1 ; Kasus Pencurian Disekolah

93 7 4
                                    

Senin. Hari yang sangat dibenci oleh sebagian pelajar di Indonesia. Bagaimana tidak? Hari libur yang hanya satu hari, dalam sekejab menghilang dikarenakan hari senin.

Dipagi hari itu juga, tepat jam setengah 8 pagi, bel tanda jam pelajaran dimulai berbunyi di SMA Negeri Kebangsaan.

Para murid SMA Negeri Kebangsaan pun langsung terburu-buru menuju kelas mereka masing-masing. Ada sebagian siswa yang mengeluh karena belum mengerjakan pekerjaan rumahnya, dan ada juga yang berteriak karena pekerjaan rumah yang diconteknya belum selesai ditulis.

XI Mipa-1. Banyak orang yang menyebut ini adalah kelas elit sekaligus kelas favorit, kelas yang hanya diisi oleh murid cerdas dan pintar. Meskipun pada kenyataannya tidak demikian.

Seorang guru laki-laki yang membawa buku bertuliskan mata pelajaran Fisika memasuki kelas favorit tersebut, guru itu melihat seisi kelas sebelum akhirnya dia berbicara.

"Hari ini disekolah kita terjadi kasus pencurian lagi. Dan ini sudah terjadi selama 2 minggu terakhir ini disekolah." ucap sang guru yang bernama Pak Bagus dengan wajah serius. Semua siswa yang berada dikelas itu hanya memandang satu sama lain dengan tatapan heran, dan ada juga yang berbisik-bisik dengan teman sebangkunya.

"8 HP dan uang sebanyak 500 ribu hilang dalam 2 minggu ini. Apa kalian tidak merasa ada yang aneh? Ditambah lagi malingnya tidak terlihat di CCTV yang dipasang disetiap sudut sekolah kita." kata pak Bagus dengan wajah sangat serius.

"Karena itu bapak mengatakan, kita harus membuat gerakan anti tuyul agar pencurian ini tidak berkelanjutan." ucapnya lagi, membuat beberapa murid yang ada dikelas itu tertawa, dan beberapa menahan tawanya.

"Yasudah daripada membahas hal yang tidak penting, ayo kita beralih ke Fisika. Hari ini kita ulangan harian, silahkan siapkan kertas selembar." ucap Pak Bagus mengakhiri ceritanya tentang pencurian disekolah dengan mantra yang sangat mengerikan. Ulangan Harian dadakan.
----
"Kalian dengar gak tadi Pak Bagus ngomong apa? Gerakan anti tuyul? Hahaha..." tampak seorang perempuan bernama Iyut tertawa geli mengingat-ingat apa yang dikatakan guru fisikanya tadi dikelas. Diikuti oleh ketiga temannya yang lain.

"Aku sih gak mikirin tuyul. Aku mikirin soal ulangan harian dadakan tadi yang lebih mengerikan dibanding kasus pencurian disekolah kita." kata Rina sambil melahap sotonya. Saat ini jam istirahat, dan mereka berempat sedang berada di kantin sekolah.

"Tapi aku juga ngerasa ada yang aneh sih sama kasus pencurian disekolah kita. Kayaknya pencurinya lihai banget, kayak sudah terlatih. Buktinya dia gak terlihat disemua CCTV sekolah" kata Wawan sambil memakan sotonya. Aji mengangguk setuju.

"Iya, kurasa disekolah kita ini pencuri nya bukan cuma satu. Soalnya kasus pencuriannya bukan disatu kelas aja." ucap Aji menambahkan.

"Kayaknya Pak Bagus bener ada tuyul disekolah kita." ucap Wawan bercanda.

"Jadi maksud kalian, kalian setuju dengan Pak Bagus untuk membuat gerakan anti tuyul?" Tanya Iyut aneh.

"Ya enggaklah. Apaan coba gerakan anti tuyul." kata Aji sambil tertawa. Rina pun melihat jam tangannya dan melihat waktu istirahat tinggal 15 menit lagi.

"Cepat woy makannya! kita mau bersihin mushola, ini jadwal kita piket lho." kata Rina lalu berdiri hendak ke Mushola sekolah. Diikuti oleh ketiga temannya.

Oh ya, perlu diketahui bahwa orang-orang sering menyebut empat sekawan ini dengan nama "Fantastic Four". Mungkin itu dikarenakan mereka sering berkeliaran keliling sekolah bersama-sama. Ditambah lagi rupa mereka yang mudah diingat oleh orang-orang.

Aji yang tinggi berkulit putih, dengan wajah yang sok cool. Lalu Wawan yang paling tinggi diantara mereka berkulit agak gelap dan ribut. Iyut yang kurus, berkulit kuning langsat dan cuek. Dan yang terakhir Rina berkulit putih, kalem dan sangat peduli dengan orang lain.

Disekolah ini terdapat beberapa organisasi besar, yaitu Osis, Pramuka, dan Rohis. Mereka berempat sama-sama mengikuti organisasi Rohis, Rohis bertanggung jawab dengan keadaan dimushola sekolah, karena itu dibuatlah piket mushola untuk anggota Rohis. Dan hari ini adalah jadwal mereka untuk piket dimushola.

Tepat pada saat Wawan ingin membuang sampah didepan mushola, dia melihat ada sebuah terpal disana.

"Rin, ini terpalnya punya mushola?" Tanya Wawan. Rina pun berjalan mendekati Wawan lalu melihat terpal yang dimaksud.

"Hmm, kayaknya iya, bawa aja kedalam gudang." jawab Rina lalu pergi memasuki Mushola. Wawan pun mengangguk lalu mengangkat terpal tersebut, tepat saat Wawan mengangkat terpal itu, ada sebuah amplop terjatuh dari terpal itu.

"amplop apa ini?" tanya Wawan heran lalu mengambil amplop itu, dia melihat sekelilingnya sebelum akhirnya dia membuka isi amplop itu.

Dan taraaaa, didalam amplop itu terdapat surat yang kertasnya terlihat seperti disobek, dan hanya meninggakan 1 paraghraf disurat itu. Anehnya tulisan disurat itu diketik dengan sangat rapi. Wawan pun langsung membaca surat itu.

"Aku adalah timur. Pergilah ke lapangan loncat jauh disekolah dan lihatlah timur. Disitu kau akan menemukan rumahku. Aku berada tepat di bawah pabrik ribuan bunga."

Wawan menatap surat itu heran tak mengerti isi dari surat itu. Tiba-tiba saja langit menjadi mendung dan angin berhembus kencang. Dan Wawan merasakan ada aura yang aneh setelah membaca surat itu. Dia pun langsung berlari menuju kedalam mushola untuk memberitahu Aji, Rina, dan Iyut.
.
To Be Continue

Halo guys, ini pertama kalinya aku buat cerita abstrak kayak gini. Semoga aja kalian suka dan mengerti alur ceritanya. Wkwkwk.

Jangan lupa tunggu kelanjutannya ya, see u next story.

Rin-PenulisGila

Fantastic Four : Misteri HabiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang