang benar saja, di Seoul tak mungkin ada vampire" (Name) berdiri dan menarik Jimin keluar menuju kantin.

"Oh, kau sedang dalam mode otak normal rupanya" balas Jimin.

"Ya! Ya! Kenapa kau mengajak si brengsek itu ke kantin!" Suga gantian cemburu, tidak terima karena Jimin menggantikan posisinya.

"Salahmu sendiri membuatnya marah" teriak Jimin dari koridor depan kelas.

"Ya! (Name) chakkaman! Mianhe, arasseo? Ya!" Suga berdiri dari kursinya dan berlari menyusul keduanya menuju kantin.


Fin.

BTS & EXO x Reader ImaginesWhere stories live. Discover now