Sejeong POV
Putus cinta itu tidak sakit. Yang menyakitkan itu ketika putus tapi masih cinta. Dan sialnya itu benar. Sekarang aku mengerti bahkan memahami betul apa yang pernah dikatakan teman sekolahku dulu walau ia mengatakannya hanya sebatas gurauan saja. Di kamar tamu yang mewah ini aku merutuki kebodohanku yang mau-maunya mengikuti permintaan ayah Sehun untuk ikut dengannya ke London.
Aku tak berpikir panjang sebelumnya. Aku kenal betul siapa Sehun. Dia bukan orang yang dengan mudah membuka hatinya untuk orang yang dia anggap sebagai pengkhianat. Contohnya aku. Aku sudah tahu dia pasti memberikan gelar padaku dengan titel itu, ketika aku dengan sepihak memutuskannya dan berkata bahwa aku mencintai laki-laki lain di belakangnya. Dia membenciku. Aku tahu itu. Tapi aku tak mau tahu. Aku sudah terlalu rindu dengan cinta pertamaku. Saking rindunya, hingga aku merasa sulit bernapas.
Aku lelah sendirian. Dan bolehkah aku berharap... di sisa umurku yang mungkin tak panjang lagi ini, aku ingin melihat Sehun dan berkata padanya bahwa aku masih sangat mencintainya? Aku tak pernah sekalipun mengkhianatinya. Tidak pernah terlintas sekalipun! Kau harus tahu itu Sehun! Kalau saja aku tak pernah menderita penyakit yang kian lama makin menggerogotiku, aku tak akan pernah sudi melepasmu.
Tawaran dari Sang Hyun aku anggap sebagai kesempatan emas yang mungkin tak akan pernah aku dapatkan lagi kalau aku tak memanfaatkannya dengan baik. Aku seperti mendapatkan semangat baru saat Sang Hyun berkata kalau pria yang aku cintai setengah mati, juga sama merindukanku. Aku sendiri yang memilih menjadi bodoh dengan segera mempercayainya. Walau aku tahu, kemungkinan besar itu hanya akal-akalannya saja.
Aku tidak mau susah payah menebak apa yang melatar belakangi dirinya bertindak demikian. Yang aku tahu hanya rindu, dan rindu ini harus diobati. Pertama kalinya aku menginjakkan kaki di rumah mewah ini, aku bisa melihat dia, lelaki yang amat kurindukan dan juga dia.
Ya Tuhan....
Aku baru ingat kalau Sehun dulu pernah memberikanku surat undangan pernikahannya saat terakhir kali kita bertemu. Aku yakin sekali gadis cantik yang tangannya terus menerus berada dalam genggaman tangan Sehun itu adalah istrinya. Sialnya, mereka terlihat sangat harmonis.
Entahlah... aku tidak tahu harus senang atau sedih. Aku seperti tidak bisa meraba hatiku sendiri. Belum lagi sikap dingin yang Sehun hidangkan untukku, membuat ini semua semakin tidak mudah. Lagi-lagi tak sesuai dugaanku. Namun, aku hanya bisa tersenyum miris menelan kenyataan bahwa sekarang... aku sudah tidak ada lagi dihatinya.
Yoon Ji, nama seorang wanita yang sudah berhasil menggantikan posisiku di hati Oh Sehun. Aku pun menjadi saksi atas segala sikap romantis dan perhatian yang tak segan-segan mantan kekasihku tunjukkan untuknya. Tolong jangan salahkan aku kalau aku iri! Tidak ! Aku bahkan sangat iri pada Yoon Ji. Lagi-lagi sial!
Karena aku pun pernah mengalami bagaimana rasanya diperlakukan bak ratu oleh pria tampan bernama Sehun dulu, luka ini rasanya semakin melebar. Aku ingin merasakannya lagi. Aku ingin merasakan sentuhan tangannya lagi. Sepasrah apa pun aku terhadap penyakitku, semenerimanya aku terhadap segala kesepian ini, aku tetap ingin merasa bahagia walaupun sebentar. Mirisnya, bahagiaku itu ada pada mantan kekasihku. Pria bernama Oh Sehun yang sudah memiliki istri dan anak.
Aku tidak bisa tidur nyenyak di kamar megah ini. Rasanya tubuh ini sangat lelah, dan hatiku pun sama lelahnya. Rasa dahaga di kerongkongan yang aku rasakan menggiringku untuk segera turun menuju dapur. Namun....
Ya Tuhan apalagi ini?
Di depan mataku, aku malah melihat Sehun dan Yoon Ji saling bertukar ciuman mesra. Itu tidak aneh karena mereka suami istri. Apa pun alasannya, aku tetap saja merasakan sakit. Tidak bisa kujelaskan bagaimana aku merasakan perih. Mereka saling memeluk, saling mencium dengan penuh cinta. Tapi aku? Kalau toh aku ingin memeluk... aku hanya bisa memeluk masa lalu. Karena kisah kasihku bersamanya hanya ada di masa lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Regret ( Tamat )
FanfictionGenre: Romance, Angst. Warning: Novel ini mengandung tema dan muatan dewasa (21+). Juga mengandung cerita yang menyesakkan dada. Bagi pembaca yang belum cukup...