3 ; Teror

32 5 4
                                    

"Eh ketemu lagi suratnya!!" Teriak Wawan. Rina pun langsung memungut surat itu. Mereka pun langsung berkumpul lalu menatap satu sama lain dengan tatapan serius.

Rina pun membuka amplop itu dan menemukan surat. Dan tulisan di amplop itu sama persis dengan surat pertama. Rina pun membaca surat itu.

"Orang-orang mengenalku dengan si pedas. Aku sangat menyukai pedas. Dan entah mengapa para penjual itu menyebutku Habi."
---

Angin berhembus kencang, dan tiba-tiba saja hujan turun dengan derasnya di SMAN Kebangsaan pada sore hari ini.

"Aku kok jadi takut ya sama surat ini?" Ucap Iyut sambil memegangi surat yang baru saja mereka temukan tepat di bawah pot bunga tadi.

Wawan, Aji, dan Rina tampak berpikir keras. Saat ini mereka tengah duduk didalam kelas mereka. XI Mipa-1.

"Eh kira-kira maksud dari para penjual mengenalnya dengan sebutan Habi ini apa ya?" Tanya Wawan. Aji mengangkat bahunya tanda tak tahu.

"Si Habi ini terkenal dengan sebutan si pedas, apa mungkin kita tanya aja semua penjual di kantin? Apa mereka kenal dengan si Habi ini?" Saran Aji.

"Yakin? Banyak lho penjual dikantin kita." kata Rina meyakinkan. Aji dan Wawan mengangguk.

"Iyalah, kita sudah dapat 2 surat nih, jadi kita harus melanjutkan!" ujar Wawan, Rina pun memangut-mangut membenarkan apa yang dikatakan Wawan barusan.

"Tapi aku kok ragu ya? Aku takut kalo surat ini malah dari penjahat atau mungkin jebakan." kata Iyut dengan wajah serius. Aji dan Wawan pun tertawa.

"Tenang aja Yut, paling ini cuman orang iseng yang pengen kita pecahin teka-tekinya. Siapa tau kan ada hadiahnya? Positive thinking ajalah." ucap Aji sok menenangkan.

Iyut hanya mengangguk mendengarkan ucapan Aji, meskipun sebenarnya dia masih merasa ada yang aneh dengan surat yang mereka temukan ini.

Tok.. Tok.. Tok..

Baiklah. Mereka memang menutup pintu kelas pada saat masuk kedalam kelas tadi. Dan saat ini ada yang mengetuk pintu kelas.

Mereka pun saling memandang satu sama lainnya.

"Siapa yang ngetuk pintu kelas dan datang kesekolah hujan deras begini?" Ucap Rina dengan wajah yang bisa dikatakan cukup ketakutan.  Ya karena bisa dilihat hujan begitu deras, dan disekolah ini sangat sepi. Dan mungkin hanya ada mereka berempat.

Lalu siapa yang datang ditengah hujan deras begini? Ke kelas mereka pula!

"Aji, buka pintunya sana!" perintah Iyut.

"Eh kok aku?! Si Wawan dong! Kan badannya lebih besar dibanding aku!" ucap Aji membela diri tak mau membuka pintu.

Tok.. Tok.. Tok..

Ketokan pintu berbunyi lagi.

"Wan, buka sana!" perintah Iyut. Wawan menggeleng.

"Ayolah Wan! Kamu kan paling berani!" mohon Rina.

"Iya nih Wan! Buka sana!" ucap Aji lagi. Baiklah, Wawan tersudutkan kali ini.

Wawan pun menelan air liur nya lalu memberanikan diri untuk berdiri dan berjalan menuju pintu kelas.

Iyut, Aji, dan Rina memperhatikan Wawan dengan detak jantung yang sangat kencang.

"Ada siapa diluar?" Tanya Wawan mencoba mengeluarkan suara. Tak ada jawaban. Dan entah mengapa suasana semakin terasa mistis. Wawan pun menahan nafasnya lalu memegang gagang pintu dan siap membukanya.

Klek.

Pintu terbuka.

"Hantu!!" Teriak Wawan.

Semua nya panik. Dan berhambur untuk berlari.

PRAKKKKK!!

TO BE CONTINUE~~

Wakakak, akhirnya selesai lagi part bagian ini. Tau gak? Ini nulisnya sambil senyum-senyum gak jelas.

Sudahlah, yang penting, semoga kalian suka sama cerita ini. Tau gak apa yang terjadi? Terus bunyi 'Prakk' itu apaan? Wkwkwk

Ya udah, jangan bosen nungguin ceritanya ya. ILoveYou.

Rin-penulis gila yang lagi kangen doi

Fantastic Four : Misteri HabiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang