Wen Li Qiu, gadis berusia 18 tahun yang tinggal bersama nenek angkatnya sejak ia kecil dan membuat sebuah usaha toko bunga. Julukannya adalah matahari berjalan, bercahaya dan mencahayai namun hanya sepintas.
Bahagia dalam keadaan yang menurutnya cu...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
°
° °
Yuerong juga menatap Yuan Zhen dengan pandangan yang sangat memuja. Namun, bukannya balik menatap Yuerong, Yuan Zhen malah menatap Li Qiu yang entah sejak kapan terus saja menatap lantai. Dan Yuerong merubah tatapannya dari Yuan Zhen kepada Qiu dan Yuerong sadar bahwa Yuan Zhen menatap Li Qiu.
"Yang mulia!" Panggil Yue membuat kaisar tampan tersebut mengalihkan pandangannya dari Qiu.
"Pengawal!" Seru kaisar memanggil para pengawal yang sedari tadi ada di belakangnya. "Bawa keranjang-keranjang berisi bunga tersebut ke tempat penyimpanan bunga," perintah sang kaisar yang langsung saja di turuti oleh para pengawal. "Dan berikan 300 tael emas padanya."
Lalu, Kaisar langsung pergi tanpa menyapa Yue yang sedari tadi ingin mengeluarkan sebuah ucapan namun terus tertahan. Dan sekarang, kaisarnya telah pergi.
"Kau kenapa?" Tanya Qiu yang merasa aneh dengan Yue yang tiba-tiba muram.
"Emmm ... Qiu, apa kau merasa bahwa tadi kaisar menatapmu?" Tanyanya dengan selidik.
"Emmm ..." 'Apa yang harus ku jawab?' Batin Qiu berkata.
"Aku rasa tidak," jawabnya.
"Oh, syukurlah."
"Kenapa memang?" Tanya Qiu.
"Ohhh tidak," balas Yue sembari menggeleng. Dan Qiu hanya mengangguk meskipun ia merasa ganjal dengan jawaban Yue. 'Pasti ada sesuatu. Aku yakin itu.' Batin Qiu curiga.
"Baiklah, aku mau pulang dulu," ujar Qiu. Membuat Yue menatap Qiu seketika.
"Kau baru sampai di sini wahai teman," kata Yue tak percaya dengan Qiu.
"Memangnya kenapa? Tugasku kan sudah selesai," balasnya.
"Oh dewa. Kau tahu, seharusnya kau duduk dulu, minum teh atau bersantai terlebih dahulu."
"Emmm, aku tidak ingin membuat Zǔmǔ menunggu," ucap Qiu membuat Yue memutar bola mata malas.
"Setidaknya kau duduk dulu," kata Yue.
"Nanti sajalah, kapan-kapan," ujarnya.
"Hish ya sudah, tapi aku ingin melakukan sesuatu dulu denganmu." Senyuman jahil muncul di wajah Yue.
"Apa itu? Jangan yang aneh-aneh. Aku tidak bisa lama-lama," Ucap Qiu.
"Tidak," Bantahnya. "Aku hanya ingin bermain petak umpat denganmu," Ujar Yue. Membuat Qiu membelalakkan matanya dengan ucapan Yue yang sangat tidak penting itu.