Franklyn Prince Part #3

33.9K 2.1K 55
                                    

"Jadi.. dia baru akan masuk besok?"
Nathalie menatap Alya yang sedang serius dengan ponselnya sebelum mengalihkan pandangannya pada Nathalie dan menjawab dengan antusias

"Ya..aku sudah tidak sabar menunggu Ben. . Oh ya.. bagaimana jika kita makan malam bersama saat Ben sudah datang?"

Rafael yang tadi menutup telinganya dengan earphone kini melirik Alya ketika mendengar Alya mengatakan makan malam bersama---saat Ben sudah datang.

"Tidak buruk, kau setuju Rafael?"

Kini Alya dan Nath menatap kesal Rafael yang hanya mengangguk

"Tapi....bagaimana jika kita berpasangan? Itu akan menarik, Nath kau bisa mengajak Christian dan Rafael---"

"Sendiri" potong Rafael yang kesal dengan ide gila Alya. Ia paham bahwa jika berpasangan Alya akan selalu memilih Ben dan tidak akan berfikir dua kali untuk menolak Rafael seandainya Rafael meminta, but No..Rafael tak pernah meminta apapun pada Alya meskipun ia memiliki rasa pada gadis itu. Ia hanya akan memberi dan terus seperti itu. Dia tak mau merendahkan dirinya sebagai Franklyn Prince.

"Kau dengan ku, Rafael.. aku tak akan mengajak Chris, toh ini acara kita seperti biasanya bukan triple date"

Rafael menggeleng, ia tahu Nath berusaha membantunya tapi kali ini Rafael tak bisa menerimanya

"Aku akan membawa pasanganku"

Seketika Alya dan Nath melongo dan mengerjapkan mata mereka berkali kali, mimpi apa mereka semalam mendengar pernyataan mengejutkan dari Pangeran Es ini. Well--- bukan hal sulit memang jika Rafael ingin mencari teman kencan mengingat siapa itu Rafael sudah pasti para gadis akan berbaris dengan senang hati, tapi Rafael bukan seperti itu, ia tak mungkin memilih sembarang gadis yang bahkan dalam Universitas ini belum satu pun di antara ratusan gadis cantik berhasil memikat Rafael. Jangankan memikat, ngobrol saja rasanya tidak mungkin

"Uummm... jika kau keberatan kita bisa merubahnya kita makan malam biasa saja"

Ucap Alya yang merasa tak nyaman dengan Rafael, ia juga bisa memastikan bahwa Rafael tak akan datang jika seperti ini. Hey--- siapa yang akan beruntung pergi bersama Rafael dalam waktu sesingkat ini?
Mencari gadis mudah, yang sulit mencari yang bisa membuat Rafael tertarik. Meskipun bukan mencari kekasih tetap saja Rafael tak akan mau jalan bersama gadis yang tak ia minati

"Tenang saja. Kita akan triple date"

Nathalie yang sedari tadi sibuk menerka siapa gadis yang akan di bawa Rafael kini malah tersenyum penuh arti dan menatap Rafael jenaka. Siapapun gadis itu nantinya, Ia paham jika sepupunya itu sedang berusaha membuktikan bahwa ia juga bisa bersikap seperti apa yang selama ini Alya lakukan. Tentu saja Prince seperti Rafael tak akan terima di perlakukan seperti itu terus meskipun oleh orang yang ia suka. Ingat..! Ada darah Alvaro Franklyn pada diri Rafael.

"Selamat berjuang, big bro" bisik Nathalie yang hanya di balas senyum miring Rafael.

"Selamat berjuang, big bro" bisik Nathalie yang hanya di balas senyum miring Rafael

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

Ellena,Gadis cantik berdarah campuran Indo-Inggris duduk di salah satu kursi cafetaria Universitas , menikmati milkshake nya sambil mendengarkan musik lewat earphone yang menggantung ditelinganya, ia tak tahu harus apa setelah menyelesaikan kelasnya hari ini. Pulang terlalu cepat membuatnya bosan, dia akan sendiri di mansion besar itu karena Mrs.Wirabuana sedang menyusul Mr.Wirabuana ke Dubai.

Ellena Queensa Wirabuana adalah anak Angkasa Wirabuana dengan wanita berdarah Inggris Michelle Kenedy yang sekarang menjadi Michelle Wirabuana.

Ellena baru satu hari di Universitas ini dan juga belum mendapatkan teman, Ellena menghela nafas, sepertinya ia belum bisa sepenuh hati menerima NYC sebagai kota tempat tinggalnya yang baru. Ia merindukan hangat dan ramahnya Indonesia, merindukan tempat lahirnya. Meskipun ia berdarah campuran Inggris namun hatinya sudah mencintai Indonesia sepenuh hati.

Sebentar lagi musim dingin

Ini akan menjadi salju pertama untuk Ellena pada Natal tahun ini. Ah---Ellena tak menyukai dingin.

Gadis itu kembali mengeluh dalam hati, jika kebanyakan orang akan senang bisa hidup di antara gemerlap kota New York, Ellena sebaliknya. Ia tetap merindukan macetnya Jakarta yang kata orang bisa membuat kita tua di jalan.

Ellena mendengus, ia bangkit dan merapikan bukunya kemudian hendak pergi hingga baru beberapa langkah dari tempat duduknya ia terkejut saat tiba tiba ada yang mendorongnya dari belakang membuat Ellena hampir mencium lantai jika saja tak ada tangan yang menariknya..eerr..lebih tepatnya tidak sengaja memeluknya.

"Thank's" ucap Ellena setelah memberi jarak dirinya dengan orang yang menolongnya

Sedang yang di beri ucapan terima kasih malah menatap arah lain. Lebih tepatnya menatap gadis berambut merah yang menabrak Ellena tadi. Gadis itu terlihat gugup dan..entahlah Ellena juga tidak bisa mengartikan situasi ini. Hening... tak ada yang berbicara dan dia baru sadar semua orang kini menatap mereka bertiga, Ellena juga tak tahu harus berkata apa dan kenapa semua menjadi diam?

"So--sorry..." terdengar suara gadis berambut merah itu gugup seakan ia berbicara dengan Presiden karena ia mengucapkan kata maaf dengan gestur salah tingkah saat orang yang menolong Ellina tadi menatapnya. Bahkan Ellina bingung untuk siapa sebenarnya kata maaf itu? Dirinya kah atau orang ini? Tapi..bukankah Ellina yang jadi korban disini?

"Ulangi lagi perbuatanmu jika kau ingin keluar dari sini"

Orang itu pergi begitu saja setelah mengucapkan kalimat tadi dengan nada dingin membuat gadis berambut merah itu menarik nafas lega namun tidak dengan Ellena yang malah bingung sendiri

"Maafkan aku..aku tak sengaja. Kau beruntung sekali, karena bisa mendapatkan perhatiannya meskipun tak sengaja"

Demi Indonesia Raya.. Ellena tak bisa mencerna apapun sekarang. Beruntung dari mana? Ellena hampir jatuh dan itu di katakan beruntung? Mendapatkan perhatian tak sengaja? Ayolah..memangnya siapa orang tadi hingga membuat suasana berubah drastis hanya karena menolongnya. Bukankah itu wajar saja?

"Whatever"

Ellena sudah kesal dan segera pergi meninggalkan suasana tak menyenangkan ini. Meskipun ia masih penasaran dengan orang tadi.

Who are you?

Who are you?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

Franklyn Prince (SUDAH DITERBITKAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang