Franklyn Prince Part #18 (part 17.2)

27.6K 2.2K 141
                                    

Play list 🎶 make you feel my love - Adelle

Spesial buat kalian yang udah kasih voment luar biasa pada dua part sebelumnya 😉

Jangan lupa tinggalkan jejak 🌟💌

Thanks to keep reading my story ❤❤❤❤

******

Ellena tersentak saat Rafael sudah memindahkan kuning telur pada mangkuk ramennya, semenjak Rafael yang meminta Ellena agar tidak pergi suasanya menjadi sedikit canggung meskipun mereka tetap melanjutkan perjalanan dengan Rafael yang membawa Ellena kemari. Ellena bahkan diam sepanjang jalan dan Rafael pun tidak tahu harus mengatakan apa. Tangan Ellena juga langsung bergerak memindahkan putih telurnya pada mangkuk Rafael
"Terima kasih," ucap Ellena lirih tanpa berani menatap Rafael

"Kau benar benar akan pergi?"

Ellena mendongakkan kepalanya menatap manik biru yang terlihat sendu "tidak tahu," Ellena mencoba tersenyum meskipun terlihat jika itu senyum paksa "ini hanya liburan...bukan pergi untuk selamanya, mengapa kau harus takut jika aku pergi?" Ellena tertawa kecil dan mulai menyuapkan makanan kedalam mulutnya

"Kau pergi di saat seperti ini...seperti sengaja untuk menghindar dariku," gerutu Rafael

"Di saat seperti apa?"

Rafael menghela nafas lalu meletakkan chopsticks nya "lupakan...aku hanya ingin bertanya sesuatu, apa orang tuamu sudah tahu siapa aku?"

Ellena mengangguk dan masih tenang menikmati ramennya

"Lalu..mereka juga keberatan jika kita bersama?"

Ellena terdiam lalu menatap Rafael tak percaya "Apa yang kau bicarakan? 'Juga?' Apa orang tuamu mengatakan hal seperti itu?"

Rafael langsung menelan ludahnya menyadari bahwa semua yang ia fikirkan salah, bahwa Mr.Wirabuana tidak seperti papanya, terbukti dari jawaban Ellena yang seolah tak tahu apa apa "papa mu tidak menceritakan apapun?"

"Bercerita apa? Jika yang kau maksud bagaimana hubungan orang tua kita, aku sudah tahu. Lalu..dimana masalahnya? Aku dan papa tidak menganggap ada masalah yang serius disini."

"Kau benar...memang seharusnya seperti itu," gumam Rafael

"Jadi...Mr.Franklyn keberatan dengan semua ini?"

"Mungkin..."

"Akhiri saja."

Rafael langsung terbelalak tak percaya mendengar ucapan Ellena yang seolah tanpa beban "Kau fikir semudah itu? Kau fikir ini sebuah permainan yang bisa di akhiri begitu saja saat kita lelah?"

Ellena menatap datar Rafael yang terlihat sudah menahan emosinya "bukankah ini memang permainanmu? Maka akan mudah untuk mengakhirinya, ka--"

"Queen...!!" Rafael menghela nafas lalu melembutkan suara serta tatapannya yang sempat menajam "maafkan aku... tapi aku tidak bisa mengakhirinya begitu saja."

"Kenapa? Jika kau tidak bisa aku yang akan melakukannya."

Rafael menggeleng, mood nya kembali berantakan sekarang bahkan cuaca dingin tak bisa mendinginkan otaknya saat ini, seperti belum puas membuat Rafael seperti ini Ellena kembali melakukan hal di luar dugaan yang mempu membuat Rafael membeku

"You win, and let me go," Ellena melepaskan gelang yang pernah Rafael berikan dan meletakkannya di depan Rafael kemudian beranjak pergi sebelum Rafael sempat mencegahnya. Sesaat Rafael lupa bagaimana caranya bernafas dan kesadarannya kembali saat menyadari kepergian Ellena.

Do you love me?

Rafael segera pergi menyusul Ellena sebelum hal buruk terjadi karena di luar cuaca sangat dingin dan Rafael tidak yakin Ellena bisa mendapatkan taxi saat ini, Rafael sudah keluar dari restaurant Jepang dan menyapukan pandangannya ke segala arah, mencari gadis Asia yang mampu mengobrak abrik hatinya, ke gelisahan Rafael semakin besar mengingat Ellena hanya memakai mantel yang tidak cukup menghangatkan tubuh kecilnya. Kakinya terus melangkah menyusuri jalan hingga matanya menangkap sosok yang sedang duduk di kursi sambil memeluk tubuhnya sendiri

Ellena langsung menoleh ketika merasakan sebuah mantel tebal menghangatkan tubuhnya "masuklah, di mobil lebih hangat."

Ellena kembali membuang wajahnya, mengalihkan tatapannya pada tumpukan salju yang menutupi sisi jalan
"Kumohon...jangan keras kepala Queen..."

Ellena masih diam tanpa mengatakan apapun, kepalanya menunduk enggan menatap pemilik mata biru yang sudah berpindah dan berdiri menjulang di depannya
"Let me go..."

Rafael berjongkok, meraih kedua tangan mungil Ellena menggosokkan tangannya sendiri disana, berusaha membuat tangan dingin itu agar lebih hangat.

"Let me go..Rafael..." Ucap Ellena dengan nada bergetar dan Rafael bisa melihat bulir bening itu jatuh

"Do you love me?"

Ellena tak menjawab bahkan memilih tetap menundukkan kepalanya

"Do you love me, Queen?" Rafael mengulang pertanyaannya dan menangkupkan wajah Ellena hingga tatapan mereka saling mengunci "tell me..."

"Semua sudah jelas. Aku rasa kau tidak bodoh untuk mengerti maksudku. Jadi...biarkan Aku pergi."

Rafael tersenyum miring "bukan seperti itu perjanjiannya...kau harus mengikuti kemauanku karena kau kalah, Queen..."

Ellena menatap Rafael tak percaya lalu tertawa getir "haruskah aku memenuhi keinginanmu? Jika iya, cepat katakan! Aku akan segera memenuhinya setelah itu biarkan aku pergi..."

"Kau belum mengakuinya, Queen..."

Ellena menahan nafasnya sejenak lalau menghembuskan nya perlahan
" I did it, so..can you tell me?"

Tanpa Ellena duga Rafael sudah menariknya, mengikis jarak dan bibir Rafael sudah melumat lembut bibir mungil Ellena, sejenak cuaca dingin berubah menjadi hangat bagi mereka "ini permintaanku, jangan pergi...tetap disini, bersamaku," bisik Rafael dengan kening mereka yang masih saling menempel

"A-Aku..ti---"
Rafael tak memberi kesempatan Ellena untuk melanjutkan ucapannya dengan langsung membungkam bibir mungil itu dengan ciuman "please..don't go..."

Rafael memberi jarak di antara mereka agar bisa menatap mata Ellena yang ternyata sudah kembali sembab akibat air matanya, tangan Rafael bergerak menghapus air mata Ellena dengan lembut dengan tatapan yang tak teralihkan

"sampai kapan? Aku tidak bisa tinggal selamanya.."

Rafael tak menjawabnya namun segera menarik Ellena untuk masuk ke dalam mobil, seperti biasa Rafael akan selalu memasangkan seatbelt Ellena. Mereka masih saling diam hingga Ellena sadar bahwa sejak tadi Rafael hanya memakai t-shirt putihnya karena mantelnya masih berada pada Ellena
"Bodoh!"

Rafael hanya menatap Ellena dalam diam ketika Ellena kembali memasangkan mantel itu pada tubuh dingin Rafael "hentikan semua ini Rafael...berhenti seolah kau mengkhawatirkanku, berhenti seolah kau peduli padaku. Karena itu tidak akan mengubah apapun. This is just the game.. and one day it will end."

Dan semua ini akan membuatku semakin takut...aku..kalah...

"Cukup penuhi permintaanku. Jangan pergi, dan semua akan baik baik saja," ucap Rafael sebelum melakukan mobilnya dan keheningan kembali datang...

Mereka sibuk dengan pikirannya masing masing, ini bukan akhir..ini adalah awal bagi Ellena yang harus siap dihempaskan kapanpun karena Ellena sudah menentukan pilihannya, pilihannya untuk mengaku kalah.
Sedangkan bagi Rafael...ini adalah situasi tersulit dimana ia sendiri tidak tahu apa dirinya juga mencintai Ellena atau tidak... tidak ada alasan untuk menyuruh Ellena tetap tinggal selain karena kekalahan Ellena.

He just wanted Ellena to stay

Tbc

Franklyn Prince (SUDAH DITERBITKAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang